Berdoa, Bekerja dan Bersyukur

Pemerintah provinsi Bali menetapkan tanggal 29 Januari sebagai Hari Arak Bali yang digagas oleh Gubernur Bali, Wayan Koster sebagai wujud menjaga warisan leluhur. Hal tersebut mendorong para pelaku usaha, khususnya pengrajin arak Bali untuk mengembangkan usahanya. Hal tersebut menjadi motivasi bagi Made Astu Darma, seorang pengusaha muda asal Singaraja yang memiliki usaha bergerak di bidang usaha kafe dan bar, yang telah mendirikan sejumlah bar di Denpasar. Pemilik bar Warung 77, Felix 77 dan Queen 77 ini mengapresiasi upaya pemerintah mendukung para pengusaha khususnya pengrajin arak Bali dalam hal pengembangan dan kemajuan usaha.

Warung 77 merupakan bisnis bar pertama yang didirikan Made sebelum munculnya pandemi Covid-19. Diakuinya bahwa membangun bisnis bar untuk pertama kalinya setelah melewati proses panjang. Berangkat dari pemahaman akan stigma negatif Arak Bali di kalangan masyarakat, Made berupaya untuk mengubah sudut pandang masyarakat dengan menghadirkan arak cocktail sebagai produk yang ia jual dalam bisnisnya, dengan harapan arak Bali dapat diterima di kalangan masyarakat. Sebagai putra kedua dari orang tua yang berprofesi sebagai petani, Made menuturkan bagaimana melewati masa kecilnya yang penuh kebahagiaan bersama didikan keras kedua orang tuanya. Melewati masa kecil dengan membantu ayah menjual gerabah telah membentuk Made menjadi pribadi yang mandiri dan bertanggung jawab.

Meninggalnya sang ayah mengubah perjalanan hidup Made terutama dalam bidang pendidikan. Bertolak dari Singaraja menuju Denpasar menjadi pilihan bagi Made untuk melanjutkan hidup. Berbekal dari pengalaman berorganisasi selama menempuh pendidikan di bangku SMP, Made memaparkan bagaimana kehidupan masa remaja saat itu dihiasi dengan berbagai kegiatan positif khususnya dalam bidang seni musik serta kemampuannya adalam mengukir kayu. Setelah tamat dari bangku SMP, dirinya bertolak ke Denpasar dan memutuskan untuk bekerja. Dengan bergabungnya Made dalam organisasi Laskar Bali membawa sederet keuntungan bagi Made terutama dalam hal pencarian kerja. Pertama kali Made bekerja di sebuah counter handphone yang terletak di Jl. Gajah Mada Denpasar. Kemudian dirinya mengikuti kursus dan belajar secara otodidak mengenai teknologi handphone kala itu, kemudian dirinya berhasil menjadi teknisi dan membuka servis handphone sendiri pada tahun 2009.

Memasuki zaman dunia online, diakui Made usahanya mengalami penurunan pendapatan mengingat pesatnya kemajuan teknologi mendorongnya untuk mulai beralih ke dunia online. Sulitnya mencari teknisi di masa itu akhirnya dirinya memutuskan untuk mengalihkan usahanya kepada keponakan yang telah ia latih untuk meneruskan usahanya. Made memutuskan untuk mendirikan bar yang ia beri nama Warung 77, berawal dari hobinya sebagai peminum dan memiliki banyak teman yang memiliki hobi yang sama sehingga ia memberikan wadah bagi para peminum untuk dapat menghabiskan waktu bersama. Produk minuman yan ia jual berupa arak cocktail yang tergolong aman dan mengalami peningkatan dalam hal pendapatan.

Berpegang dengan keyakinan dan optimisme, Made berupaya mengembangkan usahanya hingga dirinya mendirikan Felix 77 disusul dengan Queen 77 sebagai perluasan usaha. Dirinya mengakui bahwa mendirikan usaha bukan hal yang mudah, namun dengan prinsip 3B yaitu Berdoa, Bekerja dan Bersyukur, Made mampu menjalankan serta mempertahankan usahanya hingga kini.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!