Cermat Membangun Dan Mempertahankan Bisnis Startup
Majalah Bali | Di tengah pandemi ini memang tak bisa dipungkiri bahwa berbagai bisnis kini tengah dihadapkan pada penyesuaian baru. Ya, penyesuaian akan kebiasaan dan gaya hidup konsumen selama pandemi yang secara tidak langsung mempengaruhi strategi bisnis, dan juga perhitungan untung rugi usaha. Perubahan strategi bisnis jelas bukan sesuatu yang baru bagi para pengusaha yang sudah lama berkiprah di dunia bisnis. Namun, bagaimana dengan para pengusaha bisnis rintisan (startup) yang masih minim pengalaman? Hmm, tentu penyesuaian ini menjadi tantangan tersendiri untuk merintis bisnis atau setidaknya ‘survive’ di tengah pandemi.
Tapi sebelumnya, memang bagaimana sih peluang bisnis start up di tengah pandemi ini?
Menurut pebisnis, Sandiaga Uno keadaan dunia bisnis di tanah air baik perusahaan besar maupun Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) sama-sama terpukul pada fase pertama pandemi COVID-19, tepatnya ketika pemerintah pertama kali menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Namun, dari adaptasi di tengah pandemi ini lahir peluang baru pada delapan sektor yakni kesehatan, konferensi video virtual, kursus online, digitalisasi bisnis, kuliner, biotech, legal, dan energi terbarukan. Sektor-sektor ini menjadi semakin diminati karena adanya penyesuaian kebutuhan konsumen di tengah pandemi COVID-19. Dari 8 peluang ini, perusahaan rintisan dapat mengkaji kebutuhan-kebutuhan itu untuk menciptakan inovasi produk atau layanan baru. Di satu sisi, untuk melakukan pengembangan produk, ekosistem digital perlu dibangun agar startup bisa beradaptasi.
Lalu, siapa saja yang bisa membangun start up?
Hmm, sebenarnya siapapun memiliki kesempatan yang sama untuk membangun start up , dengan catatan memenuhi legalitas start up yang berlaku. Selain itu, tidak ada peraturan khusus yang mengatur siapa saja yang berhak membangun start up. Meski begitu, ada beberapa hal lainnya yang perlu kamu perhatikan dalam membangun start up, lho. Kira-kira apa aja ya?
- Tim yang solid dan konsisten
Ya, hal pertama yang perlu kamu perhatikan sudah pasti adalah rekan binis. Dalam hal ini bisa dibilang hampir mustahil bagi satu orang untuk menangani setiap aspek perusahaan. Karena itu, kamu butuh rekan yang bisa melengkapi kekuranganmu dan bersama-sama merintis bisnis. Rekan bisnis ini harus menjadi ‘soulmate’-mu, hmm atau Istilahnya seperti orang yang memiliki satu visi dan misi dengan kamu. Selain memiliki partner yang solid, milikilah pelatih atau mentor. Seorang mentor akan membantu menentukan visi bisnismu, memetakan model bisnis, juga memotivasi kamu. Mentor ini bisa dari seorang pengusaha sukses yang telah kamu kenal, dosen atau guru kamu, maupun para trainer di lembaga pelatihan.
- Memiliki kemauan keras untuk terus belajar dan berbagi ilmu
Yang namanya perjalanan bisnis tentu mengalami siklus ‘di atas dan di bawah’. Maka penting bagi kita untuk tetap rendah hati ketika bisnis sedang berjaya. Jadikan momen ‘diatas’ sebagai perjalanan panjang untuk terus memaksimalkan potensi yang ada, misalnya dengan cara berbagi ilmu sebagai seorang mentor. Sebaliknya, jika bisnis yang tengah kita geluti sedang ‘dibawah’ jangan mudah berputus asa, jadikanlah pelajaran dan tetap semangat untuk berjuang.
- Memiliki roadmap usaha yang jelas
Nah, ini merupakan hal terpenting karena roadmap usaha merupakan petunjuk atau arah yang dijalankan untuk mencapai tujuan bisnis. Seringkali para pelaku startup kewalahan, dan kebingungan karena melupakan hal-hal yang dianggap sepele namun penting seperti membuat dan memperbaharui roadmap dan master timeline. Dua hal tersebut berguna untuk menganalisis ide, pertanyaan-pertanyaan, riset, dan juga memantau jalannya usaha yang sedang kita jalankan.
