Cinta pada Buah Hati Jadi Motivasi Karier Pediatri
Menangani pasien anak hingga melihat kesembuhan mereka dari gangguan penyakit yang diderita, tentunya dambaan bagi setiap pediatri atau dokter spesialis anak. Namun bagi dr. Romy Windiyanto,Sp.A, pediatri bukan hanya sekedar profesi. Menurutnya, hal itu juga menjadi suatu kesempatan untuk bisa memastikan kesehatan para buah hatinya sendiri agar selalu dalam kondisi prima. Bahkan ketika dihadapkan pilihan untuk menjadi spesialis bedah tulang, ia tetap memilih mengembangkan potensi diri sebagai dokter spesialis anak.
Profesi sebagai dokter yang menangani kesehatan anak-anak tidaklah sesederhana memeriksa serta memberikan resep obat kepada pasien yang sakit. Memang secara garis besar fokus pediatri adalah tumbuh kembang fisik pasien anak. Seiring tahap perkembangan, kebutuhan penunjang kesehatan sang anak pun dapat berubah. Misalnya kebutuhan penunjang kesehatan antara bayi baru lahir dengan balita tentunya berbeda. Pada bayi yang baru lahir, perawatan kesehatan melibatkan pemeriksaan dan penanganan cacat bawaan. Sedangkan pada balita, dilakukan identifikasi gangguan perkembangan yang berpotensi penyakit. Uniknya, profesi dokter spesialis juga meliputi kegiatan edukasi. Seperti memberikan panduan, sosialisasi program kesehatan dari pemerintah dan terkadang memperbaiki kesalahan orangtua atau wali dalam merawat anak mereka.
Memilih karier sebagai seorang dokter yang berfokus pada kesehatan anak menjadi suatu keputusan yang mantap bagi seorang dr. Romy Windiyanto,Sp.A. Pria yang akrab disapa sebagai Dokter Romy ini mengaku mengambil keputusan tersebut dilatarbelakangi oleh cinta kasih kepada anak-anaknya sendiri. Ia ingin dapat merawat kesehatan para buah hatinya dengan latar belakang keilmuan medis yang tepat. Serta memastikan sang anak dapat bertumbuh kembang dengan baik.
“Dulu anak saya yang kedua terlahir dengan gangguan kesehatan berupa penyakit kuning. Pada saat itu saya tersadar jika dasar keilmuan yang saya miliki sebagai dokter umum saja tidak cukup untuk merawat kesehatan para buah hati saya. Di situlah saya yakin untuk melanjutkan karier dokter spesialis yang berfokus pada kesehatan anak, dengan harapan agar bisa merawat mereka dengan baik hingga menginjak usia dewasa. Profesi sebagai dokter yang menangani kesehatan anak-anak tidaklah sesederhana memeriksa serta memberikan nanti”, ujar Dokter Romy menjelaskan.
Ia menambahkan bahwa tumbuh kembang anak sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan tempat sang anak dibesarkan. Menurutnya, fenomena yang kerap terjadi di masa kini adalah keadaan anak yang mengalami keterlambatan dalam menguasai kemampuan berbicara. Hal itu menurutnya terjadi karena pola asuh yang diberikan tidak mendukung seorang anak untuk belajar berkomunikasi. Contohnya pada seorang anak yang dititipkan ke sanak saudara atau jasa penitipan lantaran kesibukan orangtua dalam bekerja. Dalam keadaan tersebut tidak jarang para pengasuh kurang dalam menstimulasi sang anak untuk berkomunikasi karena menganggap kebutuhan anak hanya terbatas pada makan dan istirahat saja.
Selain fenomena tersebut, Dokter Romy juga kerap menemui masalah kesehatan pada anak lainnya yang berkaitan dengan kesalahan orangtua dan wali dalam menerapkan pola asuh mereka. Ia pun akan memberikan penyuluhan mengenai metode perawatan yang tepat guna meminimalisir risiko gangguan kesehatan yang lebih parah di kemudian hari.
Dokter Romy memahami bahwa merawat kesehatan anak memerlukan penanganan khusus dan berbeda dengan orang dewasa. Tidak jarang pasien anak yang dirawatnya merasa takut atau tidak nyaman hingga menangis pada saat akan diperiksa. Karena itu ia pun memberikan pendekatan kepada pasien dengan cara yang menyenangkan agar anak-anak tersebut mendapatkan pelayanan kesehatan dengan nyaman.
Selain berfokus pada pemberian layanan kesehatan secara maksimal, Dokter Romy juga berupaya mengajak masyarakat untuk tidak ragu mendatangi fasilitas kesehatan yaitu dengan cara memberikan tarif pelayanan yang terjangkau. Dokter yang kini berpraktik di VIDYAN MEDIKA ini pun memastikan tetap memberikan layanan prima kepada pasien meskipun menawarkan tarif pemeriksaan yang terbilang murah untuk ukuran dokter spesialis.
