Ciptakan Harmoni dalam Kehidupan, Bangkitkan Semangat untuk Terus Berkarya Melalui Lukisan

Mengarungi perjalanan hidup menjadi seorang seniman, berbagai ragam kisah unik mengiringi langkahnya menjadi pelukis ternama. Moelyoto mewarisi darah seniman dari keluarga memutuskan untuk menapaki jalan sebagai seorang pelukis telah melewati proses panjang dedikasinya terhadap dunia seni rupa di Indonesia. Kiprahnya dalam dunia seni rupa dimulai saat ia bekerja di sebuah perusahaan garmen menekuni teknik hand painting hingga ia dikenal sebagai pelukis aliran realist, kontemporer, dan surealis di Bali. Sepak terjang sebagai pelukis yang sarat akan makna dan filosofi, dengan tetap berpegang pada prinsip konsistensi yang begitu kuat, Moelyoto tetap optimis menjalani profesinya selama 40 tahun hingga kini.

Moelyoto & Istri

Moelyoto lahir dan dibesarkan dalam keluarga seniman. 2 Pamannya memiliki hobi melukis, tidak hanya lukisan, keluarga besar Moelyoto mulai dari kakek dan nenek semua terlibat dalam dunia seni, seperti seni suara dan seni panggung. Ketertarikan Moelyoto pada seni rupa dimulai dari hobi menggambar di sebidang ubin dengan kapur. Inspirasi terhadap seni rupa juga datang dari ayahnya yang adalah seorang penjahit dan juga gemar melantunkan tembang. Sejak saat itu, Moelyoto mulai mengasah kemampuannya secara otodidak. Terlahir dalam keluarga yang memiliki pemikiran tradisional dan bersahaja, Moelyoto terbiasa dengan percakapan penuh makna, kaya akan hakikat kehidupan dan filosofi. Hal tersebut secara tidak langsung mempengaruhi kejiwaannya di masa kecil. Wejangan orang tua yang hingga kini masih melekat dalam benak ialah tentang bagaimana merencanakan masa depan. Merencanakan sesuatu itu mudah, tetapi konsistensi adalah hal yang sulit, merupakan salah satu wejangan ibu Moelyoto yang masih diingat. Baginya, orang konsisten adalah orang yang bisa sukses dan maju. Moelyoto menambahkan, sukses yang sering kali dikaitkan dengan kekayaan, baginya, sukses adalah kehidupan harmonis dan seimbang.

Menghabiskan masa kecil di Kota Solo, Moelyoto merasakan suasana keindahan, kebahagian dan rasa syukur atas kehidupan di masa kecilnya. Moelyoto banyak menghabiskan waktu dengan aktivitas kreatif seperti membuat mainan sendiri yang mana hal tersebut menjadi keseruan tersendiri. Di masa sekolah, Moelyoto merupakan anak yang memiliki semangat juang yang tinggi. Ia mulai mengenal pergaulan yang nantinya memberikan peranan penting sepanjang hidup Moelyoto. Tentang cita-cita di masa depan, Moelyoto memiliki pemikiran unik tentang bagaimana memandang arti dari sebuah cita-cita. Sejak kecil ia mengakui bahwa tidak memiliki cita-cita, tetapi ia memiliki visi ke depan dan akan melangkah ke mana.

Pemikiran tersebut tercetus saat pengalaman menginjakan kaki di Amerika pada tahun 1992, Moelyoto menyimpulkan bahwa orang sukses di Amerika adalah orang yang memiliki visi ke depan. Baginya cita-cita merupakan garis finish, jika seseorang memiliki visi, mereka tidak akan berhenti sampai mencapai tujuan. Moelyoto memutuskan untuk menjadi seorang pelukis. Melalui lukisan, Moelyoto dapat menjual karya-karyanya dan mendapatkan pekerjaan dari orang-orang besar yang menggunakan jasanya.

Sejak duduk di bangku SMP, Moelyoto mulai belajar dan menentukan tujuan hidup dengan menjadi seorang pelukis. Moelyoto terus mengasah kemampuan melukis secara otodidak hingga kini. Dirinya sempat mengikuti berbagai kompetisi meskipun tidak selalu meraih juara. Namun, ia mengakui kegiatan tersebut justru mengasah mental dan menambah pengalamannya sebagai seorang pelukis. Meskipun profesi sebagai pelukis kerap di pandang sebelah mata karena dinilai tidak mampu menghidupi diri sendiri, berkat dukungan orang tua yang memiliki sisi spiritual yang kuat, selalu memberi dorongan pada Moelyoto untuk yakin akan kemurahan Tuhan agar selalu dituntun dalam menjalani profesi sebagai pelukis. Berbagai momen indah bersama keluarga dan masa-masa remaja tak terlupakan, membentuk pola pikir Moelyoto pada saat itu. Berbagai karya yang dihasilkan pada saat itu memotivasi Moelyoto untuk tetap melangkah dan optimis menekuni dunia seni rupa. Pendapatan yang dihasilkan melalui penjualan lukisan digunakan untuk membantu adik-adiknya bersesekolah.

