Berani Ciptakan Konsep Berbeda dalam Fashion Kebaya
Dewa Ayu Riesna Dewi sebelumnya bekerja di bidang farmasi dan hukum. Namun setelah kelahiran anak kedua, yang memiliki waktu jeda setahun dengan anak pertama. Uangnya semakin menipis dan mendorongnya untuk menambah penghasilan secara mandiri, yakni dengan berjualan secara online di tahun 2015.
Di tahun itu, fenomena online shop, memang sedang marak-maraknya, ia pun berpikir tak ada salahnya untuk mengikuti trend tersebut, terlebih ia belum memiliki modal sama sekali saat itu. Selama enam bulan Riesna menekuni dagangannya secara online. Setiap ada orderan, ia mengecek langsung ketersediaan dan kondisi barang di toko, agar tidak mengecewakan pelanggan.
Di bulan April, tahun 2016 ia menginginkan online shopnya tersebut ada sebuah perkembangan, ia kemudian memberanikan dirinya untuk menyediakan barang, meski ia akui ia kadang kurang paham dalam berbisnis, namun ia mulai menyukai aktifitas ini. Mulailah ia mencari penjahit yang handal sekaligus yang sedang tidak menerima orderan.
Demi menunjang bisnisnya, Riesna pun menempuh pendidikan dalam ilmu desain, agar keberaniannya tak hanya sekedar keberanian tanpa sebuah bekal ilmu. Setahun berlalu, di tahun 2017, Riesna telah memiliki 20 orang penjahit yang siap menuangkan ide-ide kreatifnya dalam fashion kebaya dan dengan penuh percaya diri menciptakan trend dari Dedari Bali Kebaya (DBK).
Dedari Bali Kebaya (DBK) yang berlokasi di jalan Sedap Malam No.61 Denpasar dan jalan Ciung Wanara No. 17 Gianyar yang awal tahun 2019 baru dibuka, terus berupaya menawarkan fashion terkini dengan bahan-bahan yang bervariasi meliputi semifrance lonceng, kimono payet, sofia stecth, songket plasma Bali, batik, kebaya rubi, menerima harga normal maupun reseller.
Kunci kesuksesan dalam membangun usahanya, adalah sifat kemandirian yang Riesna miliki. Apalagi ia berasal dari keluarga sederhana, yang menuntutnya untuk terus berpikir, apa lagi yang dapat ia lakukan untuk memenuhi kebutuhan. Ia pernah berjualan telur, berjualan canang, berjualan dupa dan terakhir berjualan kebaya yang ia rasa menjadi bisnis yang paling cocok untuknya.Selain meraup keuntungan, ada rasa syukur yang ikut ia libatkan dalam usahanya, yakni ia dipertemukan dengan orang-orang yang juga memiliki pengaruh kesuksesan dalam usahanya, yang mau melakukan pekerjaan dengan sepenuh hati, meski itu hanya pekerjaan sederhana, seperti merapikan jahitan yang kurang rapi, memasang kancing dan detail-detail kecil sebagai penyempurna keseluruhan hasil kreasi kebaya itu sendiri.
Dengan adanya keikhlasan hati dalam bekerja, Riesna yakin rezeki akan datang mengalir dengan mudah, terutama kepada ibu-ibu yang juga sedang berjuang memenuhi kebutuhan keluarga, dengan bekerja di Dedari Bali Kebaya (DBK). Besar harapannya, keikhlasan tersebut akan berbuah manis kedepannya, dan mampu membawa perkembangan bisnis lebih luas lagi. Ia pun menambahkan, di tahun 2020 ia ingin lebih fokus pada bagian produksi, dan mengajak orang-orang sekitar terutama ibu-ibu yang telah memiliki anak untuk mulai mandiri memenuhi kebutuhan, dan tidak bergantung sepenuhnya dengan suami. Karena peluang pekerjaan tersebut, nyatanya banyak sekali ada di sekitar, asal memiliki niat dan kemauan untuk belajar, jalan demi kebutuhan ekonomi yang lebih baik, pasti terbuka lebar.