Berbagi Ilmu dan Pengalaman dalam Bisnis maupun Spiritual

San’Yuniathi atau yang biasa dipanggil Nia sebelum merintis usahanya, sempat bekerja di sebuah perusahaan asing, di mana saat itu ia ditugaskan untuk rolling ke luar daerah. Hal ini yang membuat ia memutuskan untuk keluar dari perusahaan tersebut, karena saat itu ia yang sudah berumah tangga, berat untuk meninggalkan kodratnya sebagai wanita Bali.

Setelah lepas dari perusahaan, Nia mengisi kekosongan waktu dengan berjualan baju di rumah sebelum memutuskan membuka butik, di mana baju yang dibeli dari luar kota (Jakarta). Ia yang juga memiliki hobi menggambar, mulai tertarik untuk mendesain pakaian sendiri. Dari hasil karyanya banyak diminati dan tak berhenti sampai di sana, ia juga menawarkan ke butik-butik, bahkan dengan tangan terbuka memberikan pinjaman baju / pakaian kepada para reseller yang ingin berjualan, demi menambah penghasilan.

Selama enam tahun lebih, Nia sukses menjalankan usaha tersebut, namun karena tak mampu fokus di dua usaha bidang yang berbeda, yakni bekerja sama dengan perusahaan makanan Korea di Jakarta, butik akhirnya ditutup pada tahun 2019. Berat memang dirasakan olehnya, karena kepercayaan masyarakat sudah terlanjur diberikan kepadanya soal berbusana dalam acara resmi. Namun bagaimanapun, hidup adalah pilihan yang harus ia jalani untuk memilih yang terbaik.

Keputusan untuk fokus pada UD Budijaya Meat Shop yang berlokasi di Jl. Ahmad Yani Utara No. 195 diambil karena pada saat itu suami, tidak bisa fokus di perusahaan tersebut sehingga pada akhirnya, diambil alih oleh Nia dan menjalankan perusahaan tersebut sampai saat ini.

Melalui pendekatan media sosial, UD Budijaya Meat Shop mempromosikan produknya dan menawarkan kepada para reseller untuk ikut bergabung bekerja sama, selain juga menjual secara retail. UD Budijaya juga menyuplai produknya ke beberapa hotel, restoran dan supermarket. Namun musim pandemi, UD Budijaya Meat Shop pun mendapatkan dampaknya, dengan omzet yang mengalami penurunan. Ia pun berupaya terus berinovasi, agar usaha tetap berjalan dan bisa tetap mempekerjakan para karyawannya, salah satunya mengembangkan produk frozen food dan mempertahankan kualitas produk andalan yakni urutan ayam dengan memakai casing / kulit urutan yang bahan dasarnya dari rumput laut dan di produksi dari luar. Produk andalan dari UD Budijaya ini terjual hingga ke luar pulau antara lain Malang, Surabaya Jakarta, Kalimantan, Makassar dan Lombok.

Memiliki Bakat Empati dan Spiritual

Sebagai ‘anak kolong’, puluhan tahun dihabiskan Nia di asrama, dengan didikan disiplin yang mewarnai keseharian hidupnya dari orang tua, terutama ayah. Prestasi secara akademis maupun non akademis di sekolah pun ia raih, hingga uang saku akhirnya ia dapatkan dari prestasinya tersebut tanpa meminta kepada orang tua. Dari ibu sendiri, ia pun mendapat wejangan agar tidak takabur dengan pencapaian yang telah didapat dengan saling berbagi. Harapan ini pun ingin diwujudkan olehnya dengan mendirikan rumah singgah untuk orang dengan gangguan jiwa, di mana hatinya terketuk karena seringkali melihat secara langsung kondisi yang sangat memprihatinkan khususnya pada orang gangguan jiwa perempuan yang sering tidak berpakaian.

Perhatian ini diberikan dalam wujud kecil seperti contoh memberikan makanan dan minuman yang bisa diberikan secara langsung. Apapun kondisi yang dialami oleh Nia, ia selalu berupaya mensyukurinya, bukan hanya karena limpahan rezeki yang dicapai dan berbagi dengan sesama. Bahkan disaat ia sempat kritis selama tiga hari karena terpapar virus Covid-19, hatinya masih memiliki keyakinan, bila Tuhan memberikan kesempatan untuk sembuh, kesehatan dan kesembuhan tersebut akan diberikan kepadanya. Dengan terus berdoa kepada Tuhan dan berserah diri, bersyukur ia akhirnya mampu melewati masamasa sulit tersebut.

Dari pengalaman spiritual tersebut, alumni dari SMAN 1 Denpasar ini, tak hanya berbagi soal ilmu dan pengalamannya dalam bisnis, ia juga yang meyakini dan mengakui kehadiran anugerah dari yang kuasa dalam sepanjang perjalanan hidupnya, sehingga mengubah pola pikir dan kehidupannya jauh lebih positif. Ia merasa terberkati dan merasa terpanggil untuk memberikan bantuan bagi mereka yang membutuhkan konsultasi / pencerahan, bagi mereka yang membutuhkan. Ia pun dengan bakat empati yang dimiliki dengan senang hati, membuka tangan dan hatinya, mempersembahkan yang terbaik dari dalam diri.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!