Berpikir Out of the Box Hasilkan Kesuksesan di Bisnis Jasa Pengiriman

Banyak orang memimpikan karier sebagai abdi negara karena menganggap dapat menjamin kehidupan mapan dalam jangka panjang. Tak sedikit pula orangtua yang mengharapkan putra-putri mereka agar dapat bekerja sebagai abdi negara. Namun berbeda halnya dengan Cokorda Istri. Bertumbuh di lingkungan keluarga yang berkarier sebagai ASN (Aparatur Sipil Negara) tidak lantas membuatnya termotivasi mengikuti jejak yang sama. Berkat pemikiran out of the box, ia tidak hanya dapat membangun karier sendiri melainkan membuka lapangan kerja untuk masyarakat.

Cokorda Istri memiliki pemikiran berbeda dari saudara-saudara yang lain tentang karier yang ideal untuk masa depannya. Jika saudara yang lain mengikuti jejak ayahnya yang merupakan seorang Pegawai Negeri Sipil di lingkungan desa, Cokorda Istri tak mau mengambil langkah yang serupa. Ia justru mengambil keputusan membangun karier sendiri sebagai pengusaha dengan menggarap peluang bisnis jasa ekspedisi.

Berkat kejeliannya dalam menangkap peluang yang ada, kini Cokorda Istri berhasil membangun perusahaan bernama PT Kilau Sri Purnama. Dirinya menyediakan layanan pengiriman barang yang menyasar konsumen lokal. Awalnya hanya membuka rute pengiriman BaliLombok, kini perusahaannya sanggup melayani pengiriman meliputi area Jawa, Bali dan Nusra. Ia pun telah melengkapi beberapa armada pengiriman guna mendukung operasional usaha yang ia kumpulkan lewat kerja keras.

Sosok yang selalu tampil energik ini mulai membangun usaha sejak tahun 1993. Kala itu perusahaan ekspedisi yang ada di Pulau Dewata masih dapat dihitung dengan jari. Kalau pun ada, biasanya merupakan cabang perusahaan besar yang berbasis di luar daerah. Saat itu juga ia memberanikan diri membuka usaha sendiri. Bermodalkan dana pinjaman dari pihak perbankan, ia merintis usaha jasa ekpedisi di rumahnya.

“Waktu itu belum berani untuk menyewa tempat, karena kita masih mengandalkan pick up barang atau paket ke pelanggan. Bermodal kenekatan untuk meminta dukungan dari perbankan, beruntung dapat dipercaya oleh salah satu bank hingga sekarang”, tuturnya.

Di awal langkah usahanya, Cokorda Istri membuat suatu layanan pengantaran barang dari Bali ke Lombok. Ia melihat peluang ini cukup menjanjikan mengingat setiap kegiatan pengiriman dari Indonesia bagian barat ke Lombok pastinya melalui Bali dahulu. Pelan tapi pasti, usahanya kian berkembang. Berawal dari menumpang armada orang lain, ia akhirnya dapat membeli armada sendiri sehingga dapat mengurangi cost transportasi. Perempuan tiga anak ini juga akhirnya mampu menyewa sebuah tempat yang digunakan sebagai kantor sekaligus gudang.

“Pengadaan armada saya wujudkan dengan melakukan pendekatan ke pihak leasing dan dealer kendaraan. Mulai mencicil dari satu armada sampai memiliki beberapa armada seperti sekarang, merupakan perjuangan yang tak akan pernah saya lupakan. Keberhasilan saya dalam memiliki kendaraan operasional mendapat apresiasi dari pihak leasing yaitu melalui reward jalan-jalan ke luar negeri. Jadi saya liburan tidak pernah mengeluarkan dana sendiri alias gratis”, kenangnya.

