Berjiwa Besar , Bermimpi Besar, Bersemangat Besar, Bertindak Besar

The secreat of life founder Maha Putra Group

I Putu Gede Putra Adnyana,ST yang sering dipanggil Gede Putra lahir di Badung, hari selasa 12 januari 1982 putra dari pasangan Ni Ketut Sukani dan I Gede Pasek. Menceritakan perjalanan hidupnya dalam goresan tinta di dalam sebuah kertas kehidupan.

Pendiri Maha Putra Group ini mengawali karirnya dalam berusaha atau berwiraswasta pada tahun 2003. Mendirikan Maha Putra Group tidak semudah atau segampang seperti yang terlihat saat ini. Perjalanan karir Gede Putra penuh dengan lika-liku kehidupan. Jatuh bangun dalam mendirikan usaha sudah menjadi keharusan yang harus dijalani untuk mencapai kesuksesan saat ini.

Pernah menjadi cleaning service

Gede Putra menghabiskan masa remaja untuk bekerja. Beliau pernah menjadi cleaning service di sebuah Mall atau supermarket di Legian yang dulu sering kita sebut Matahari Legian. Hal ini terpaksa dilakukan Gede Putra untuk bisa menyambung hidup dan membiayai sekolah adiknya. Gede Putra terpaksa harus putus (SMP) Sekolah Menengah Pertama karena keterbatasan biaya untuk sekolah, sedangkan beliau juga harus membantu orang tua untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Selain bekerja sebagai cleaning service di sore hari, setiap pagi Gede Putra membantu kakeknya untuk beternak sapi. Mulai dari memberi makan setiap pagi hingga membersihkan sapi-sapi tersebut. Dari uang diperoleh beliau akhirnya bisa mengumpulkan uang untuk mencicil kendaraan bermotor untuk memudahkan Gede Putra dalam bekerja.

Pernah sampai tidak makan seharian

Gede Putra juga pernah menahan sakit karena tidak sanggup makan. Suatu ketika, saat beliau hendak berangkat kerja, seperti biasa ibunya selalu memberikan bekal nasi bungkus. Saat itu cuaca sangat terik dan jalanan menuju legian sedang macet-macetnya. Tanpa sadar saat hendak berhenti di lampu lalu lintas, nasi yang dibawa terjatuh dan berhamburan dijalan. Seketika itu Gede Putra merasa sangat miris, betapa susahnya hidup yang beliau jalani dan sambil berusaha mengendalikan emosinya. Karena nasi yang dibawa sudah jatuh terpaksa beliau tidak bisa makan seharian dan menahan sakit dengan tetap tersenyum saat bekerja.

Berawal dari kejadian ini beliau jadi semakin bersemangat untuk bekerja dan mengumpulkan uang, agar bisa melanjutkan sekolah. Karena menurut Gede Putra dengan pendidikan yang tinggi, kita mampu meraih cita-cita.

Buah manis persahabatan

Saat itu, sedang ada penerimaan siswa baru di sebuah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) karena ketertarikan Gede Putra sangat tinggi dibidang teknik, beliau sangat ingin masuk di sekolah tersebut. Sempat berpikir untuk mengurungkan niat karena besarnya biaya untuk pendaftaran sekitar Rp. 160.000. Tapi ada seorang teman yang datang dan melihat kegelisahan tersebut. Dan membantu beliau untuk meminjamkan uang untuk pendaftaran sekolah. Setelah diterima menjadi siswa di sekolah tersebut, Gede Putra fokus dalam pendidikannya. Tapi selain itu beliau juga tetap membantu keluarga untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari dan biaya sekolahnya dengan membantu pamannya untuk menjual ikan. Setiap hari beliau mengambil ikan segar di kedonganan dan membawa ikan tersebut kepada ibunya untuk dijual kembali. Berbekal dari ilmu yang di dapatkan di sekolah tersebut beliau dan sahabatnya mempraktekkan cara pemasangan listrik. Hingga beliau dipercaya sebuah perusahan pada tahun 1999 sebagai instalatir. Walaupun hanya dibayar dengan air minum saja tapi beliau bersyukur karena beliau berpikir suatu saat pasti akan mendapatkan buah manis dari perjuangannya saat ini. Sampai akhirnya beliau mendapatkan sebuah proyek pemasangan instalasi listrik di daerah Teras Ayung, Sibang, yang memiliki kurang lebih 70 bangunan. Dan saat beliau sudah memasuki tahun terakhir di sekolah tersebut, beliau sudah dipercaya untuk memegang proyek-proyek besar lainnya.

Awal jumpa belahan hidup

Tahun 2001 awal bermula kisah cinta Bapak Gede Putra dengan Ibu Ayu Wilis Pandu Winata Wesi dimulai. Berawal dari pertemuan yang tidak disengaja di daerah canggu. Kemudian seiring waktu beliau memutuskan untuk lebih dekat dengan ibu Ayu Wilis.

