Berdedikasi dalam Usaha dengan Tetap Mengedepankan Kualitas Pelayanan
Terdepan dalam kualitas merupakan visi dari Hans Denso, bengkel dan dealer resmi yang mendistribusi produk spareparts Denso di Bali telah berdiri selama lebih dari 40 tahun sejak tahun 1979. Denso Corporation adalah perusahaan asal jepang yang bergerak di bidang otomotif engineering memproduksi sparepart AC mobil yang banyak digunakan pada mobil-mobil bermerek Jepang dan Eropa. Memasuki masa generasi kedua, di bawah kepemimpinan Ben Tandio, Hans Denso mengalami perkembangan yang cukup pesat. Kini, Hans Denso telah memiliki mekanik yang sangat berpengalaman di bidangnya, senantiasa meng-upgrade diri melalui program Denso Training dan tersertifikasi oleh Denso Corporation khusus di bidang AC Mobil, Bus dan Truk.
Di tengah pesatnya laju perkembangan industri dan teknologi, pria yang akrab disapa Ben ini melakukan berbagai inovasi dengan mengedepankan kualitas dalam pelayanan, berdedikasi penuh dalam pengerjaan memastikan AC mobil pelanggan dapat berfungsi dengan optimal. Proses perjalanan dalam meneruskan usaha, Ben berhasil membangun reputasi yang kuat melalui kualitas pelayanan yang menjadi keunggulannya. Tetap konsisten melakukan berbagai upaya mempertahankan kualitas layanan dengan jumlah SDM dengan kualifikasi terbaik di bidangnya. Mampu bertahan pada situasi pandemi hingga kini menjadi hal yang sangat disyukuri Ben saat ini.
Sejak kecil, Ben dipersiapkan untuk meneruskan perjuangan ayah untuk memimpin perusahaan. Dimulai dengan terlibatnya Ben dalam usaha ayahnya sebagai teknisi yang bertugas untuk memperbaiki kulkas. Di masa itu, belum ada toko AC mobil. Ben melihat ayah bekerja memperbaiki kulkas di supermarket. Seiring berjalannya waktu, ayah Ben mulai mengembangkan inovasi dengan memperbaiki AC mobil. Mobil mewah pada saat itu dianggap barang yang sangat eksklusif sehingga ilmu yang di dapat sangat istimewa. Ayah Ben mulai mempelajari tentang AC melalui pengetahuan yang diperoleh saat bekerja sebagai teknisi pada saat itu. Setelah usahanya mulai berjalan, Ayah Ben melihat adanya peluang di Jl. Teuku Umar, Denpasar, di mana pada saat itu sepanjang jalan masih di penuhi dengan kebun kelapa.
Seiring berkembang pesatnya lingkungan sekitar tempat tinggal Ben, munculah ketertarikan Ben terhadap dunia teknik mesin mobil. Ben sering terlibat dalam setiap pekerjaan ayahnya dengan perlahan Ben mulai mempelajari dan memahami ilmu teknik mesin. Ben tumbuh menjadi anak yang mandiri dan bertanggung jawab. Menemani jejak ayah yang merintis usaha yang dimulai dari nol dan membangun perekonomian keluarga. Masa kecil Ben diwarnai dengan berbagai permainan anak-anak seperti bermain benteng bersama teman-teman, bermain ke hutan yang terletak di belakang rumah sembari mencari hasil alam seperti tebu dan cokelat. Ben menghabiskan waktu bersama keluarga setiap hari Minggu sambil menikmati kue serabi buatan ibu dan pergi berjalan-jalan ke kebun raya.
Tumbuh di lingkungan keluarga yang menerapkan berbagai aturan menumbuhkan kedisiplinan dalam diri Ben. Orang tua menanamkan prinsip tersebut dimana dalam segala hak yang diupayakan akan selalu ada timbal balik, mengharapkan anaknya tumbuh sebagai anak yang mandiri dan tidak anak manja. Ben sempat mengenyam pendidikan di SMPK Santo Yoseph yang dulunya bernama SMPK Swastyastu. Memasuki masa remaja, Ben memutuskan melanjutkan SMA ke Sydney, Australia. Beradaptasi dengan lingkungan yang berbeda dari segi budaya dan karakter penduduk Sidney menjadi tantangan bagi Ben di masa itu. Di sana, selain berkesempatan untuk menempuh pendidikan, juga mengasah kemandirian dan keahlian Ben. Ben melanjutkan kuliah di Sidney jurusan Akuntansi Keuangan. Meskipun memiliki ketertarikan dalam bidang teknik, mempelajari akuntansi secara tidak langsung mengajarkan bagaimana mengelola administrasi bisnis selama 4 tahun. Bagi Ben, memperluas wawasan sangat penting dalam menjalankan perusahaan agar mampu membangun manajemen sehingga perusahaan dapat berkembang dengan baik. Setelah lulus kuliah, Ben memutuskan pulang ke Indonesia, sempat bekerja di toko ponsel kemudian memutuskan untuk bekerja di kantor selama 3 tahun.
Ben memutuskan untuk mengikuti pelatihan dasar yang mempelajari seluk-beluk cara memperbaiki AC Mobil selama 2 bulan dilanjutkan dengan mengambil program pelatihan selama 2 tahun untuk pempersiapkan diri terjun mengaplikasikan ilmu dalam dunia bisnis AC. Sebagai generasi kedua perusahaan yang telah dibangun selama 11 tahun, ada beberapa hal yang mendapat perhatian khusus dari Ben seperti sistem manajemen, pengelolaan administrasi yang disesuaikan dengan perkembangan terkini. Selain berpengalaman di bidang teknisi, Ben juga menerapkan ilmu akuntansi yang ia dapat semasa kuliah di Hans Denso. Dalam upaya menghadapi persaingan bisnis, Ben menekankan pentingnya mengedepankan kualitas dalam pelayanan yang diberikan. Kualitas yang diberikan sangat beragam dengan jumlah biaya yang dikeluarkan cukup tinggi. Sebisa mungkin Ben mempertahankan reputasi dengan berfokus pada kualitas pelayanan sehingga mampu membangun kepercayaan para pelanggan untuk tetap memakai jasanya.
Dengan tetap mengedepankan kualitas, menjadi karakterisitik yang khas dari Hans Denso yang tidak dapat ditemui di tempat lain. Selain itu, Hans Denso juga menyediakan pelayanan reminder service untuk para pelanggan. Dalam hal pengerjaan, Hans Denso menggunakan teknologi mesin canggih, demi mendapatkan hasil yang terbaik, di mana hal tersebut menjadi investasi terbaik yang dilakukan Hans Denso. Transparansi harga kepada para pelanggan bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan dan memberikan kenyamanan. Ekspansi usaha menjadi harapan bagi Ben demi memperluas target pasar dan cakupan layanan Hans Denso.