Perjalanan Karir
Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa untuk menjadi seorang dokter diperlukan waktu, tenaga, dan biaya yang besar. Untuk mencapai karier sebagai seorang dokter yang berpraktik diperlukan berbagai tahapan yang tergolong panjang serta biaya yang tidak murah. Karena itu sekolah untuk mendidik calon dokter dianggap hanya diperuntukkan bagi kalangan mampu saja.
Namun Dokter Romy mampu menepis anggapan tersebut. Ia berhasil membuktikan bahwa profesi dokter dapat diraih oleh siapa saja asalkan mau berusaha dan tidak pantang menyerah. Dirinya juga mengatakan semasa sekolah dulu tidak pernah membayangkan akan menjalankan profesi sebagai seorang dokter, sebuah cita-cita yang paling sering dikumandangkan oleh anak-anak.
Sewaktu duduk di bangku sekolah dulu, Dokter Romy terbilang aktif dalam kegiatan organisasi. Selain aktif dalam setiap kegiatan OSIS, ia dan teman-temannya juga memprakarsai pembuatan majalah di sekolahnya. Setelah tamat SMA, ia kemudian merantau ke Bali dan tinggal bersama bibinya untuk melanjutkan sekolah. Pada saat itu ia belum berencana untuk masuk ke Fakultas Kedokteran. Justru ia memilih untuk mengisi waktu luangnya selama menunggu pendaftaran kuliah dengan bekerja.
“Saya bekerja sebagai instruktur sekolah mengemudi. Pada waktu itu saya sempat beberpa kali mendapat klien yang berprofesi sebagai dokter. Melalui cerita pengalaman mereka selama melaksanakan profesi melayani masyarakat tersebut, saya pun tertantang untuk terjun ke dunia kedokteran”, kenang Dokter Romy.
Ia pun nekat mendaftar kuliah hanya di Fakultas Kedokteran tanpa mempersiapkan opsi fakultas lainnya. Berkat rasa keyakinan itu pula, ia akhirnya diterima di fakultas tersebut tepatnya di Universitas Udayana. Selama menimba ilmu di kedokteran, Dokter Romy masih bekerja paruh waktu untuk menyokong biaya kuliahnya. Ia tidak ingin membebani orangtuanya dengan biaya pendidikan yang terbilang cukup mahal dibanding fakultas lainnya itu.
Berkat ketekunannya dalam berusaha, akhirnya ia dapat lulus tepat waktu dengan nilai memuaskan. Setelah menamatkan masa kuliah empat tahun ia melanjutkan magang sebagai mahasiswa koas setelah itu mencari legalitas praktik dokter umum. Meskipun perjalanan menuju gelar dokter tersebut tidaklah mudah, beragam tantangan mewarnai perjuangannya. Dokter Romy tetap yakin akan mampu menyelesaikan semua tahapan yang ada.
“Ada momen di mana saya sempat ragu apakah jalan yang saya pilih sudah tepat. Namun di saat orang-orang sudah memanggil saya dengan sebutan dokter meskipun saya masih berstatus mahasiswa, di situlah keyakinan saya kembali terbit”, tuturnya.
Semasa menjadi mahasiswa ia kerap dimintai jasanya untuk melaksanakan tindakan sirkumsisi atau dikenal dengan tradisi sunat. Dengan menawarkan “tarif mahasiswa”, ia bahkan diminta menangani pasien dari berbagai daerah hingga ke luar Bali. Ternyata dari pengalaman membantu masyarakat tersebut ia pun termotivasi untuk terus melanjutkan misi memberikan pelayanan dengan biaya terjangkau.
“Sampai sekarang pun saya masih memberikan tarif mahasiswa,” selorohnya.
Dokter Romy menuturkan bahwa profesi sebagai dokter maupun tenaga kesehatan lainnya hendaknya berorientasi pada nilai-nilai kemanusiaan sehingga pelayanan adalah hal yang utama di samping orientasi bisnis. Berdasarkan prinsip itu pula, ia memutuskan untuk tetap mempertahankan para karyawannya di Klinik Vidyan Medika di masa pandemi saat ini. Selain itu ia tetap memastikan kesejahteraan para karyawan meskipun dalam situasi saat ini ekonomi secara umum sedang di masa kelesuan.
Ia juga menjadi salah satu tenaga medis yang bertugas di garda terdepan merawat para pasien Covid-19. Tugas mulia tersebut dilakukannya dengan ketulusan hati walaupun ia sendiri sangat berpotensi terpapar virus. Terpenting bagi Dokter Romy saat ini untuk melaksanakan tugas pengabdian untuk negara dengan mengikuti protokol kesehatan yang berlaku. Ia juga berharap pandemi ini dapat segera usai agar dapat melayani masyarakat dengan aman dan nyaman seperti sebelum badai pandemi datang.