Dari Hobi Baking, Kembangkan Usaha Toko Bahan Kue – CV. Fenny
Industri kuliner menjadi salah satu yang tidak pernah ada surutnya. Terbukti di masa pandemi sekarang banyak usaha yang justru redup. Toko penjualan bahan produksi makanan justru masih ramai diserbu pembeli baik kalangan pengusaha kuliner maupun rumah tangga. Salah satunya ritail bahan kue dan aneka makanan lainnya bernama CV. Fenny yang baru saja memperluas area toko mereka di Jalan Kartini, Denpasar.
Fenny dikenal sebagai pusat retail dan grosir bahan-bahan pembuatan kue, minuman, serta makanan lainnya. Tidak hanya lengkap, toko ini juga menawarkan harga produk yang murah, sehingga banyak pengusaha kuliner yang membeli bahan produksi di tempat ini. Ada juga kalangan pembeli yang datang dari kaum ibu rumah tangga. Mereka memilih CV. Fenny lantaran tempat ini luas dan nyaman. Serta penataan produk sesuai kategori sehingga memudahkan konsumen mencari produk yang diperlukan.
Toko bahan kue fenny juga menyediakan peralatan pembuatan kue. Sebut saja oven, loyang, cetakan, kuas baking, hingga kemasan produk makanan. Bagi penghobi kegiatan masak dan membuat kue (baking), pihak toko juga sering menggelar kursus baking dengan aneka tema masakan. Kegiatan ini sering dimanfaatkan kalangan pengusaha maupun ibu rumah tangga untuk menambah khasanah wawasan ilmu memasak mereka.
Ternyata Toko Fenny yang biasa kita lihat sekarang, dulunya berupa toko kecil yang masih jarang diketahui orang. Toko ini semula berada di Jalan Nakula, lantaran lambat laun dikenal masyarakat sehingga lokasinya pindah ke Jalan Kartini sampai saat ini. Toko Fenny ini baru berubah status yang mulanya UD. Fenny menjadi CV. Fenny pada awal tahun 2019. Dulunya toko ini hanya dijaga satu orang pejaga toko, sekarang telah menyerap puluhan tenaga kerja.
Hobi Jadi Peluang
Kisah keberhasilan usaha toko bahan kue CV. Fenny tidak terlepas dari perjuangan pemiliknya, yaitu Ong Soek Pen perempuan yang akrab disapa Fenny itu merintis usaha tersebut betul-betul dari nol. Berkat intuisi bisnis yang tajam dibarengi dengan perencaan dan perhitungan yang matang, ia mampu mengembangkan usahanya menjadi salah satu penjual bahan kue terlengkap dan terpercaya di Bali.
Kisah perjuangan karir dan usaha perempuan asal Tabanan ini bermula saat tamat kuliah. Ia merantau ke Kota Surabaya untuk bekerja, tepatnya di tahun 1984. Di sanalah ia bertemu dengan suami yang akhirnya mengajak ia menikah setahun kemudian. Beberapa tahun kemudian, Fenny mengundurkan diri dari pekerjaannya agar bisa fokus merawat kedua putrinya.
Tak lama kemudian Sang Suami juga mundur dari pekerjaan karena adanya ketidakcocokan dengan atasan. Momentum itu menjadi salah satu cobaan terberat bagi Fenny dan suaminya karena praktis mereka tidak memiliki sumber pemasukan lagi. Untung saja, Fenny merupakan individu yang kreatif dan solutif di tengah tantangan yang dihadapi. Berbekal hobi masak memasak ia membuka usaha rumahan dan memasarkannya kepada kalangan mahasiswa. Kebetulan rumahnya di Surabaya berdekatan dengan salah satu kampus di kota itu.
Namun harus ia akui, penghasilan yang didapat tidak terlalu cukup untuk memulihkan kondisi ekonomi mereka. Ditambah adanya rasa malu terhadap pergaulan di sekitar, membuat suaminya memutuskan untuk merantau ke Jakarta mencari sumber penghasilan. Sementara Fenny dan anak-anaknya merantau ke Bali atas ajakan salah satu kakaknya.
