Bersinergi Wujudkan Satu Visi Raih Masa Depan Gemilang Bersama

Perjalanan hidup manusia memiliki keunikannya masing-masing. Dengan melewati proses panjang, dengan pengalaman yang ada mampu mengubah jalan hidup manusia. Tak ada yang menyangka bahwa pertemuan Agus Triawan dan Ajeng Putri Retnawati membawa sebuah perubahan besar, di mana keduanya bersinergi dan menetapkan tujuan bersama yaitu kesuksesan. Saling mengisi dan saling mendukung satu sama lain, melahirkan ide dan inovasi sehingga mampu mendirikan CV Boss Bali Trans, sebuah usaha penyewaan angkutan mobil bekerja sama dengan partner yang berasal dari sanak saudara dan sahabat, sehingga terkumpul sebanyak 14 unit mobil siap disewakan. Tidak mudah bagi keduanya untuk mempertahankan usaha tersebut. Dengan melewati berbagai macam kendala usaha, kini keduanya berhasil mempertahankan usaha. Semua itu berkat keinginan, keyakinan serta kerja sama keduanya untuk berjalan menuju kesuksesan.

Agus dan Ajeng memiliki perjalanan hidup yang begitu berbeda. Yang mana latar belakang bukanlah alasan bagi keduanya untuk bersama. Agus mengenal dunia jasa angkutan sejak dini, dimulai dari ayahnya yang bekerja di sebuah jasa angkutan pick-up di daerah Denpasar, Bali. Seperti orang tua pada umumnya, Agus menerima limpahan kasih sayang oleh kedua orang tua. Namun dalam hal mendidik, orang tua Agus tidak serta merta memanjakan dirinya. Sejak dini, Agus diajarkan untuk bekerja keras dan bertanggung jawab terhadap hidupnya. Itulah sebabnya Agus mulai diperkenalkan dunia kerja sejak dini, dimulai dari bekerja di sebuah rental PS. Hal tersebut atas dasar keinginan pribadi dengan alasan untuk menambah uang bekal. Di tengah kondisi perekonomian keluarga yang berkecukupan, Agus menjalani masa kecil selayaknya anak-anak pada umumnya, dengan prestasi akademis yang cukup stabil.

Di sisi lain, sebagai anak terakhir dari dua bersaudara, Ajeng begitu dimanja oleh kedua orang tuanya. Keinginan sang ayah yang menginginkan dirinya untuk kerja di bank pun ditepis lantaran waktu kerja yag begitu ketat sehingga menghalangi kebebasannya. Sebagai putri seorang pegawai bank, Ajeng dan saudaranya yang lain diharapkan mampu meneruskan jejak sang ayah untuk bekerja di bank. Namun, Ajeng memiliki prinsipnya sendiri pada saat itu. Terlepas dari Ajeng begitu dimanjakan oleh kedua orang tua di masa kecil. Seiring jalannya waktu, orang tua Ajeng mulai menerapkan kedisiplinannya padanya. Diberikannya kebebasan untuk menentukan pilihan seluas-luasnya merupakan sebuah keuntungan bagi Ajeng kala itu. Namun, kebebasan tanpa batas justru mendorong dirinya terjerumus ke dunia kelam masa muda di masa itu.

Bagi Agus masa muda merupakan masa yang indah. Di masa inilah, ia menemukan passion dalam diri yaitu keinginan untuk menjadi tentara. Di sela-sela kesibukannya menempuh pendidikan di masa SMA, Agus tetap mencari berbagai peluang usaha dengan aktif mengamati perkembangan dunia kerja dan mendegarkan usulan dari teman-teman adanya peluang kerja. Sesuai dengan karakternya yang suka bekerja, Agus tetap aktif mencari pekerjaan.

Suatu ketika di mana dirinya bertemu dengan Ajeng di sebuah tempat clubbing. Dengan jarak usia 3 tahun tidak sampai semiggu mereka berdua memutuskan untk menikah di tahun 2020. Berbagai kendala dihadapi keduanya di masa itu, yang mana Ajeng sempat menikmati bebasnya dunia malam di masa muda hingga terjerat narkoba yang mengharuskannya untuk di rehabilitasi dan berhenti bekerja di Bank. Pertemuannya dengan Agus mengubah segalanya.

