Bijak Memetik Pelajaran di Setiap Kesulitan
Gadget atau gawai menjadi kebutuhan yang hampir dimiliki semua orang di era digitalisasi, terlebih harga yang ditawarkan bervariatif dan semakin memberikan fasilitas yang memanjakan penggunanya. Tak hanya toko handphone yang semakin marak didatangi masyarakat, jasa perbaikan handphone juga tak kalah bersaing mengambil keuntungan. Seperti iRoom Service menawarkan layanan reparasi “Apple” sebagai brand teknologi terbaik asal Cupertino, Amerika Serikat, yang mengeluarkan produk-produk andalannya iPhone, MacBook, Apple Watch dan lain-lain.
Meski terlahir sebagai anak bungsu dari 4 bersaudara, yang biasanya paling dilimpahkan kasih sayang di antara saudaranya, justru berbanding terbalik dengan kondisi yang diterima Abdul Rahman. Lahir di Situbondo, Jawa Timur, kehidupan masa kecil Abdul Rahman diceritakan olehnya, hampir tak memiliki waktu untuk bermain. Jam 4 pagi ia sudah harus bangun tidur untuk menyiapkan sarapan pagi, karena ibu yang pada umumnya bertugas melakukan hal tersebut, akan bersiap-siap pergi ke pasar untuk membeli barang yang akan dijual di depan rumah. Berbeda saat ibunya masih muda, masih memungkinkan untuk mengambil beberapa pekerjaan, sehingga kakak-kakaknya tak terlalu merasakan pekerjaan rumah tangga yang sampai menyita masa kanak-kanak mereka. Saat usia ibu semakin bertambah, pekerjaan rumah tangga pun harus dilimpahkan, tak terkecuali Abdul Rahman yang sudah mengerjakan pekerjaan rumah tangga sejak di bangku SD. Namanya anak-anak seusianya pasti tak jauh dari sikap nakal, Abdul Rahman pun suka ‘curi-curi’ waktu untuk bermain gundu bersama teman-temannya saat pulang sekolah lebih awal. Karena keasyikan, ia pun dicari oleh orang tua yang begitu tegas dalam mendidiknya, terutama soal belajar bersyukur bahwa ia bisa menempuh pendidikan saja sudah sangat beruntung, jadi hal terbaik yang bisa ia lakukan agar orang tua tetap bisa membiayai, ia harus meringankan mengorbankan kesenangannya sementara untuk membantu orangtua.
Demi meringankan beban orang tua, mendorong Abdul Rahman harus memperoleh peringkat kelas agar mendapat beasiswa dari sekolah. Tak hanya sekedar wacana, meski hidup di lingkungan kampung, ia belajar dengan sungguh-sungguh dan alhasil peringkat pertama tak pernah terlewatkan dari hasil raportnya. Berbeda saat masuk ke masa remaja, di masa pencarian jati diri tersebut, Abdul Rahman sempat dikeluarkan dari sekolah. Akibat dari sikapnya yang tak bisa ditolerir lagi, ia kemudian dipindahkan ke sebuah sekolah di Banyuwangi yang sangat minim siswa, sehingga ia pun tak memiliki banyak teman untuk bertingkah nakal di sekolah. Abdul Rahman menganggap sikapnya tersebut timbul, mungkin dikarenakan kurangnya masa bermain saat anak-anak, yang akhirnya baru terlampiaskan di masa remaja. Namun sebandel-bandelnya pada masa itu, ia tetap berkomitmen harus meraih peringkat pertama untuk mengejar beasiswa.
