Dari Kolaborasi ke Kemandirian UD Tri Jaya sebagai Distributor Daging Ayam di Industri Kuliner Bali

Di tengah derunya industri kuliner di Kota Denpasar hingga Bedugul, Tabanan, satu nama telah menyatu dengan lanskap bisnis lokal, UD Tri Jaya yang digawangi oleh I Made Mudana. Bisnis ini awalnya hanya menawarkan pemeliharaan dan perawatan bagi pemilik ternak ayam, lalu Mudana membangun pondasi bisnisnya dengan menyediakan kandang yang optimal dan memadai untuk beternak ayam. Namun tantangan nyata muncul dalam bentuk dua peristiwa penting yang mengguncang, yakni krisis moneter dan mewabahnya flu burung. Keduanya menyajikan ujian baru bagi Mudana, sekaligus langkah berani untuk tumbuh mandiri dalam berbisnis.

Lulus dari kuliah di Yogyakarta, Mudana justru tertarik untuk beternak ayam, disebabkan ia menyaksikan pamannya di sana yang sukses beternak ayam. Paman kemudian memberikannya bekal berupa 10 ekor ayam aduan. Sesampai di Bali, ia segera membangun kandang khusus untuk kelompok ayam yang diberikan pamannya. Semangat Mudana terhadap dunia peternakan semakin membara, ia kemudian memiliki ide kolaboratif yang menguntungkan dengan mencari pemilik ternak ayam yang bersedia bekerja sama dengannya dalam usaha tersebut.

I Made Mudana memulai beternak ayam secara otodidak, dengan penghasilan perdananya sebesar Rp1,2 juta dalam waktu 40-50 hari. Namun, krisis moneter yang melanda berdampak langsung pada bisnisnya. Harga pakan ayam yang merupakan tiga perempat dari komposisi pakan keseluruhan, harus dibeli dari luar negeri, termasuk bahan seperti jagung, tepung ikan dan kedelai. Harga per sak pakan yang semula hanya Rp37 ribu, melonjak menjadi lebih dari Rp100 ribu. Kondisi ini mendorong para pemilik ayam ternak untuk menyerahkan sepenuhnya pembelian pakan kepada Mudana.

Dalam upaya mengatasi tantangan yang dihadapi, Mudana dan istrinya memutuskan menggunakan tabungan mereka untuk membeli pakan ayam dan dedak dalam jumlah yang diperlukan. Pada saat itu, ayam kampung yang mereka ternak sudah mencapai usia 30 hari dan diperkirakan akan siap dijual dalam waktu 40 hari. Namun, permasalahan baru muncul ketika sebagian ayam yang diberikan secara cumacuma oleh kolaboratornya ternyata mati. Hal ini membuat Mudana harus membeli lagi ayam-ayam baru sebagai pengganti. Dalam perkembangan selanjutnya, ia menjual ayam kampung hasil ternaknya kepada sebuah restoran yang kebetulan mantan mitra bisnis dari kolaboratornya. Tidak berhenti di situ, Mudana mengambil langkah lebih maju untuk membeli bibit ayam baru, ia membuat keputusan untuk membeli ayam lagi dari kolaboratornya. Namun saat akan menjual kembali, masalah pembayaran yang terhambat muncul, kolaboratornya terpaksa menjual mobil dan motornya untuk membayar ayam-ayam tersebut.

Sejak saat itu, Mudana mengambil langkah mandiri yang sangat mengesankan. Dalam kejutan lain yang mengejutkan, ia mengambil langkah lebih maju dengan membuka usaha sendiri yang diberi nama UD Tri Jaya. Keputusan ini membawa dampak luar biasa, karena ia mulai meraih pendapatan yang jauh lebih besar daripada saat masih tergantung pada kolaboratornya. Motivasi dan semangatnya semakin tumbuh, mendorongnya untuk mengembangkan usaha dengan lebih intens. Mudana aktif dalam mencari supplier yang dapat memenuhi kebutuhan usahanya. Ia melakukan perjalanan ke berbagai daerah, termasuk Kabupaten Gianyar untuk menjalin kerja sama dengan para supplier. Bahkan ia juga berpartisipasi dalam menjual ayam di Pasar Beringkit, menunjukkan komitmennya dalam menjalankan bisnis ini dengan sepenuh hati.

Kini nama UD Tri Jaya telah meraih penghargaan yang luas. Jejaknya terlukis dalam berbagai tempat kuliner di Denpasar hingga seluruh wilayah Bedugul, Tabanan. Menjadi mitra bagi restoran-restoran ternama seperti Ulam Sari, Tempong Indra, Ikan Bakar Cianjur, bahkan bergabung dengan bisnis inovatif seperti Atlas Beach Club. Kisah I Made Mudana dan UD Tri Jaya ini menunjukkan bahwa melalui tekad, kerja keras dan semangat pantang menyerah telah mengubah tantangan menjadi peluang dan berhasil meraih kesuksesan yang tak terduga di industri kuliner. Perjalanan tersebut memberi inspirasi bagi banyak orang untuk menggapai impian dan menjadikannya bukti nyata bahwa ketekunan dan dedikasi adalah kunci meraih tujuan yang diinginkan.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!