Berani Mengubah yang Biasa menjadi Luar Biasa

Garam merupakan salah satu mineral yang memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Selain kaya akan nutrisi, garam memiliki sejumlah manfaat bagi kesehatan. Namun, sebagian besar masyarakat mengenal garam sebagai bagian dari bumbu dapur pelengkap masakan. Siapa sangka, melalui tangan dingin Made Toya, perempuan asal Karangasem ini menyulap garam menjadi sebuah mineral menjadi barang yang memiliki kualitas tinggi.

Perempuan kelahiran Tianyar, Karangasem 16 Maret 1971 ini memiliki keyakinan untuk mendedikasikan diri dalam pengembangan bisnis dengan garam sebagai produk utama. Memperkenalkan kepada dunia, bagaimana garam dapat dimanfaatkan tidak hanya sebagai bumbu masakan tetapi sebagai pelengkap dalam kehidupan sehari-hari dengan melihat kualitas garam yang bermutu tinggi. Perempuan yang akrab disapa Toya ini menuturkan perjalanan kisah kehidupan yang tentu dapat menginspirasi masyarakat Bali. Keyakinan untuk terjun dalam dunia bisnis mengantarkan Toya berkeliling dunia dan melewati sederet petualangan hidup yang secara tidak langsung membentuk karakter pekerja keras dalam diri Toya. Hal tersebut telah mengakar kuat sejak usia dini.

Terlahir di sebuah desa terpencil, Toya melewati masa kecil yang begitu indah bersama 11 saudara. Sejak dini Toya memiliki ketertarikan terhadap uang. Rasa sukanya terhadap uang berawal dari ibu yang menjual berbagai hasil alam sehingga membuatnya berpikir bahwa sesungguhnya segala sesuatu yang ada di alam bisa menghasilkan uang. Selain itu, Toya menghabiskan masa kecil lewat membantu orang tua yang bekerja sebagai petani garam. Sebagai bagian dari 11 bersaudara, Toya memiliki keterikatan yang begitu harmonis serta kerja sama antar saudara yang begitu kompak. Baginya, hal tersebut merupakan pengalaman indah yang tak terlupakan dalam hidupnya. Dengan melihat realita yang ada, menumbuhkan keinginan kuat dalam diri Toya di masa kecil untuk memperkenalkan garam kepada dunia bahwa kandungan mineral dalam garam dapat menjadi sebuah benda yang memiliki kualitas dan bermutu tinggi. Itulah yang membuat jiwa entrepreneur Toya terbentuk sejak kecil.

Toya melewatkan masa kecil yang indah bersama 11 saudaranya. Kekompakan serta saling support satu sama lain menumbuhkan karakter kuat dalam diri Toya. Sebagai perempuan Bali, mengingat budaya Bali menempatkan perempuan sebagai orang yang tidak memiliki hak atas warisan orang tua, mendorong Toya untuk menjadi perempuan yang memiliki penghasilan sendiri, agar di kemudian hari memiliki kehidupan yang layak. Sejak umur 8 tahun, Toya telah diperkenalkan dengan dunia kerja di mana rasa cinta terhadap uang secara tidak langsung membawanya pada sebentuk keyakinan bahwa melakukan sesuatu yang kita sukai dapat mengantarkan kita pada sebuah kesuksesan.

Melewati masa SMP dan SMA di perkotaan dengan berjualan pisang goreng. Sejak duduk di bangku SMA, Toya telah menemukan jati dirinya. Melewati masa remaja di Singaraja dengan uang pemberian paman, digunakan Toya untuk kursus bahasa Inggris dan bahasa Jepang. Setelah lulus SMA, Toya bekerja di Denpasar menjadi Sales perusahaan alat-alat bayi di Tiara Dewata dan melanjutkan perkuliahan. Toya bekerja di perusahaan ikan di Benoa bergerak di bidang pengiriman ikan ke Jepang mengingat keahlian Toya yang fasih dalam berbahasa Jepang. Ia mulai menerima tawaran untuk bekerja di Jepang selama 6 bulan. Kemudian Toya menghentikan perkuliahan yang telah berlangsung selama 1 tahun dan berangkat ke Jepang demi meraih cita-citanya dan menghabiskan 5 tahun hidup di Jepang. Bekerja di sebuah pusat ikan di Jepang. Toya dikirim ke berbagai negara seperti Malaysia, Thailand dan sebagainya berdasarkan bagusnya kinerja Toya selama bekerja di Jepang ditambah kemampuannya berbahasa Inggris, mengantarkan Toya bertandang ke berbagai negara. Setelah menghabiskan waktu selama 5 tahun di Jepang, Toya memutuskan untuk bertolak ke Amerika dan memilih untuk melanjutkan pendidikan di sekolah desain lewat kecintaannya pada seni. Selama di Amerika, selain menempuh pendidikan di sekolah desain, 8 tahun setelah itu dirinya berangkat ke Los Angeles dan bekerja di sebuah bisnis clothing baju dan kembali ke New York, serta menghabiskan waktu selama 12 tahun untuk mengumpulkan modal bisnis. 7 tahun yang lalu, Toya kembali ke Bali bersama keluarga kecilnya, setelah 3 tahun pernikahan dan dikaruniai anak. Akhirnya Toya memutuskan untuk pergi ke Ubud dan membuka lembaran baru di sana. Dengan membuka sejumlah bisnis seperti villa dan restoran. Kemudian dirinya membangun sebuah bisnis dengan garam sebagai produk utama diberi nama Toya Salt.

Baginya, membangun sebuah bisnis tentu bukan hal yang mudah. Dirinya bekerja setiap malam dan melewati harinya dengan berdiri di depan selama 6 bulan pertama. Di tengah menjamurnya bisnis coffee shop dan SPA, Toya memberanikan diri membuka usaha dengan produk garam sebagai produk unggulan. Menjadi berbeda dan membuat suatu keunikan di bumi Indonesia, serta menyulap sesuatu yang biasa menjadi luar biasa merupakan keinginan besar Toya untuk mengabdi kepada Indonesia. Melalui ragam jenis produk garam yang kini ada 28 macam jenis garam, Toya berhasil mengubah citra garam yang dulu dianggap murah kini menjadi barang berharga. Sepak terjang Toya dalam petualangan hidupnya hingga merambah ke mancanegara, memperjuangkan misinya untuk memperkenalkan garam kualitas tinggi kepada dunia, mampu memberikan inspirasi bagi perempuan Indonesia untuk berani berkiprah di dunia bisnis, berani berpikir berbeda dan percaya diri.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!