Berani Tampil Beda demi Mencapai Kesuksesan
Tidak semua orang berani untuk tampil beda, terlebih dengan orang yang memiliki tingkat gengsi yang tinggi. Rasa gengsi biasanya melekat pada diri anak-anak muda, itu disebabkan karena masa muda adalah masa yang sangat labil dan masa mencari jati diri. Berbeda dengan pria muda asal Gianyar satu ini yang bernama Putu Agus Widi Widiantara.
Putu Agus Widi Widiantara atau yang kerap disapa Widi adalah pria kelahiran Gianyar, 4 Agustus 1993. Terlahir dari keluarga pengusaha membuat Widi terlatih kerja keras sejak dini. Didikan menjadi sosok kerja keras didapat dari sosok ayahnya yang bernama I Nyoman Selamet. Sementara, sosok yang selalu memotivasi dirinya adalah ibu, Ida Ayu Sasih Arini.
Widi sangat menggemari hal-hal yang menyangkut tentang Ilmu Informatika sejak kecil. Bahkan, ketika SMP Agus sudah bisa membantu ayahnya membuat katalog. Karena, saat itu belum memiliki laptop ataupun komputer, maka saat ditugaskan membuat katalog Widi harus pergi ke warnet. Tahun 2011 Widi lulus dari masa putih abunya di SMA Negeri 1 Ubud kemudian melanjutkan perguruan tinggi di STIKOM Bali dengan jurusan dual degree S1 Sistem Komputer dan Bachelor Information Technology (BIT). Tentu, Widi memilih jurusan Sistem Komputer karena sangat menggemari hal tersebut.
Perkuliahannya sudah mencapai semester 6 di STIKOM Bali, tepatnya pada tahun 2013. Dan di saat itu pula Widi mulai merintis peluang bisnis di masa mudanya. Tidak bergelut di bidang pariwisata, meski pariwisata di Bali saat itu sedang maraknya. Justru memilih merintis usaha toko bangunan. Alasannya tidak ingin menjadi seorang pekerja, tetapi ingin menjadi seorang pengusaha yang waktunya bisa diatur sendiri.
Toko bangunan yang Widi buka diberi nama “Sari Sasih Bangunan” yang beralamat di Jl. Suweta No. 198, Bentuyung, Ubud, Gianyar, Bali. Awal dibukanya Sari Sasih Bangunan sangat sulit dirasa dalam menjalankan bisnis tersebut sebab Widi belum memiliki relasi satu pun dengan supplier dan kontraktor bangunan. Namun, seiring perjalanan waktu rupanya masyarakat mulai penasaran dengan Sari Sasih Bangunan dan mencoba membeli bahan bangunan disana. Semenjak itu, Sari Sasih Bangunan mulai ramai dikunjungi pembeli.
Pelayanan yang baik selalu diberikan oleh Widi kepada customer dan bahan bangunan yang dijual sudah melalui tahap sortir, sehingga bahan bangunan yang dijual sudah pasti bahan bangunan yang bagus. Namun, di tengah ramainya customer dan langganan, ternyata ada saja oknum yang bersiasat kurang baik terhadap Widi yaitu bon bahan bangunan berbulan-bulan dan hilang tanpa jejak sehingga Widi mengalami kerugian saat itu.
Namun, Widi mulai belajar dari kesalahan dan mulai memperbaiki manajemen toko bangunannya agar tidak mengalami kerugian lagi. Setelah memperbaiki manajemen, profit dari Sari Sasih Bangunan lumayan banyak saat sebelum pandemi. Namun, saat pandemi ini Widi harus memberhentikan beberapa karyawannya karena mengalami penurunan profit.
Harapan Widi ke depannya yaitu agar pandemi segera berlalu sehinga bisa membuka toko khusus menjual bahan pondasi bangunan seperti batu, koral, batu kapur dan lainnya. Selain itu, Widi berharap bisa membuka toko peralatan listrik kedepannya, serta akan mengembangkan digitalisasi marketing. “Jangan pernah berhenti mencoba dalam melakukan segala hal. Jika gagal, bangkitlah dan perbaiki kesalahan yang membuat gagal. Yakinlah, gagal itu pasti akan terkalahkan dengan usaha dan semangat pantang menyerah”, pesan Widi kepada generasi muda.