Moelyoto sempat bekerja di Jakarta selama 3 hari kemudian ia akhirnya memutuskan untuk pindah ke Bali dan bekerja di perusahaan garmen di Sanur. Selama bekerja di perusahaan garmen tersebut, Moelyoto mencoba berbagai hal baru yaitu hand painting. Selama setahun setelah Moelyoto mendapatkan keahlian dalam teknik hand painting tersebut, kemudian ia memutuskan untuk keluar dari perusahaan garmen tersebut dan mulai menawarkan jasa melukis tidak hanya di kain, tetapi pada material lain seperti tas dan sepatu. Antusiasme masyarakat sangat luar biasa. Karier Moelyoto mulai mengalami peningkatan pesat. Akhirnya Moelyoto memutuskan untuk fokus pada pekerjaannya tersebut hingga ia meraih pendapatan yang dapat digunakan untuk mengontrak tempat dan mulai mempekerjakan karyawan di Batan Nyuh, Imam Bonjol. Baginya, hal tersebut menjadi bagian dari proses perjalanan panjang yang tidak mudah.

Saat pameran di CSIS Jakarta bersama Budhi Setiadharma (Dirut Astra International) dan kolektor-kolektor international

Berbagai pengalaman menjadi pelukis telah Moelyoto jalani. Salah satu pengalaman yang tak terlupakan saat ia mendapat undangan untuk pergi ke Nepal mengikuti kompetisi. Pemandangan indah pegunungan Himalaya masih teringat dalam benak Moelyoto. Melihat perkembangan seni rupa yang kini mengalami digitalisasi dengan maraknya lukisan Artificial Intelligent Moelyoto mengapresiasi dengan adanya kecanggihan teknologi tersebut, Namun ia beranggapan bahwa lukisan yang ditulis dengan tangan justru memiliki rohnya tersendiri yang mana tidak dapat digantikan oleh teknologi manapun. Moelyoto turut aktif dalam kegiatan organisasi dan komunitas pelukis di mana tergabungnya ia dalam organisasi dan komunitas mempermudah langkahnya untuk menjalin relasi dan menggaet calon pembeli.

Melihat perkembangan zaman saat ini, adanya perbedaan pemikiran dengan generasi dulu dan sekarang tidak menutup kemungkinan bagi Moelyoto untuk berkolaborasi. Darah seninya mulai diturunkan kepada anakanaknya yang saat ini tengah berkecimpung di dunia desain grafis dan seni panggung. Moelyoto berpendapat bahwa orientasi anak muda saat ini lebih taktis daripada teoritis dan rasional. Keberanian anak muda untuk berani mencoba dan terjun langsung didukung dengan kemajuan teknologi diakuinya mampu mempermudah untuk meraih apapun yang mereka impikan. Berbicara soal seni yang dikaitkan dunia bisnis bagi Moelyoto keduanya memiliki ranah berbeda tergantung dari sudut pandang pelukis itu sendiri. Seniman yang memiliki pemikiran idealis tentu tidak mudah begitu saja melepaskan karya mereka. Tetapi bagi seniman yang memiliki naluri bisnis tinggi, tentunya mereka sudah menetapkan harga bagi karya mereka untuk dikomersilkan. Moelyoto beranggapan, bahwa dirinya merupakan seniman yang fleksibel, baginya mental dasar setiap seniman itu berbeda. Mengisi hidup dengan hal-hal yang indah dan menyenangkan merupakan bagian dalam hidup Moelyoto. Menjadi idealis dalam berkarya pasti ada, tetapi hendaknya memiliki batasan toleransi.

Proses menghasilkan sebuah karya merupakan proses panjang yang melibatkan sisi emosional yang kuat, tentang bagaimana menghasilkan sebuah lukisan yang memiliki jiwa. Selain proses pengerjaan yang cukup panjang, melukis membutuhkan suasana hati yang tenang untuk mendapatkan inspirasi. Suka cita menjadi seorang seniman tentu telah dirasakan Moelyoto selama 40 tahun berkecimpung dalam dunia seni rupa. Kini, karyakarya Moelyoto dikenal tidak hanya oleh para perancang busana tetapi para pejabat pemerintahan yang membeli bahkan menggunakan jasanya. Kunci utama kesuksesan Moelyoto terletak pada dedikasi serta konsisten dalam menghasilkan karya terbaik. Hal tersebut terlihat dalam setiap goresan karya lukisan Moelyoto yang memancarkan taksu sehingga menjadi sebuah karya tak ternilai harganya di mata masyarakat.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!