Pada masa pernikahan, Agus sempat menggeluti pekerjaan seperti kurir Shopee dan Gojek. Seluruh barang yang mereka miliki dijual. Saat itu Agus bekerja sebagai housekeeping merangkap sebagai kurir paket, sempat bekerja sebagai supir truk. Segala jenis pekerjaan Agus lakukan pada saat itu. Tidak ada rasa malu terbesit sedikitpun saat itu, karena karakter Agus yang merupakan seorang pekerja keras. Di sana letak perbedaan karakter keduanya, perebedaan tersebut yang menjadi alasan bagi mereka untuk saling melengkapi satu sama lain. Jatuh bangun dalam kehidupan rumah tangga sempat dirasakan keduanya, mulai dari permasalahan finansial yang mengharuskan mereka menjual barang pribadi seperti handphone, hasil penjualan tersebut digunakan untuk biaya seserahan pernikahan. Semua itu dilakukan keduanya atas dasar tanggung jawab atas kehidupan pada saat itu.

Mengawali masa-masa pernikahan di masa pandemi merupakan saat-saat terberat bagi Agus dan Ajeng. Segala bentuk usaha dilakoni keduanya mulai dari menjual ceker dan seblak ditambah Agus yang memutuskan untuk menjadi kurir paket Gojek dan Shopee. Ajeng memutuskan untuk mengikuti kursus kecantikan seperti Nail Art dan Eyelashes yang sempat booming pada saat itu. Keluar dari zona nyaman menjadi keputusan keduanya mengingat masa pandemi yang mengharuskan mereka untuk beradaptasi dengan kondisi di masa itu. Agus dan Ajeng sepakat untuk berdamai dengan diri sendiri dan keadaan serta menerima kondisi yang ada sembari terus berusaha untuk bertahan hidup. Lingkungan sosial pun berdampak, namun keduanya memilih untuk mengikhlaskan dan menjalani hidup dengan sebaik-baiknya.

Terinspirasi dari seorang sahabat yang membuka rental mobil mendorong Agus dan Ajeng untuk membuka sebuah usaha jasa transportasi penyewaan mobil , tour travel dan antar jemput tamu. Dengan bermodal hasil penjualan emas, keduanya memutuskan untuk DP 1 unit mobil pertama. Meskipun dihakimi banyak orang pada saat itu lantaran keputusan yang mereka ambil cukup berani di masa pandemi yang cukup membuat hidup mereka mengalami pasang surut mulai dari ketidakmampuan mereka membayar cicilan listrik dan sebagainya. Keputusan nekat yang diambil Agus pada saat itulah membuat keduanya berani untuk mendirikan rental mobil. Dengan kerja keras dan usaha yang dilakukan, dalam kurun waktu 3 bulan, mereka berhasil memiliki 4 unit mobil pribadi. Keduanya menjalin kerja sama dengan beberapa teman dan rekan kerja yang menitipkan unit mereka di rental mobil sehingga terkumpul menjadi 38 unit mobil.

Upaya Agus dan Ajeng untuk bisa terjun dalam dunia penyewaan jasa angkutan saat ini dengan menjalin kerja sama sebaik-baiknya dengan rekan kerja dan sahabat sehingga keduanya mampu untuk turut serta meramaikan pasar. Dengan menjalin hubungan baik dengan relasi, jalinan kerja sama semakin erat dan saling bersinergi untuk pertumbuhan dan perkembangan usaha, berbagai kendala seperti mengalami pencurian mobil serta kerusakan mobil akibat kecelakaan pun mereka alami dan berhasil mengatasi hal tersebut. Bagi mereka hal tersebut merupakan pembelajaran tentang bagaimana pengelolaan usaha yang lebih baik lagi sehingga segala sesuatunya berjalan dengan baik.

Sepak terjang Agus dan Ajeng dalam kehidupan menjadi sebuah gambaran singkat tentang bagaimana perbedaan tidak menjadi persoalan jika kemampuan untuk saling bekompromi dan saling melengkapi mampu diterapkan dalam suatu hubungan. Kerja sama dan memiliki satu visi untuk maju merupakan kunci utama keduanya dalam upaya mengubah hidup sehingga sampai di titik ini hal tersebut menjadi cerminan bahwa sesungguhnya dengan keyakinan dan keingina untuk bekerja keras menjadi dasar utama untuk meraih kesuksesan. Rasa jengah dan kemampuan untuk bertahan hidup juga menjadi motivasi sehingga Agus dan Ajeng dapat mewujudkan kehidupan yang bahagia dan stabil. Kini keduanya berkomitmen untuk menjadikan usahanya sebagai usaha yang berkelanjutkan dan bertekat untuk mengembangkan usaha sehingga mampu membuka banyak cabang dan lapangan pekerjaan.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!