Cerminkan Tampilan Karakter Kuat dengan Berbusana Kebaya Bali
Masa kecil Koming Pratiwi, ia lahir pada tahun 1986 di Kota Negara, tapi kalau ditanyakan daerah asal orang tuanya adalah di Ubud, karena faktor pekerjaan ayah yang merupakan seorang ABRI yang harus berpindah-pindah tugas. Hanya sampai usia tiga bulan di Negara, orang tua memboyongnya untuk merantau ke Timor Leste dan tinggal di sebuah asrama. Setelah 10 tahun itu, suatu hari ia meminta kepada ibunya, agar diizinkan untuk tinggal di Bali saja bersama tantenya, karena berpikir kehidupan di Bali akan lebih nyaman meski jauh dari orang tua.
Lulusan dari bidang hukum, Universitas Udayana ini, menjalani kuliahnya sambil bekerja di sebuah perusahaan properti di Sanur. Dari kantor tersebut, ia pun mulai mengenal profesi notaris dan melanjutkan kuliah S2. Demi menutupi biaya 15 juta untuk kuliah, Koming Pratiwi kembali memutar otak untuk memperolah uang tanpa meminta kepada orangtua. Tanpa sengaja berawal dari mengonsep kebaya sendiri dengan hiasan payet-payetnya untuk keperluan acara di kampus, ternyata menarik hati teman-temannya. Dari sanalah ia mulai merasa kesempatan ini bisa ia jadikan sebagai ladang usaha baru.
Keuletannya dalam mengembangkan butik yang bernama “Djuwita Kebaya Bali” pun membuahkan hasil, bahkan tak sedikit penjual online di media sosial yang mendompleng foto dirinya menggunakan kebaya hasil karyanya, hal ini tak mau membuatnya ambil pusing. Bila apa yang dilakukan bisa menghasilkan rezeki untuk mereka, tidak masalah. Apalagi rasa penasaran masyarakat juga mulai mencari tahu, siapa model perempuan yang sering muncul di media sosial, yang juga ternyata mendatangkan keuntungan baginya.
Dari berlokasi usaha di depan kamar kos tiga tahun lalu, Komang Pratiwi sukses memindahkannya ke lokasi yang lebih strategis di Jl. Kubu Anyar No.108x, Kuta, Badung dan eksis sampai saat ini. Semuanya berkat dari manajemen keuangan yang harus pintar-pintar mengaturnya, apalagi membangun usaha di usia muda, tak sedikit ada panggilan sebagai kaum hawa untuk berbelanja. Bersyukurnya, ia sudah sempat merasakan hidup susahnya terdahulu, sehingga ada kemampuan untuk mengerem diri dari pergaulan mewah, jadi ia lebih memilih bijak dalam mengalokasikan keuangannya untuk memajukan Djuwita Kebaya Bali. Dalam melayani customer, sudah menjadi kewajiban untuk memberikan pelayanan terbaik. Bila ada yang merasa dikecewakan, Djuwita Kebaya Bali berupaya mengatasinya sebaik mungkin.
Bila disebut selalu mengikuti tren kebaya, Koming Pratiwi yang saat ini berprofesi sebagai PPAT kurang setuju, karena dalam pemilihan tipe kebaya, ia sesuaikan dengan panggilan hatinya dan kualitas kain. Maka tidak jarang saat ia mengenakan kebaya yang jarang disukai wanita kebanyakan, ia lebih memilih mengeksplorasi kain tersebut. Dari gagasangagasan inilah kemudian yang melahirkan kebaya dengan karakter tersendiri pada usahanya, bahkan tak sedikit dari pecinta kebaya, selalu meminta sarannya atau menjadikan Djuwita Kebaya Bali sebagai panutan mereka, sebelum memutuskan untuk memilih kebaya.