Beralih dari Bisnis Keluarga, Menuju Konsistensi Adi Putrawan dalam Merintis Showroom Mobil

Basic bisnis keluarga I Made Adi Putrawan, sebenarnya pada bidang toko perabotan dan elektronik. Saat ibunya mewariskan satu toko lagi untuk dikelolanya, Adi justru mendapat insting untuk memulai sesuatu yang baru. Adi mengikuti hatinya untuk mencoba bisnis jual-beli mobil untuk pertama kalinya, sembari mengelola toko. Awalnya dimulai dari satu unit mobil, Adi berhasil mengembangkan bisnisnya sehingga mencapai kesuksesan yang diraihnya saat ini. Beralih dari bisnis keluarga merupakan tantangan besar, tetapi Adi bangga bisa membangun ide bisnisnya sendiri di bidang yang sesuai dengan minat dan kemampuannya.

I Made Adi Putrawan & Keluarga

Showroom Kerti Yasa Motor merupakan langkah pembaruan dalam perjalanan bisnis Adi Putrawan, pria yang lebih akrab di panggil Kadek Darwin. Pada tahun 2009, awalnya lokasi yang sekarang menjadi showroom Kerti Yasa Motor adalah toko perabotan dan elektronik. Kadek Darwin merasakan dorongan untuk berinovasi dan melakukan sesuatu yang berbeda dari bisnis orang tuanya. Kadek Darwin pun memulai langkahnya dengan membeli mobil pertama berupa pick-up L300. Pilihan jatuh pada mobil tersebut karena memiliki risiko yang lebih rendah dan diangap sebagai kebutuhan masyarakat. Dalam hal pemasaran, Kadek Darwin mendapatkan bantuan dari seorang teman yang berperan sebagai makelar. Melihat bahwa temannya meraih keuntungan yang lebih besar, hal ini memacu Kadek Darwin untuk terus mengembangkan bisnisnya dengan semangat dan tekad untuk meraih kesuksesan dalam dunia jual beli mobil bekas.

Mengubah toko perabotan dan elektronik menjadi showroom juga didukung atas alasan banyak rekan sepermainannya membuka showroom yang membuat Kadek Darwin ingin mengikuti jejak yang sama. Barangbarang di toko kemudian dipindahkan ke rumah dan beruntungnya ibu Kadek Darwin memberikan dukungan terhadap perubahan rencananya. Dengan dukungan keluarga, Kadek Darwin menjadi lebih serius dan fokus dalam mengembangkan bisnis showroom mobil. Konsistensinya dalam menjalani bisnis ini semakin bertambah, karena ia merasa bertanggung jawab terhadap keputusan yang telah diambil. Selain itu, menyadari bahwa bisnis ini memerlukan modal besar dan tanggung jawab yang signifikan, Kadek Darwin berkomitmen untuk tidak beralih ke bisnis lain. Pada tahap awal merintis, Kadek Darwin lebih memfokuskan penawaran pada mobil pick-up, terutama menyadari bahwa mobil pick-up lebih sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat. Selain itu, Kadek Darwin bersukur karena tidak perlu menyewa tempat, karena lahannya sudah dimiliki oleh keluarganya, memberikan keuntungan tambahan dalam pengembangan bisnisnya.

Kadek Darwin mengelola bisnis Kerti Yasa Motor seorang diri dengan 5 pick-up yang dimilikinya. Dari menjemput hingga membawa mobil ke bengkel cat, agar tampilan lebih menarik saat dijual. Kadek Darwin terlibat langsung dalam setiap aspek operasional bisnisnya, di samping belum mengetahui cara mencari karyawan dan menggajinya. Seiring berjalannya waktu, Kadek Darwin menghadapi perubahan dalam industri mobil bekas. Mobil pick-up yang sebelumnya menjadi fokus utama bisnisnya mulai sulit dicari dan harganya pun meningkat, mengakibatkan margin keuntungan yang semakin tipis. Sebagai tanggapan terhadap perubahan ini, lulusan Akomodasi Perhotelan, Mapindo ini, memutuskan untuk beralih ke bisnis mobil pribadi. Meskipun sudah hampir sepuluh tahun sejak memulainya, baru pada saat tersebut Kadek Darwin memutuskan untuk mempekerjakan karyawan. Keputusan ini mungkin diambil karena bertambahnya kompleksitas bisnis dan demi efisiensi dalam operasional sehari-hari. Kadek Darwin terus menghadapi tantangan dan beradaptasi dengan perubahan industri untuk menjaga kesuksesan bisnisnya.

Selama masa pandemi, Kadek Darwin tak terhindarkan dalam mengalami kerugian. Sebut saja pada mobil merek Toyota Avanza terbilang memiliki harga yang paling baik di masa krisis. Harga mobil ini mengalami penurunan sekitar Rp5-15 juta per unit. Selain Avanza, Kadek Darwin juga memiliki mobil merek lain seperti Pajero yang mengalami penurunan harga hingga Rp28 juta. Sebagai langkah responsif terhadap situasi tersebut, Kadek Darwin memutuskan untuk melepaskan mobil Pajero dan mencari mobil baru dengan harga lebih rendah agar modal bisnis dapat terus berputar. Dalam menghadapi tantangan ekonomi, Kadek Darwin juga melakukan kolaborasi dengan rekanan dalam bisnis serupa untuk memuaskan pelayanan kepada pelanggan. Memenuhi mobil yang tidak ada di bisnisnya dengan mencari di bisnis rekanan. Kolaborasi ini bukan hanya berdampak positif pada pelayanan pelanggan, tetapi juga memberikan fleksibilitas yang lebih besar dalam memenuhi kebutuhan pasar. Dengan mengandalkan jaringan yang kuat dengan rekanan, Kadek Darwin dapat lebih responsif terhadap perubahan permintaan pelanggan dan memastikan kepuasan pelanggan tetap menjadi prioritas utama dalam bsinsinya.

Setelah pandemi, Kadek Darwin merasa lega karena dapat tetap mempertahankan komitmen dalam jalur bisnis ini. Harga mobil mulai kembali normal bahkan lebih mahal dari sebelum pandemi. Kadek Darwin kini menjual berbagai tipe mobil dengan fokus pada kualitas yang bagus dan mengikuti tren sesuai dengan kebutuhan pasar. Kadek Darwin berharap untuk dapat mengajarkan anak-anaknya terjun ke bisnis ini dan meneruskannya ke generasi berikutnya. Ia optimis melihat masa depan dan siap untuk terus mengembangkan bisnis mobil bekasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!