Buktikan Kemampuan Diri

Perjuangan tanpa mengenal lelah yang dilakukan Cokorda Istri merupakan suatu bentuk realisasi untuk mewujudkan impian. Salah satu mimpi terbesarnya adalah dapat membahagiakan orangtua tercinta lewat usaha di atas kedua kaki sendiri. Selama ini ia selalu dituntut untuk menapaki jalan karier sebagai abdi negara. Namun ia memiliki idealisme tersendiri dalam membangun kehidupan, yaitu bekerja harus sesuai dengan kehendak hati pribadi.

Cokorda Istri merupakan putri keturunan wangsa ksatria dari Puri Madangan yang berlokasi di Kabupaten Gianyar. Berada pada strata sosial tinggi dan ekonomi yang bisa dikatakan mapan tak lantas membuatnya bertumbuh menjadi anak yang manja. Justru ia terbiasa tampil sederhana dan memiliki sifat kemandirian, karena sejak kecil memang terbiasa mengerjakan segala sesuatunya sendiri meski tinggal di lingkungan puri.

Sejatinya Cokorda Istri merupakan anak yang berbakti terhadap orangtua. Namun dasarnya memang ia memiliki pemikiran out of the box di antara keluarganya, sehingga terkesan tidak menuruti kehendak hati orangtua. Saat lulus SMA di Denpasar ia mulai menunjukkan pilihan yang bertolak belakang dari yang diharapkan orangtuanya dengan melanjutkan ke Sekolah Pariwisata. Begitu lulus program Diploma Pariwisata ia langsung diterima bekerja di salah satu hotel di Bali.

Berkat pembawaan yang luwes, Cokorda Istri berhasil meniti kariernya dari bawah yaitu dari posisi sebagai Door Girl hingga naik menjadi Front Officer.

Setelah membangun karier di perhotelan selama beberapa tahun, ia lantas mendapat tawaran mengembangkan sebuah perusahaan ekspedisi asal Jakarta yang berkantor cabang di Bali. Itulah momentum titik balik kehidupan Cok Istri sebagai pengusaha. Ia merintis perusahaan tersebut dari nol hingga mampu memiliki pelanggan yang cukup banyak saat itu.

Pada pagi harinya ia mengurus jasa ekspedisi sedangkan sore hari ia sudah hadir di hotel untuk bekerja sampai petang hari. Rutinitas itu dilakoninya hampir dua tahun, meski melelahkan tapi ia sudah berprinsip kalau sudah memulai sesuatu pantang untuk mundur kembali sampai meraih tujuan yang telah ditetapkan.

Sayangnya di tengah jalan usaha yang telah dibangun susah payah tersebut diambil alih kembali oleh manajemen perusahaan dan membuat Cokorda Istri memutuskan untuk mengibarkan bendera usaha sendiri. Saat telah melahirkan anak kedua, Cok Istri tak bisa lagi melanjutkan karier di perhotelan dan memilih untuk resign. Walaupun harus siap kehilangan penghasilan tetap dan ada resiko kegagalan usaha yang menghantui, namun ia tetap melesat menjalankan roda usahanya seorang diri.

Saat ini Cok Istri telah dapat menikmati hasil dari keringatnya. Ia tak hanya mampu membuktikkan pada keluarga bahwa ia dapat meraih kesuksesan finasial sebagai wirausaha, mampu membahagiakan orang-orang terdekat serta berbagi kepada masyarakat. Ia juga berhasil membuka kesempatan kerja bagi banyak orang. Jiwa pengusaha yang ada pada dirinya pun ternyata menurun kepada anak-anaknya yang kini telah mengelola ekspedisi masing-masing. Sedangkan dirinya ingin terus melebarkan sayap usaha sebab berprinsip selama masih memiliki sumber daya dan tenaga maka tidak ada alasan untuk berhenti berinovasi.

Cok Istri berpesan kepada segenap generasi muda saat ini agar mau berani menggarap peluang yang ada meski dengan segala keterbatasan diri. Seperti halnya ia yang mampu mengambil peluang, dengan segala daya upaya mampu melampaui keterbatasan yang ada.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!