Berbakat dalam Bisnis, Berani dalam Inovasi
Salah satu ciri pengusaha sukses tercermin dari keberanian dalam melakukan inovasi. Sempat berada di bawah tekanan akibat pandemi Covid-19 lalu, berbagai upaya telah dikerahkan Putu Adi Ardana agar mampu mempertahankan bisnis yang telah ia rintis sejak lama. Melalui tangan dinginnya, Metangi Joglo House lahir sebagai bukti usaha serta dedikasi yang ia bangun seolah membuktikan bahwa segala sesuatu dapat terwujud atas dasar keberanian dalam berinovasi.
Terlahir sebagai anak laki-laki satusatunya dalam keluarga, sosok Adi dikenal sebagai pribadi yang lincah dan aktif. Sejak kecil dirinya telah mengenal dunia bisnis. Bersama ibu, Adi menciptakan berbagai jenis usaha kecil-kecilan seperti berjualan coklat di Hari Valentine, meskipun keadaan keluarganya pada saat itu tergolong berkecukupan, Adi tumbuh sebagai anak yang disiplin terutama dalam segi keuangan, yang mana uang saku dibatasi. Hal tersebut bertujuan untuk mengajarkan Adi bagaimana cara berhemat dan mengatur keuangan. Adi dikenal sebagai anak yang berprestasi ketika duduk di bangku sekolah dasar. Orang tua Adi menekankan betapa pentingnya arti pendidikan dalam kehidupan. Hal tersebut tertanam di dalam benak dan memotivasi dirinya untuk menjadi anak yang sukses dalam pendidikan.
Seperti kehidupan anak-anak yang lahir di era 90-an, bermain ke sawah, sungai dan bertualang menjadi keseharian dalam hidup Adi di masa kecil. Selain itu, Adi kerap menghabiskan waktu bersama teman-teman di pantai dan sungai. Menyadari bahwa uang saku di zaman itu tidak mencukupi kebutuhannya, timbul keinginan untuk mencari uang tambahan. Akhirnya, Adi memutuskan untuk bekerja bersama bibi membantu membuat jajan seharga Rp2000. Menginjak masa remaja, kehidupan daerah Canggu pada saat itu mulai dipadati penduduk. Balapan motor menjadi tontonan favorit remaja kala itu. Hal tersebut berhasil menarik perhatian Adi memodifikasi motor hinga menjadi kegemaran. Selain itu berkumpul bersama teman-teman sering ia lakukan. Namun, dirinya tidak pernah sekalipun meninggalkan tanggung jawab sebagai seorang pelajar.
Masa SMP Adi, lebih banyak menghabiskan waktu membantu keluarga seperti mengantar nenek mebanten dan memiliki kakek seorang pemangku. Pada masa-masa mencari jati diri inilah dimanfaatkan Adi untuk berkumpul bersama keluarga. Sempat jatuh dari motor dan mengalami patah tulang, mengharuskan Adi untuk istirahat selama 3 bulan menjadi kenangan tak terlupakan. Memasuki masa SMA Adi mulai menyadari bahwa dirinya jauh lebih banyak bergaul dengan orang yang usianya lebih tua dari dirinya. Dirinya mengakui bahwa sempat merasakan bagaimana dunia malam hanya untuk memuaskan rasa ingin tahu saat itu. Pada saat itu, Adi menyadari bahwa dirinya memiliki keinginan untuk menjadi seorang Arsitek. Namun, impian itu pun kandas oleh penolakan dari ayah. Masa remaja Adi dihabiskan mengikuti kontes motor custom bersama teman-teman. Saat itu ia mengakui, di masa SMP dulu, untuk mendapatkan uang saku sebesar Rp.100.000 sangat sulit, sedangkan di masa-masa SMA cukup mudah di dapat.
Adi memilih Fakultas Ekonomi Universitas Warmadewa sebagai alternatif pilihan usai ditolak sang ayah untuk kuliah di jurusan teknik arsitek. Namun, dirinya memutuskan untuk berhenti sebelum wisuda dan bekerja di koperasi sebagai kolektor selama setahun. Kini Adi menduduki posisi sebagai sekretaris. Sebelum mendirikan bisnis penginapan, Adi mendirikan sejumlah bisnis kecil seperti clothingan, cave dan join bekerja di sebuah bengkel bersama teman di bagian pemasaran. Dirinya bersyukur memiliki orang tua yang senantiasa mendukung dirinya dalam hal apapun. Segala tanggung jawab telah diberikan padanya di mana risiko kegagalan mampu ia atasi dengan baik jika hal tersebut terjadi di kemudian hari.
Dengan memanfaatkan lahan sawah milik kakek, Adi memutuskan mendirikan Metangi Joglo House pada tahun 2019. Terinspirasi oleh bibi yang juga seorang pemilik Guest House pertama di Canggu. Melihat lahan kosong tak ditempati dan peluang bisnis yang ada, akhirnya Adi memutuskan mendirikan Guest House juga, dengan modal yang digunakan merupakan modal panas hasil dari pinjam modal secara penuh atas nama pribadi. Adi mengakui usahanya tersebut tanpa adanya campur tangan orang tua dan dirinya mengemban tanggung jawab penuh atas usaha yang telah ia dirikan.
Pandemi Covid-19 menjadi tantangan awal bagi bisnis yang tengah ia jalani dengan bisnis yang bergerak pada sektor pariwisata yang paling terkena dampak pada saat itu. Hal pertama yang ia pikirkan saat itu adalah melunasi utang yang ada dengan memanfaatkan tabungan koperasi keluarga. Hal tersebut menjadi tantangan besar baginya dan berhasil dihadapi dengan baik.
Metangi Joglo House memiliki berbagai fasilitas seperti Full AC lengkap dan Kitchen Sharing, di mana bisnis ini memiliki okupansi yang sangat bagus. Melihat kondisi daerah pariwisata Canggu yang begitu menjanjikan, Adi optimis untuk melakukan inovasi dengan menambah bisnis lain seperti membuka rumah kos yang diubah menjadi apartemen mengingat perkembangan zaman yang begitu pesat yang mengharuskan untuk melakukan adaptasi. Selain Guest House, Adi memiliki bisnis lain yaitu penyewaan mesin kopi dan penyediaan biji kopi bekerja sama dengan Roastery. Adi menekankan bahwa keberaniannya dalam berinovasi tercermin dari kemampuan beradaptasi terhadap perkembangan zaman. Hal tersebut didukung oleh bakat bisnis yang terasah dari waktu ke waktu, hal itu pula mendorong Adi untuk terus mengembangkan bisnisnya hingga mencapai kesuksesan seperti saat ini.