Berani Tentukan Pilihan Hidup Untuk Sukses
Hidup dipenuhi dengan banyak pilihan. Ingin seperti apa atau menjadi apa, kita sebagai mahluk yang paling sempurna diberikan kebebasan oleh Sang Pencipta untuk memilih. Namun masih ada beranggapan bahwa nasib disalahartikan adalah sebagai takdir yang sepenuhnya bukan tanggung kita, sehingga terlalu cepat menyerah tanpa adanya usaha yang maksimal terlebih dahulu.
Kerja sama Pudak Sariani dan suami, I Nyoman Sukadana dalam berwirausaha, tak terjadi secara instan begitu saja. Sejak usia muda, mereka terbilang dituntut untuk belajar mandiri dengan bekerja sambil melanjutkan kuliah, khususnya hal inilah yang terjadi pada Pudak Sariani. Wanita asal Kabupaten Jembrana ini menceritakan keadaan masa mudanya yang sederhana, yang awalnya hanya mengandalkan penghasilan orangtua yang diperoleh tiga bulan sekali sebagai petani kebun kelapa. Sehingga keadaanlah yang memaksa ia untuk memutuskan berani untuk menentukan pilihan untuk bekerja sambil berkuliah.
Sebelumnya Pudak Sariani melanjutkan kuliah di STIKOM yang kini berganti nama menjadi Institut Teknologi dan Bisnis STIKOM Bali. Demi putrinya dapat melanjutkan kuliah, orangtuanya harus menjual dua ekor sapi untuk membayar uang gedung. Melihat perjuangan keras orangtuanya, ia pun tak ingin menambah beban orangtua dengan membiayai uang kuliah selanjutnya. Ia kemudian bekerja sebagai admin di sebuah perusahaan kontraktor, PT Karya Winangun saat duduk di semester III.
Sesuai dengan tekadnya sejak awal untuk kuliah sambil bekerja, Pudak Sariani sempat ingin melanjutkan kuliah di universitas negeri, namun karena waktu yang tidak fleksibel untuk kuliah sembari bekerja, ia akhirnya melanjutkan ke swasta.
Bukan karena kondisi yang kekurangan, yang membuat Pudak Sariani hampir putus asa, justru dalam membagi waktu antara bekerja dan kuliah, yang ia ungkapkan benarbenar sempat membuat dirinya berurai air mata. Memenuhi tanggung jawab perusahaan, mengikuti kuliah dan melaksanakan tugas-tugasnya agar bisa lulus tepat waktu.
Pudak Sari bersyukur mampu menyelesaikan kuliahnya selama empat tahun. Setelah lulus, ia pun mendapat saran dari orangtua untuk bekerja sebagi PNS. Namun sepertinya, keinginan orangtuanya tidak menjadi kenyataan, Pudak Sari tidak lolos dalam tes CPNS tersebut.
Usainya dari mengikuti tes, ia putuskan untuk melanjutkan kariernya tidak lagi menggantungkan penghasilan dengan bekerja di sebuah perusahaan. Dengan langkah berani, ia memutuskan untuk membangun usaha warnet di daerah Dalung. Namun karena tergerus zaman yang semakin efisien, tertutama dalam mengakses internet, warnet pun kian perlahan ditinggalkan, begitupula warnet miliknya yang berstatus lokasi masih kontrak akhirnya terpaksa ia tutup.
Kemudian Pudak Sariani tidak kapok untuk membangun usaha berikutnya yakni sebuah minimarket yang menjual barang-barang kebutuhan pokok di daerah Penarungan. Meski statusnya saat itu masih sebagai admin, ia tidak mau gragas untuk melepas pekerjaannya begitu saja, sebelum usaha dan catatan keuangannya berjalan dengan stabil.
Dengan meminjam modal sebesar 300 juta di atas tanah seluas 1 are, usaha “SS Mart” tersebut laris manis mendapat antusias dari masyarakat. Bahkan, Pudak Sariani yang notabenenya tidak memiliki ilmu atau latar belakang di bidang retail, sukses mengembangkan minimarket sebanyak tiga cabang, dan tidak menutup kemungkinan akan membuka cabang yang keempat.
Dari Retail, Merambah ke Usaha Kontraktor
Merambah ke bidang kontraktor dan supplier, Pudak Sariani dan khususnya suami yang memiliki latar belakang di bidang kontraktor, mendirikan PT Graha Pesona Perkasa, beralamat di Jl. Teleng, Gulingan, Gg Pioner, Mengwi, Badung. Dari perusahaan bekerja sebelumnya, di PT Winangun Karya, suami telah dipercaya dalam menangani proyek beberapa klien. Hubungan baik pun terjalin sehingga membuat suaminya percaya diri untuk membangun usaha secara mandiri pada tahun 2015.
Graha Pesona Perkasa yang awal pendiriannya masih berbentuk CV, kemudian seiring berjalannya waktu perusahaan ini semakin dikenal masyarakat lebih luas dan dpercaya menangani proyek-proyek pribadi maupun fasilitas umum. Perusahaan ini pun melambungkan namanya menjadi PT Graha Pesona Perkasa.
Keberanian Pudak Sariani dan I Nyoman Sukadana untuk berwirausaha muncul karena tuntutan keadaan perekonominan keluarga yang secara tidak langsung menjadikan mereka sosok seperti sekarang ini. Terutama yang terjadi pada Pudak Sariani, meski orangtua memang bukan tipe orang yang secara langsung memberikan pendidikan kepada ia dan saudarasaudaranya, namun Pudak Sariani secara mandiri menyadari untuk harus mengambil pilihan untuk sukses kedepannya.
Kesuksesan yang telah diraih Pudak Sariani dan suami saat ini, diyakini tidak pernah luput dari doa orangtua dan campur tangan Tuhan. Sebagai wujud syukurnya, terlebih di musim pandemi seperti sekarang ini, Pudak Sariani mendukung dan mempersilahkan para pemilik UMKM yang tengah merintis usaha mereka untuk menitip barang dagangan mereka di SS Mart.
Bagi Pudak Sariani, setidaknya kita mau mengambil langkah kecil, daripada tidak sama sekali. Dengan banyaknya pilihan usaha yang ada, kita sebagai manusia yang dilengkapi dengan akal dan pikiran harus mulai menentukan pilihan yang sesuai dengan passion kita, bahkan meski tidak memiliki latar belakang tertentu, asalkan ada niat dan kerja yang nyata, kita tidak pernah akan tahu hikmah tersebut justru datang, bahkan di tengah pandemi Covid-19.