Berawal dari Magang Dini, Cerita Inspiratif Sukses Ngurah dan Gita di Usia Muda
Di tengah cobaan ekonomi yang menghimpit keluarga Putu Ngurah Wira Darmasana, muncul semangat untuk mencari jalan keluar yakni dengan mengikuti magang lebih awal pada semester III. Dari melamar di 10 studio, hanya tiga yang memberikan tanggapan, salah satunya Bonita Interior. Saat melakukan interview, mereka ditanyakan oleh pihak studio terkait penyertaan surat dari kampus dalam rangka kegiatan magangnya. Namun, aturan kampus mengharuskan magang dilakukan pada semester V, sedangkan mereka masih berada di semester III. Meskipun demikian, ia tidak hanya bermaksud untuk magang lebih awal, tetapi juga ingin meyakinkan pihak studio, bahwa ia memiliki tekad kuat dan hasrat belajar yang besar dengan memilih magang lebih awal.
Ngurah diberikan kesempatan untuk mengambil proyek pertamanya. Setelah berhasil menyelesaikan proyek tersebut dengan hasil yang memuaskan, perusahaan memberinya kesempatan kedua dalam bentuk proyek vila yang dimiliki oleh pengacara ternama, Hotman Paris yang berlokasi di Legian. Pada proyek ini, ia menerapkan ilmu 3D yang telah dipelajari di kampusnya, IDB (Institut Desain & Bisnis). Dalam waktu tiga bulan, ia berhasil menyelesaikan tiga proyek dengan sukses. Setelah itu, ia melanjutkan magang di Natura Design Studio dan berlanjut ke beberapa studio lainnya. Pengalaman magang tersebut, ia jalani selama setahun penuh.
Di semester V, dengan pengalaman magang yang telah dikumpulkannya, Ngurah memutuskan untuk mulai bekerja sebagai freelancer sambil tetap menjalani magang bahkan kerja paruh waktu, untuk mendukung biaya kuliahnya. Proyek-proyek freelance yang ia tangani memiliki beragam nilai, yang kebanyakan dengan harga Rp300 ribu – Rp1 juta, sampai Rp6 juta. Pada semester VI, ia bahkan berhasil mendapatkan proyek vila dengan nilai sekitar Rp23 juta, yang ia kerjakan bersama rekan-rekan termasuk Gita. Namun dalam perjalanan menyelesaikan proyek, mereka dihadapkan pada situasi sulit, saat kontraktor menginginkan vila harus selesai lebih cepat karena pemilik vila akan datang ke Bali. Tanpa tidur selama dua hari, Ngurah dan timnya berhasil. Namun ketika mencoba mengklarifikasi pembayaran, ia dan tim mengalami kendala. Kontaknya diblokir dan saat mencoba mendatangi kediamannya, rumahnya terkunci dan tak ada jawaban.
Setelah beberapa waktu berlalu, beredar berita viral mengenai kontraktor yang sebelumnya menggunakan jasa Ngurah. Kontraktor tersebut ternyata terlibat dalam praktik penipuan yang merugikan banyak orang. Kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi Ngurah, membuatnya lebih berhati-hati dan tidak mudah percaya pada siapa pun, bahkan hubungan saudara sekalipun. Kini, di bawah nama usaha Dom Studio Bali. Ngurah, Gita dan tim mengedepankan profesionalisme dalam setiap langkahnya, mengutamakan penggunaan surat resmi dan dokumen yang sah sebagai bukti transaksi. Meskipun usia mereka baru 22 tahun, keduanya telah mampu membangun portofolio proyek dengan nilai yang semakin meningkat. “Kini kami telah menerima proyek-proyek yang semakin besar, dengan nilai di atas Rp10 juta. Contohnya, beberapa proyek yang sedang berjalan termasuk Pandak Gede, Goa Gong dan proyek glamping pertama di Petang,” ungkap Ngurah. Ia berharap di masa depan, kepercayaan itu dapat terus mereka jaga, tak peduli berapa besar nilainya. “Seringkali dalam kehidupan sehari-hari saja atau dalam hal ini proyek dengan anggaran rendah yang dianggap sepele. Padahal dari sini, akan datang peluang proyek-proyek selanjutnya dengan nilai yang besar,” pungkasnya.