Berintegritas Tinggi dan Menjunjung Network yang Luas demi Menumbuhkan Value sebagai Pendidikan Vokasi di Hati Masyarakat
Lahir di desa Bebetin, Kabupaten Singaraja dari orang tua sebagai petani, kehidupan ekonomi I Nyoman Abdi, direktur dari Politeknik Negeri Bali sangat sulit. Ia sudah mengenal pentingnya bekerja keras untuk memperoleh uang, karena tempaan hidup sekaligus didikan orang tua yang sehari-harinya secara tidak langsung menjadikan ia sosok yang mandiri dalam menemukan jati diri hingga sukses dalam karier.
Keterampilan Nyoman Abdi layaknya petani muda sudah tidak dipungkiri lagi, hal ini ia lakukan demi bisa terus bisa melanjutkan sekolah. Meski jarak yang ditempuh pun tidak mudah, ia harus melalui perjalanan yang panjang melewati desa satu ke desa lain untuk menerima pelajaran di bangku SD dan SMP. Setelah memasuki masa SMA, barulah ia pindah ke Kota Singaraja, hidup lebih mandiri lagi sebagai anak kos.
Sebelum tamat SMA, Nyoman Abdi yang bercita-cita untuk melanjutkan ke kampus negeri, berhasil mewujudkan keinginannya dengan diterimanya di Universitas Udayana, Fakultas Ekonomi, jurusan Ekonomi Manajemen pada tahun 1984. 3,5 tahun berselang, ia lulus menyandang sarjana ekonomi, sekaligus sebagai lulusan tercepat, meski sempat terseok-seok terkendala biaya SPP dan harus berjuang memperoleh beasiswa dengan syarat IPK yang ditentukan.
Berbekal pendalaman ilmu dan pengalaman sebagai mahasiswa, Nyoman Abdi langsung bekerja sebagai pengajar di Universitas Warmadewa, Universitas Ngurah Rai, begitu juga saat dibuka lowongan di Politeknik Negeri Bali (PNB), ia terdaftar sebagai pengajar pada mata kuliah ekonomi akuntansi. Pilihannya jatuh pada ilmu tersebut, agar kemampuan dan pengalamannya terus berkembang mengikuti dinamisme dunia pendidikan.
Dalam membangun kariernya, Nyoman Abdi tak mulukmuluk sejak masih menempuh pendidikan hingga saat ini, ia hanya berusaha menjadi pribadi yang terus berkembang dari segi ilmu dan maupun pengalaman yang mampu membangun karakternya. Dari sebagai pengajar berstatus PNS, ia kemudian memanfaatkan kesempatan untuk menata diri dengan banyak belajar di luar negeri, salah satunya melanjutkan magister Master of Electronic Commerce di Melbourne berbekal beasiswa dari PNB pada tahun 2003.
Tak pernah terbayang diungkapkan Nyoman Abdi yang memiliki hobi menuntut ilmu ini, perjalanan kariernya akhirnya sampai pada posisi sebagai direktur Politeknik Negeri Bali. Ia hanya berupaya melakukan hal-hal terbaik dalam hidupnya, hingga dalam proses nikmat yang ia jalani tersebut, tanpa disadari ia sudah mengantongi dan membangun kualitas dalam dirinya.
Terus Tingkatkan “COT Green Tourism”
Pada tahun 2011, setelah melakukan perundingan dengan keluarga dan mempersiapkan diri untuk melepaskan pekerjaan yang masih ia pegang dan fokus pada posisi mengabdi sebagai Wakil II Direktur Bidang Keuangan, Sumber Daya Manusia dan Sarana Prasarana dalam dua periode hingga di tahun 2019. Melihat kinerja yang baik dan mendapatkan hasil suara yang mayoritas pada pemilihan calon direktur, Nyoman Abdi pun kembali dipercaya dan resmi sebagai direktur sejak tahun 2018.
Gaya kepemimpinan Nyoman Abdi di Politeknik Negeri Bali (PNB), tak lepas dari pengaruh didikan orang tua yakni makna bekerja keras dan memperluas relasi yang membawa pengaruh positif dalam kehidupan. Dalam hal ini ia terapkan dengan menggarap konsep pentahelix atau multipihak yang terdiri atas unsur-unsur PNB yang digarap secara maksimal, meliputi penyelenggaraan kegiatan kerja sama dengan pemerintah daerah maupun pusat, sesama pengelola perguruan tinggi, perindustrian, tokoh masyarakat dan media publikasi. Diharapkan tujuan ini tercapai agar semakin meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan mengoptimalkan fungsi serta manfaat berbagai sumber daya lainnya, selaku PNB sebagai pendidikan vokasi yang melaksanakan pengabdian kepada masyarakat.
Dari sekian pilihan program studi di PNB, pada jurusan Pariwisata tengah menjadi daya tarik dan fokus Nyoman Abdi untuk melanjutkan program “Green Tourism Menuju Pariwisata Berkelanjutan dan Berdaya Saing” yang dapat memayungi seluruh program studi melalui Green Business dan Green Activities, serta memiliki uniqueness value yang disebut dengan Green Ethic, sebagai entry point pengembangan lembaga dalam mengembangkan soft skill. Program ini pun disambut baik oleh Gubernur Bali, I Wayan Koster, untuk mengembangkan kelas Pengembangan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bidang Energi Baru Terbarukan (EBT) – Center of Excellent on Renewable Energy (CERE) di Bali, di mana PNB telah membuka kelas pertama tahun lalu yang terdiri atas 30 orang. Tak sampai di sana, PNB.
saat ini tengah mempersiapkan lokasi di daerah Bangli untuk membuka kampus khusus di bidang EBT, didukung Pemerintah Indonesia melalui Kementerian ESDM dengan Pemerintah Switzerland melalui Kedutaan Switzerland di Jakarta (SECO) yang dalam implementasinya dikerjakan oleh GFA Consulting Group Switzerland. Berbagai pengembangan kerja sama luar negeri bidang green tourism ini pun sudah banyak dilakukan oleh PNB, di antaranya dengan Keio University Japan-Water resources Management; RMUTP Thailand-Green Tourism Management; Brunel University Landon-Green Energy, TNO Netherlands-Master plan of Education and Training Center on RE Development.
Dalam pelaksanaan program penguatan Center of Technology on Green Tourism ini tentunya sangat membutuhkan peran aktif dari berbagai stakeholder, khususnya unsur Dunia Usaha dan Dunia Industri (DU/DI), baik dalam maupun luar Bali, agar semakin bersinergi dalam mengolaborasikan potensi yang dimiliki PNB, DU/DI, Organisasi Profesi, dan Masyarakat yang didukung penuh oleh Pemerintah Daerah dalam rangka membangun SDM unggul yang berbudaya untuk Indonesia maju. Seperti visi Politeknik Negeri Bali yang berbunyi “Menjadi lembaga pendidikan tinggi vokasi terdepan penghasil lulusan profesional berdaya saing internasional pada tahun 2025”, kurang lebih seperti itulah pesan yang ingin disampaikan Nyoman Abdi kepada generasi muda, calon pemimpin bangsa. Jika ingin bertahan dalam persaingan yang semakin tinggi, jadilah sosok yang terus mengikuti perkembangan zaman, salah satunya dengan terbuka pada hal-hal baru dan meningkatkan kualitas diri agar kita menjadi pribadi generasi muda yang siap menghadapi kompetisi di masa depan, baik lokal bahkan internasional.