Setelah lulus sekolah kejuruan Bapak Gede Putra bekerja di sebuah villa di daerah seminyak, sebagai engineering. Karena keinginan untuk mendapatkan pendidikan tinggi, selain bekerja beliau juga melanjutkan sekolah di perguruan tinggi. Tahun 2002 tepatnya 12 okober terjadinya tragedi bom Bali pertama di Kuta yang membuat terpuruknya kondisi pariwisata di Bali. Dari sanalah beliau berpikir untuk membuka usaha yaitu “Service Panggilan”. Melihat antusias Bapak Gede Putra, Ibu Ayu Wilis mendukung dengan membelikan peralatan sebagai modal awal membuka workshop. Workshop service panggilan ini diberi nama “PUTRA ENGINEERING”. Seiring berjalannya waktu mulai banyak dipercaya oleh masyarakat dalam bidang engineering. Dan dari sinilah dimulainya MAHA PUTRA GROUP. Karena banyaknya permintaan service panggilan, Bapak Gede Putra memutuskan untuk berhenti bekerja di villa, dan fokus mengembangkan usahanya.

Tahun 2007, Bapak Gede Putra dan Ibu Ayu Wilis memutuskan untuk menikah. Dan hingga saat ini sudah dikaruniai 1 orang putri yang bernama Ni Putu Ayu Marcelya Mahaputri dan 2 orang putra yang bernama I Made Adwitya Marcelo Mahaputra dan I Nyoman Aditya Basudeva Mahaputra.

MAHA PUTRA GROUP

Seiring berjalannya waktu, semakin bertambahnya kepercayaan masyarakat, Bapak Gede Putra memperbesar usahanya dengan mempekerjakan staff dan teknisi yang sesuai di bidangnya. Ditambahkannya fasilitas baik dari bangunan dan peralatan kerja untuk menunjang pekerjaan dari staff-staffnya.

Untuk bisa mengembangkan usaha tersebut, memerlukan modal yang cukup besar, sehingga terpaksa mencari pinjaman uang sebagai modal di sebuah bank swasta. Perjalanan tidak semudah dan berhenti disana. Penolakan demi penolakan dari pihak-pihak bank muncul dikarenakan belum pernah adanya pinjaman besar dari bank-bank tersebut. Pada akhirnya hanya ada bank BNI yang memberi kepercayaan untuk memberikan pinjaman modal sesuai dengan ketentuan yang berlaku saat itu. Berbekal dari itu, Bapak Gede Putra bisa mendirikan 2 perusahaan yaitu PT. MAHA PUTRA ENGINEERING dan PT. DWI PUTRA TEKNIK. Untuk mendukung pekerjaan-pekerjaan di bidang kelistrikan & service panggilan Bapak Gede Putra juga mendirikan UD. MAHA PUTRA sebagai divisi Toko yang mensuply alat-alat dan material listrik, dan bergabung di PT. JASERINDO untuk menerbitkan serifikasi jaminan kelistrikan atau Serifikat SLO (Surat Layak Operasi). Mengingat banyaknya karyawan yang bekerja di beberapa perusahaan dan divisi dalam MAHA PUTRA GROUP, Bapak Gede Putra mendirikan KOPERASI TATTWAM ASI MAHAPUTRA untuk membantu menyejahterakan karyawannya.

Dalam keorganisasian Gede Putra tidak lepas dari keanggotaan yang mengharuskan masuk ke dunia keorganisasian di bidang kelistrikan. Salah satunya yaitu PAKLINA. PAKLINA Bali merupakan salah satu organisasi listrik di bali. Pada Tahun 2015, Gede Putra di pilih menjadi pimpinan atau ketua DPD (Dewan Perwakilan Daerah) Paklina Bali. Suatu kebanggan dan membuat Gede Putra semakin semangat dan mencintai dunia keliastrikan.

Sebagai salah satu pengusaha sukses di Badung, Bapak Gede Putra juga dipercaya dan dipilih sebagai Ketua Umum BPC HIPMI Badung periode 2018- 2021. Salah satu program di dalamnya yaitu memberikan seminar mengenai kewirausahaan kepada generasi muda. Dalam berbagai seminar yang diikuti tidak begitu banyak antusiasme dari generasi muda untuk bisa menjadi pengusaha, sebagaian besar dari mereka lebih tertarik menjadi ASN (Aparatur Sipil Negara). Melihat kondisi seperti ini cukup membuat miris karena semangat generasi muda untuk maju tidak ada. Maka dari itu Bapak Gede Putra selalu memberikan motivasi dan memberikan sekilas perjalanan karirnya dalam seminar-seminar tersebut dengan harapan, mampu membuka pikiran dan menumbuhkan semangat untuk maju dalam menciptakan lapangan pekerjaan untuk orang lain.

Maha Putra Group terbentuk dari tekad dan profesionalitas anak muda untuk mengembangkan profesi di bidang kontraktor, jasa dan penjualan serta simpan pinjam. Mampu bersaing di tingkat nasional, memiliki pabrik di Surabaya, dan sukses mendirikan enam perusahaan tak lepas dari peran keluarga. Bagi Bapak Gede Putra keluarga adalah dewa sebenarya dari kehidupan nyata. Tetap berbuat baik meski dicurangi manusia lain, adalah kesabaran terhebat seorang Gede Putra.

Dari perjalanan hidup ini kita bisa meyimpulkan bahwa untuk menjadi besar, kita harus mampu berjuang dan menghadapi setiap ujian hidup dengan ikhlas dan penuh rasa syukur.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!