Dari Bisnis Otomotif, Ekspansi ke Coffee Shop
Berkat kemampuan mengelola hobi menjadi sebuah peluang usaha yang menjanjikan, Gede Oka Permana kini berhasil mengembangkan beberapa lini usaha. Meskipun memiliki orangtua yang juga kalangan pengusaha namun ia bertekad membangun usaha secara mandiri lantaran prinsip “lebih baik diberi kail daripada diberi ikan”, yang artinya ia lebih memilih mengerjakan peluang yang ditawarkan sang ayah ketimbang hanya menikmati hasil jerih payah orangtua. Bersama istri tercinta, Luh De Suarini, Gede Oka Permana melalui pasang surut usaha sejak tahun 1995 hingga sekarang.
Dunia otomotif selama ini identik dengan kaum laki-laki telah menjadi sebuah bidang hobi bagi sebagian kalangan. Salah satunya yang sangat getol menekuni otomotif khususnya kendaraan mobil adalah Gede Oka Permana. Ia mengaku menyukai serba-serbi kendaraan bermotor sejak usia kanak-kanak tepatnya saat mulai diperkenalkan oleh sang ayah. Rasa kecintaannya pada otomotif itu kian besar seiring bertumbuh dewasa dan beruntung ayahnya mendukung serta memfasilitasi hobinya tersebut.
Hobi yang ia lakoni tidak sebatas mengendarai mobil dari satu tempat ke tempat lainnya. Ia juga menuangkan kreativitasnya pada seni memodifikasi mobil. Beberapa komponen mobil diganti dan dipoles sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah kendaraan yang memiliki daya tarik lebih. Ternyata kendaraan yang ia modifikasi itu menarik minat temannya yang juga sesama penghobi otomotif. Mobil miliknya tersebut ditawar untuk dibeli dengan harga yang menarik. Gede Oka awalnya hanya berniat ingin membeli unit mobil lainnya pun bersedia menjual mobil tersebut.
Dari sana ia pun menyadari bahwa kegiatan jual beli mobil dapat menjadi bisnis yang menguntungkan. Pada saat itu tahun 1995 permintaan terhadap mobil masih cukup tinggi. Tanpa menunggu lama ia pun segera merespons peluang yang ada dengan berburu mobil bekas yang masih layak pakai untuk dijual kembali. Lantaran bekerja sesuai passion, ia pun dengan mudah mengembangkan usaha hingga pada tahun 2004 sudah berhasil memiliki showroom mobil sendiri.
“Selain showroom tempat etalase mobil-mobil yang akan dijual, saya juga menyediakan salon mobil yang melayani segala kebutuhan reparasi, modifikasi maupun perawatan mobil kesayangan para konsumen setia kami”, ujar Gede Oka.
Kompak Berbisnis Bareng Istri
Sedikit flashback di tahun 1998, pada saat itu krisis moneter tengah melanda Indonesia. Imbasnya adalah nilai tukar dollar yang meroket membuat mata uang rupiah kian menghimpit. Kondisi itu justru dianggap sebuah suatu kesempatan emas bagi Gede Oka. Pada waktu itu ia telah merintis usaha penjualan mebel yang dibeli dari produsen langsung di Jepara, Jawa Tengah. Produk mebel yang ia datangkan dari luar itu ia percantik kembali lalu diekspor ke luar negeri. Dengan momentum nilai tukar dollar yang berjaya membuat omzet penjualan mebelnya ikut melambung berkat keberhasilannya menggaet pasar asing.
Seperti kata pepatah, di balik pria yang sukses terdapat sosok perempuan yang senantiasa memberi dukungan dan doa. Demikian pula dengan Gede Oka yang sudah menemukan sosok perempuan idealnya. Perempuan bernama Luh De Suarini telah berjuang bersama-sama membangun usaha dengannya sejak mereka masih berpacaran. Pasangan ini memang memiliki visi misi yang sama terutama dalam hal kemandirian. Luh De yang merupakan putri dari pengusaha kawakan pemilik restoran fenomenal “Bebek Tepi Sawah” ini, juga mempunyai prinsip lebih bangga dikenal lewat karya yang dibuat sendiri daripada mendompleng nama besar orangtua.
Setelah resmi mempersunting wanita pujaan hati, Gede Oka semakin giat berusaha demi dapat membahagiakan keluarga kecilnya kelak. Setelah berhasil membangun usaha jual beli mobil dan penjualan mebel, ia juga merintis usaha produksi rumah kayu knock down. Sebagai pengusaha yang telah bertahun-tahun mengembangkan bisnis, ia pun sudah terbiasa mengalami pasang surut. Salah satunya pada saat tahun 2016 hingga 2017 di mana ia merasakan dampak dari kelesuan industri properti. Namun di masa-masa sulit itu terus berusaha, apalagi motivasi terbesarnya adalah dapat melihat senyum kebahagiaan pada tiga buah hatinya sehingga ia tak mau menyerah begitu saja.
Pada saat itu muncul sebuah ide untuk membuka usaha kuliner. Selain atas pertimbangan bahwa bisnis di bidang makanan dan minuman tidak pernah surut, ia juga dianugerahi seorang istri yang berbakat menciptakan hidangan lezat. Dari sana kemudian muncul ide membuka sebuah warung makan dengan menu masakan cita rasa nusantara dan Bali. Warung makan tersebut berlokasi tepat di sebelah showroom mobil milik Gede Oka yaitu di Jl. WR. Supratman, Kesiman Kertalangu, Denpasar. Dengan mengusung nama Warung Sambal Luhde, Gede Oka dan sang istri membuka pesanan catering untuk berbagai macam acara.
Ternyata warung makan tersebut mendapat antusiasme dari para pelanggannya. Rasa masakan yang enak ditambah dengan harga yang terjangkau menjadi alasan banyaknya peminat makanan buatan Luh De Suarini. Perempuan yang juga berbakat di bidang seni tari ini mengatakan mengembangkan sendiri resep dari masakan buatannya. Meski ibunya merupakan pencipta resep Bebek Tepi Sawah, namun ia tidak mau menduplikasi masakan buatan ibunya. Ia hanya meminta saran dan kritik atas hasil masakannya dari sang ibu agar dapat meningkatkan kemampuan diri.
Kemudian pada akhir 2019, Gede Oka dan Luh De melirik peluang yang tengah naik daun yaitu usaha coffee shop. Menurut mereka prospek ke depan dari usaha ini sangat menjanjikan seiring perubahan gaya hidup masyarakat yang menjadikan coffee shop sebagai sarana bersosialisasi. Mereka akhirnya kompak mendirikan LOII Coffee Shop di lokasi Warung Sambal Luh De sebelumnya. Coffee shop ini tidak hanya menyediakan menu aneka kopi, melainkan juga menu makanan western maupun nusantara.
Gede Oka berharap semua lini usaha ini tidak hanya dapat memberikan manfaat untuk dia dan keluarga, melainkan juga dapat menggerakkan ekonomi lokal. Saat ini ia berhasil membuka lapangan pekerjaan bagi banyak orang. Ia pun akan terus berusaha agar dapat memajukan usahanya agar kelak dapat menebar manfaat ke lebih banyak individu lainnya. Ia juga berpesan kepada insan muda yang tengah membangun usaha untuk terus berjuang menyelesaikan apa yang sudah dimulai. Apapun peluang yang ada di depan mata, asalkan tidak melanggar norma, kerjakan dan tekuni secara serius.