Dari Kota Kecil “Tanjungpinang” Terilhami Ice Cream “Negeri Formosa”
Masa kecil Heriyanto, mungkin jarang yang namanya merasakan snack, permen dan es krim yang melekat dengan dunia anak-anak. Jangankan makan es krim, sudah bisa makan untuk energi sehari-hari saja sangat bersyukur. Namun yang perlu diingat, Tuhan adalah Maha Pembolakbalikan Nasib seseorang. Dulu, boleh saja Heriyanto tak seriang teman-temannya menikmati es krim kesukaan, tapi kini, ia bahkan mampu memboyong es krim khas dari pulau nan indah “Formosa”.
Dari kota yang menjorok ke laut dan ditumbuhi sejenis pohon pinang, maka disebut dengan Tanjungpinang, di sanalah Heriyanto dilahirkan pada 14 April 1990. Di kota kecil tersebut, kehidupan keluarganya terutama saat ia masih belia, bisa dikatakan kurang beruntung dalam hal ekonomi. Penghasilan yang didapat dari orang tua, semata-mata hanya diprioritaskan untuk makan sehari-hari. Terlebih memiliki 8 orang anak termasuk Heriyanto, membuatnya terpaksa harus mengesampingkan yang namanya pendidikan. Pendidikan Heriyanto pun hanya sampai di bangku sekolah dasar. Lagi-lagi keterpaksaan kondisi ekonomi yang kekurangan, memaksa di usia terlalu dini, harus segera bekerja membantu keluarga. Sampai-sampai bekerja di satu kota saja pun tak cukup membuatnya merasa meringankan beban keluarga. Ia harus merantau ke beberapa kota, sampai akhirnya menambatkan hatinya di Pulau Bali.
Mengapa Bali menjadi pilihannya? Karena Heriyanto yang berdarah Tionghoa ini, memiliki skill berbahasa Mandarin yang cukup dikuasai untuk menjadi tour guide. Hingga selama 6 tahun ia fokus dalam kariernya tersebut, sejak tahun 2015 memberikan tatanan ekonomi yang cukup menjanjikan. Singkat cerita, rehat sejenak dengan aktivitasnya tersebut, ia memilih berlibur dengan rekan-rekannya ke Taiwan.
Liburan yang dilakukan Heri, pure ingin melepaskan kelelahannya, namun ternyata selama di Taiwan, ia melihat peluang bisnis es krim yang sama sekali belum ada di Bali, bahkan di Indonesia. Ia dan rekan-rekan kemudian melakukan observasi sebagai tindakan selanjutnya dan dari hasil yang didapat, didukung dengan bahan-bahan alami yang digunakan, semakin membuatnya tertarik untuk membuka usaha tersebut di Bali. Ancang-ancang untuk mencari lokasi usaha mulai dipersiapkan. Setelah diirasa lokasi yang cukup strategis di daerah urban dan dekat dengan wisatawan, dealing dengan pemilik lokasi di Jl. Sunset Road No.88D, Seminyak, Kuta pun menemui kesepakatan.
Heriyanto segera mengimpor segala kebutuhan mekanisme penjualan, mulai dari bahan buah segar murni, hingga equipment. Dalam keseluruhan prosesnya pembuatannya, es krim bermerek “Ice Rainbow” ini, menggunakan kualitas air sterilisasi ultraviolet dan lebih dari dua filter produksi air, untuk memberi kualitas snow ice terbaik, berwarnawarni dan padat. Istimewanya, Ice Rainbow yang menawarkan dessert es krim dan smoothie atau minuman berbahan dasar sari buah dan produk susu ini, telah mendapat pujian sebagai salah satu dari 50 makanan penutup terbaik di dunia oleh CNN.
Target selanjutnya, Heriyanto mengonfirmasi dalam rentang 6 bulan setelah dibuka perdana, Ice Rainbow akan membuka cabang kedua. Planning-nya akan tampil lebih beda, dengan tak kalah tren mengolaborasikan ke fasilitas hiburan yang menjadi salah satu ‘surganya’ berlibur di Bali yakni Beach Club dan Restoran. Harapannya, semoga memberikan vibrasi baru dalam destinasi wisata selanjutnya dalam menikmati es krim di negara tropis dan tentunya didukung euforia dari warga lokal maupun wisatawan mancanegara.