Lulus SMA, Abdul Rahman mengutarakan keinginannya untuk berangkat ke Bali untuk melanjutkan kuliah. Orang tuanya menimpali dengan ucapan yang seolah mengingatkannya kembali bahwa ia bukanlah dari keluarga berada, jadi belum bisa dipastikan ayah dan ibunya bisa membiayai kuliah. Ia kemudian berupaya meyakinkan kedua orang tuanya dengan mengatakan ia akan sembari bekerja untuk menutupi biaya. Sesampainya di Bali berbagai pekerjaan serabutan sempat ia ambil, mulai dari tukang jahit, membuka counter pulsa, juga sempat jaga warnet. Setelah lulus dari salah satu sekolah tinggi ilmu komputer di Denpasar, ia mulai mencari pengalaman bekerja di sebuah perusahaan. Seiring loyalitasnya bekerja, posisi yang didapat pria lulusan dari ilmu Teknik Informatika ini, sudah cukup aman dan nyaman sebagai seorang karyawan. Namun ia mulai berpikir, meski menempati posisi yang bagus, perusahaan tersebut bukanlah miliknya. Akhirnya ia memutuskan untuk resign, untuk mendirikan perusahaan sendiri.
Membuka Cabang hingga Pulau Jawa
Dengan modal 500 ribu, Abdul Rahman awali sebagai jasa servis panggilan dan memanfaatkan media sosial untuk berpromosi. Seminggu menjalani, ia merasakan cukup kewalahan dengan orderan masyarakat yang masuk tidak sedikit. Mulailah ia merekrut satu orang karyawan, padahal saat itu ia belum memiliki sebuah lapak resmi. Dengan penuh ketelatenan, ia mendidik karyawannya yang ia terima tanpa persyaratan keahlian apapun, hanya berdasarkan kemauan yang kuat untuk bekerja. Seiring usaha yang dirasa berpotensi semakin berkembang, ia kembali menambah karyawan sebanyak lima orang. Masing-masing karyawan ia bagi orderan yang masuk sesuai dengan pembagian daerah di berbagai penjuru arah mata angin. Atas permintaan masyarakat, dengan nama perusahaan “iRoom Service” di bawah naungan PT iRoom Group Indonesia, yang beralamat di Jl. Kartini No.140 C, Dauh Puri Kaja, Denpasar Utara, kemudian semakin mantap membuka cabang di Tabanan, Malang, Surabaya, Semarang, Yogjakarta, Solo, Purwokerto dan Bandung saat ini.
Manajemen internal pun semakin diperhatikan, bahkan ia memiliki ide khusus untuk karyawannya yang mau berwirausaha dengan membeli franchise iRoom Service, Abdul Rahman dengan senang hati mengajak seluruh karyawan untuk sukses bersama-sama di bawah naungan iRoom Service. Lalu, tepat pada bulan April 2021, Abdul Rahman mendirikan lagi PT Agora Worldwide Generation pemegang brand One Click Bio Skincare yang bergerak dalam bidang produksi dan pemasaran produk perawatan kulit dan wajah yang telah memiliki jaringan distribusi di setiap kota di seluruh Indonesia.
Desember 2021 ini, iRoom Service tanpa terasa sudah memasuki perjalanan usaha 9 tahun melayani customer di Denpasar. Perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa perbaikan produk Apple, dengan salah satu layanan terbaiknya yaitu Go-Repair. Layanan ini dibuat bertujuan agar customer dapat melakukan perbaikan perangkat Apple tanpa harus keluar rumah. iRoom Service tentunya juga melayani segala macam bentuk kerusakan perangkat Apple, baik itu rusak ringan atau berat seperti stuck logo/aktivasi/iTunes, remove iCloud/unlock, no signal/audio, ponsel cepat panas, upgrade internal, lampu LCD padam/blank/touch error dan lain-lain.
Menjaga kepercayaan customer menjadi komitmen pertama yang harus dipegang iRoom Service sebagai perusahaan yang bergerak dalam jasa pelayanan. Tak terkecuali di masa pandemi ini, justru harus semakin fokus sesuai dengan peran masing-masing karyawan di perusahaan. Abdul Rahman sebagai pimpinan, juga berupaya menunjukkan kepeduliannya dengan mengajak para karyawan melakukan kegiatan sosial melalui pembagian sembako gratis, yang diharapkan mampu meringankan beban si penerima bantuan tersebut. Pandemi ini pun diharapkan tak membuat kita berlarut-larut dalam kesedihan, tapi mulai bergerak, mencari kesempatan di usaha yang berbeda dari pekerjaan sebelumnya. Bisa saja, wabah pandemi justru yang menjadi awal karier kita untuk mulai berwirausaha.