Berkarya melalui Kerajinan Perhiasan Perak yang Terpatri hingga Mancanegara

Bali tak hanya dikenal dengan pariwisatanya, daya tarik akan kerajinan seperti perhiasannya yang unik pun tak kalah menarik perhatian wisatawan mancanegara. Peluang inilah yang menjadi mendorong Made Budiyasa, yang sebelumnya memiliki basic ilmu teknik mekanik, kemudian membawanya pada nasib baik pada kerajinan perhiasan perak. Berawal dari iseng saja menerima tawaran pekerjaan dari kakaknya, justru melahirkan motivasi untuknya berkarier sebagai pengusaha sukses hingga mancanegara, bersama Saraswati Silver.

Lahir dari keluarga tidak mampu dengan jumlah enam saudara, keadaan pekerjaan ayah dari Made Budiyasa tidak seperti perekonomian keluarga di lingkungan sekitar yang memiliki sawah. Ayahnya hanyalah karyawan di pabrik pemintalan benang, dan ibu sebagai ibu rumah tangga. Kehidupan sehari-hari Made Budiyasa sendiri saat masih sekolah, ia isi dengan berjualan postcard. Meski dengan bahasa Inggris yang pas-pasan di antara rekan-rekannya yang lebih jago dalam bahasa untuk berjualan, nyatanya postcardnya lebih cepat laku. Dari sanalah semakin muncul semangat, untuk menghasilkan uang sendiri.

Setelah lulus dari STM PGRI Badung jurusan Teknik Mekanik pada tahun 1994, Made Budiyasa ditawarkan untuk bekerja di perusahaan perak milik WNA asal Belgia, tempat kakaknya bekerja pada posisi supervisor. Karena sedang menganggur, ia nekad saja mengambil peluang tersebut pada tahun 2000. Seiring pengalamannya bekerja, mulai timbul pemikiran untuk mencoba usaha perak kecil-kecilan, saat masih bekerja di perusahaan. Made Budiyasa dibantu istri mencari solusi untuk mendapatkan modal usaha, dimulai dari mengambil yang didapat dari penghasilan sewa motor yang didirikan pada tahun 2008 dan menjual aset perhiasan yang dimiliki istri.

Dihargai hingga Mancanegara

Hasil karyanya pun mulai mendapat perhatian dari para tamu asing, terutama wisatawan asal Belanda. Ia pun mulai bisa merekrut dua orang pengrajin saat itu dan mulai memamerkan hasil karyanya berupa perhiasan perak yang dipadupadankan antara desain benua Eropa dan pulau dewata. Seiring berjalannya waktu, informasi yang berhembus dari mulut ke mulut dan kondisi pariwisata yang tengah baik-baiknya, kerajinannya pun tak hanya dikenal sampai ke negeri Belanda, tapi juga berkembang di Austria, Amerika dan Kanada.

Omzet yang didapat Made Budiyasa kemudian dikumpulkan untuk membuka sebuah toko kecil, di atas tanah milik orang tua yang berlokasi di Banjar Pagutan Kaja, Sukawati, Gianyar. Dengan berlabel “Saraswati Silver”, ia pun semakin percaya diri untuk menciptakan karya dengan brand “Best to Buddha” perhiasan perak terbaik yang terbuat dari perak murni 925.

Bila masih sedikit yang tahu, perak murni 925 merupakan tingkat perak tertinggi untuk pembuatan perhiasan, dengan setiap piece memiliki standar kualitas tertinggi, untuk memastikan bahwa customer dapat menggunakan perhiasannya sepanjang usia mereka.

Saraswati Silver pun tak sembarangan dalam mengomersilkan perhiasannya. Disesuaikan dengan kebijakan perusahaan, stok perhiasan dibuat terbatas, hanya bila ada permintaan tambahan dengan desain yang sama, barulah dari pihak Saraswati Silver akan mendesain ulang.

Dalam perjalanan usaha selama 23 tahun, Made Budiyasa pun tak luput dari tantangan maupun kejadian-kejadian tak terduga. Salah satunya saat ia mengirim delapan paket perhiasan senilai 350 juta ke Belanda, lima paket sudah diterima, sisanya dinyatakan hilang. Tentunya ia terpukul mendapati modal yang untuk perputaran usaha selanjutnya, raib begitu saja. Apa mau dikata, nasi yang sudah menjadi bubur, ia hanya berupaya untuk ikhlas dalam menerima kejadian tersebut dan lebih berhati-hati lagi kedepannya.

Selain kesuksesan dalam hal materi, hidup bagi Made Budiyasa juga harus seimbang, dengan memberikan manfaat bagi lingkungan sekitarnya. Karena sesukses-suksesnya seseorang, tidak akan ada maknanya bila lebih banyak menghabiskan waktu memikirkan diri sendiri. Khususnya bagi generasi muda yang masih di masa pencarian jati diri, ia memberikan pesannya, agar mulailah memotivasi diri untuk semangat berjuang menemukan passion dalam diri. Meski diawali dari pekerjaan sederhana, jangan gengsi untuk menjalaninya, karena kita tidak pernah tahu bagaimana jalan nasib kita kedepannya, yang bisa saja rezeki keluarga, bahkan orang-orang di lingkungan kita, dititipkan melalui kerja keras kita. Jadi jangan pernah menyepelekan hal sekecil apapun, selagi itu bersifat positif dan membawa pengaruh yang baik dalam diri kita.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!