Besar di Jalanan, dari Gerobak hingga Miliki Empat Cabang, Salah Satunya Lengkap dengan Kafe
Perjalanan Joko Susilo dari tanah Jawa, tepatnya di Wonogiri ke kerasnya kehidupan sosial Jakarta, kemudian berlanjut lagi ke pulau dewata, tak sedikit mendapat tempaan dan pelajaran berharga. Tak mau menyerah begitu saja, terlebih doa yang sudah diaminkan dari pihak keluarga. Membuatnya pantang untuk tumbang, sebelum mendulang kesuksesan.
Berinvestasi masa depan melalui pembekalan pendidikan formal, bagi Joko Susilo itu bukanlah jalur karier yang cocok untuknya. Sejak remaja, tepatnya saat duduk di bangku SMA, ia lebih tertarik bermusik dan akhirnya memutuskan tidak melanjutkan lagi. Ia kemudian memilih merantau ke Jakarta, sesuai dengan konsep pemikiran dan tradisi orangorang Jawa bagian tengah. Karena ibu kota menawarkan kesempatan yang besar untuk berkarier. Bahkan banyak yang bilang, seseorang belum ada di level tinggi, bila belum sampai di Jakarta.
Kendati enggan untuk melanjutkan sekolah, sikap hormat pria kelahiran Wonogiri 1 Juli 1981 ini tetap ia miliki dan rasa ingin membesarkan hati keluarga, terutama orang tua yang telah mengajarkannya banyak petuah-petuah bijak yang kental akan adat Jawa, masih ia pegang teguh sampai di zaman modern ini. Ia pun berupaya mendapatkan pekerjaan sebaik-baiknya di Jakarta, dari pernah sebagai penjaga studio musiknya band Superglad dan Seringai rekaman, hingga mendirikan beberapa band sendiri.
Tak puas sampai disana, Joko Susilo mulai memberanikan diri untuk membuka usaha sendiri, dari sablon, kemudian kuliner mie ayam di tahun 2012 bersama adik. Ia dan adik yang kemudian sudah sama-sama menikah, berbagi peran untuk mengelola lapak di Jakarta, sedangkan ia bersama istri, pada tahun 2016 merantau ke Bali, membuka harapan baru pada usaha mie yang sama di daerah Pemogan, Denpasar.
Sebelum sestabil saat ini, kuliner dengan merek dagang “Mie Ayam Rock ‘N Roll” tersebut, sempat lima kali melakukan perpindahan selama setahun yang masih berbentuk gerobak sederhana. Bekerja dari hati, pagi hingga malam, dinikmati penuh kesyukuran bersama istri. Tanpa terasa, kini Mie Ayam Rock ‘N Roll masih eksis berlokasi di Jl. Pemogan, juga membuka cabang di Jl. Merdeka, Jl. Noja dan Jl. Kaliwaron, Surabaya.
Tak hanya hits dengan mie ayamnya yang isiannya lengkap, kenyal, homemade dan resep racikan sendiri, khusus cabang Noja yang sangat luas, Joko Susilo menambahkan produk marketing meliputi area playground, kafé bagi pecinta kopi dan menu-menu Indonesia punya, ada nasi goreng, kwetiau, iga sapi dan masih banyak lagi.
Ke depannya, Joko Susilo berharap bisa membuka cabang selanjutnya di daerah Jawa, kemungkinan di kampung halaman istri di Banyuwangi. Namun untuk tawaran waralaba yang pernah datang menghampiri, ia belum bisa menyanggupi, karena memang tak ada pemikiran untuk mewaralabakan usahanya kepada franchisee, apalagi persiapan dan manajemen yang matang dalam hal ini. Meski usahanya kian dikenal, Joko Susilo justru semakin rendah hati dan makin belajar bersyukur, untuk mendatangkan lebih banyak kebahagiaan.