Di Pulau Dewata ia memang tidak memiliki tempat tinggal sendiri. Alhasil ia menumpang tinggal di rumah kakaknya selama tiga bulan. Setelah itu ia ditawarkan menempati rumah kontrakan kakaknya yang masih tersisa masa sewa hingga satu tahun. Di rumah kontrakan sederhana itu ia tinggal bersama kedua putri dan adik bungsunya.
Demi menyambung hidup, adik Fenny mencari pundi-pundi rezeki dengan berjualan telur. Sering kali di antara telur yang ada, pecah sebelum berhasil dijual. Fenny pun memanfaatkan telur-telur yang sebenarnya masih bisa digunakan itu untuk membuat aneka kue. Iseng ia memasarkannya ke pedagang yang ada di sekitar, ternyata banyak peminatnya. Mulai saat itu ia serius menekuni usaha pembuatan dan penjualan kue.
Membuka Toko Bahan Kue
Sejak awal ia pindah ke Bali, ia mengamati perkembangan bisnis kue yang ternyata belum semaju di Surabaya. Banyak produk yang sudah marak dijual di Surabaya, ternyata belum eksis di Bali. Keadaan itu pun menjadi peluang usaha bagi Fenny yang ingin memperbanyak khasanah kue-kue jualannya.
Sayangnya, semangat mengembangkan usaha itu tidak dibarengi ketersediaan bahan dan peralatan yang ada. Pada masa itu belum ada distributor spesialis bahan kue. Meski pun ada yang menjual beberapa bahan yang awam dipakai penjual kue tradisional, namun kurang lengkap. Disitulah Fenny kembali menangkap peluang yang ada. Ia berniat membuka toko penjualan bahan kue sembari tetap mengembangkan bisnis penjualan kue yang telah banyak peminatnya.
Fenny membuka toko pertamanya di Jalan Nakula, Denpasar. Namun pada masa awal usaha belum banyak yang mengetahui keberadaan usahanya. Saat itu dukungan keluarga menjadi kekuatan penyangga semangatnya. Tujuh saudaranya yang lain kerap berbelanja ke tokonya, demi menjaga optimisme Fenny dalam berbisnis.
Nyatanya semangat dan dukungan itu benar-benar memotivasi Fenny untuk terus berjuang mengembangkan usaha. Ditambah kehadiran suami yang ikut menetap ke Bali, serta membantu usahanya tersebut. Proses perjuangan yang tidak instan itu berbuah manis dengan semakin banyak yang mengetahui keberadaan toko bahan kue tersebut.
Kini di saat buah perjuangan itu mampu dinikmati bersama-sama ia dan keluarganya, Fenny tidak lupa untuk selalu berbagi terhadap sesamanya. Ia memahami bahwa segala sesuatu yang diberikan kepadanya adalah suatu titipan. Ia sendiri merupakan perpanjangan Tuhan di dunia untuk membantu sesama lewat rezeki yang dititipkan itu.
Meski beberapa kali diterpa badai dalam hidup, misalnya ketika ibu dan ayah meninggal saat usia remaja. Serta kembalinya putri kedua ke hadapan Yang Maha Kuasa. Fenny tetap mencoba bangkit serta mensyukuri segala sesuatu yang telah digariskan kepadanya. Ia berprinsip, hidup harus tetap berjalan walaupun kenyataan berat harus dipikul. Namun ia tahu suatu saat akan memahami kenapa Tuhan memilihkan jalan hidupnya seperti sekarang.
Kepada generasi muda saat ini yang sedang merintis usaha, Fenny berpesan agar selalu mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Dalam tantangan apapun, kekuatan doa akan amat berperan menjaga semangat mentalitas kita. Begitu pula doa orang tua yang sangat berperan dalam hidup sehingga menghormati orang tua menjadi salah satu perbuatan yang harus diutamakan.