- Memanfaatkan digital marketing
Bisnis Startup dan digital marketing bisa dikatakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Namun beberapa startup justru gagal karena terlalu fokus pada pemanfaatan teknologi digital dan lupa untuk memanfaatkannya untuk pemasaran. Kamu dapat mengandalkan Digital Ads, SEO dan juga memanfaatkan sosial media. Selain itu, kamu juga perlu mendaftarkan diri maupun startup-mu pada mesin pencari untuk merespon masukan, membangun citra, dan juga membangun brand.
Nah, setelah membahas hal yang harus dipertimbangkan dalam membangun startup.Ini dia tips untuk mempertahankan bisnis rintisan di tengah Pandemi. Tanpa berlama-lama berikut tips agar startup dapat survive ditengah pandemi:
- Strategi keuangan (check up cashflow )
Pada situasi yang serba tak pasti ditengah pandemi ini, melakukan strategi keuangan dengan mengecek cashflow atau keuangan perusahaan secara berkala adalah hal yang penting. Merancang ulang strategi keuangan yang lama, dan bila perlu persiapkan beberapa plan cadangan untuk antisipasi keuangan. Selain itu persiapkan juga plan untuk terus mengamankan cashflow dengan berbagai cara, entah itu dengan menjual produk lama, melakukan lelang, atau menggelar promo guna menghabiskan stok lama dan mendapatkan uang. Intinya untuk saat ini tunda impian untuk segera berekspansi karena di tengah pandemi ini, bisa bertahan saja sudah syukur, hehehe…
- Kontrol produktivitas kinerja karyawan
Selama pemberlakuan PSBB, dan Work From Home kamu tetap harus melakukan kontrol produktivtas kerja diri sendiri maupun rekan tim-mu. Hmm, tapi ini bukan berarti tidak percaya pada sesama anggota tim ya…. Justru kontrol produktivitas kerja ini penting mengingat suasana kerja di kantor dan di rumah yang tentu saja berbeda. Di kantor mungkin fokus-mu pada pekerjaan lebih tinggi, tapi di rumah ada berbagai distraksi yang bisa saja datang dari anggota keluarga lain, sehingga tugas menjadi molor dari deadline, maupun jam kerja menjadi tidak se-efektif kerja di kantor. Sebagai atasan sebaiknya kamu tidak lepas kontrol begitu saja. Tetap memonitor kerja karyawan, seperti progres kerja, jadwal kehadiran, dan seberapa aktif karyawan tersebut berkomunikasi di grup. Bila perlu, buatlah progres kerja harian, atau mingguan, di mana karyawan wajib menyerahkan laporan tersebut sesuai tanggal yang sudah ditentukan setiap minggu. Cara ini cukup efektif untuk memaksimalkan kinerja karyawan walaupun harus kerja dari rumah.
- Melakukan komunikasi dengan omnichannel
Di tengah Pandemi COVID-19 ini, ada baiknya kamu memanfaatkan strategi omnichannel dengan mengintegrasikan aktivitas di situs web, aplikasi, media sosial, e-commerce, dan berbagai channel pemasaran yang dimiliki perusahaan. Hal ini akan menciptakan pengalaman berbelanja pembeli menjadi lebih efisien dan mudah. Selain itu, keuntungan untuk dari sisi bisnis juga dapat meningkatkan kesempatan produk untuk dibeli. Kenapa bisa begitu? Ya, bayangkan saja pelanggan login ke akun mereka, lihat item di situs web bisnismu, hingga kemudian mereka menutup halaman browser. Beberapa jam kemudian, sistem akan secara otomatis mengirimkan email ataupun iklan yang menampilkan produk serupa. Karena sebelumnya orang tersebut sudah tertarik pada item tertentu, maka mereka lebih cenderung melihat kembali produk maupun ‘take action’ untuk membeli produk.
- Inovasi produk
Guna meningkatkan penjualan di tengah pandemi COVID-19, kamu juga bisa mencoba berinovasi pada produk maupun menciptakan produk baru, tapi tetap dengan bujet yang sesuai. Sebagai inspirasi, inovasi produk dapat kamu lakukan dengan memperhatikan tren yang sedang berkembang. Selain itu berinovasi produk di tengah pandemi juga dapat memperkuat eksistensi brand dengan tetap melahirkan produk baru meski di tengah pandemi.
Nah itu tadi merupakan informasi seputar tips cermat membangun dan mempertahankan startup di tengah pandemi. Semoga menginspirasi, terutama bagi kamu para pengusaha startup. Tetap semangat, dan jangan menyerah pada keadaan. Percayalah bahwa pandemi COVID-19 akan berakhir. Tetaplah berjuang untuk merintis dan mempertahankan bisnis. Bulatkan tekad, dan yakin bahwa setiap usaha tidak akan menghianati hasil.
Sumber: https://www.jaringanprima.co.id