Bengkel Eurocar Service Bengkel Spesialisasi Mobil Eropa Terpercaya
Mobil merupakan jenis kendaraan yang saat ini paling dibutuhkan masyarakat perkotaan sebagai moda transportasi. Hanya saja harganya relatif mahal dibanding kendaraan pribadi lainnya, misal sepeda motor. Karena itu perawatannya pun harus dipercayakan kepada tenaga mekanik khusus, pun dalam pembelian sparepart kendaraan tidak boleh sembarangan. Menjawab kebutuhan perawatan mobil di Pulau Dewata, Bengkel Eurocar Service hadir dengan mengedepankan pelayanan prima. Pemiliknya, Ngatiman, merupakan teknisi mekanika yang telah mengantongi pengalaman selama puluhan tahun dalam hal reparasi dan perawatan mobil.
Bengkel Eurocar Service merupakan bengkel spesialis mobil produksi pabrikan Benua Eropa, sebut saja brand-brand yang familiar di telinga masyarakat Indonesia seperti Mercedes Benz, BMW, Porsche, Audi, Jaguar, dan Volkswagen. Bengkel yang berlokasi di Jalan By Pass Ngurah Rai 95 Sanur, Denpasar Selatan ini melayani service engine, automatic transmission, AC ,serta penyediaan sparepart.
Ngatiman sebagai pemilik Bengkel Eurocar Service memang sengaja memfokuskan diri pada jasa perawatan mobil buatan Eropa lantaran mobil-mobil buatan benua biru tersebut memang memerlukan penanganan khusus. Mobil Eropa diproduksi dengan standar dan teknologi yang berbeda dengan buatan pabrikan di benua lain seperti misalnya mobil buatan Jepang. Selain itu menurut pria asal Banyuwangi tersebut, mobil-mobil buatan Eropa memiliki standar teknologi yang sama meskipun dari brand yang berbeda, namun sedikit perbedaannya hanya pada konstruksi alat dan mesinnya.
Oleh karena itu, Ngatiman yang sudah sering menangani service electrical dan audio mobil Eropa mengatakan bahwa mobil Eropa tidak boleh ditangani sembarangan. Lulusan D2 ATC Ciputat ini menyarankan mobil tersebut haruslah dibawa ke bengkel khusus. Apabila mobil Eropa ditangani oleh sembarang montir yang tidak memahami betul seluk-beluknya, mobil tersebut berpotensi mengalami kerusakan pada bagian elektrikalnya.
Sekolah Otomotif
Kisah perjalanan kehidupan Ngatiman hingga berhasil berdikari mengembangkan usaha milik sendiri dimulai dari kehidupan masa kecilnya yang akrab dengan kesederhanaan. Putra pedagang ini terbiasa menjalani hari-harinya di masa sekolah dengan belajar dan bermain seperti anak-anak lainnya. Bedanya ia tidak bisa bebas meminta apa saja dari orangtuanya lantaran kondisi ekonomi keluarga yang tidak bisa dikatakan berkecukupan.
Sampai di masa-masa sekolah di SMP 2 Genteng, Ngatiman harus berjuang ekstra karena letak sekolahnya terbilang sangat jauh dari rumah. Sebuah sepeda ontel tua menjadi sahabat yang menemani perjalanannya setiap hari. Saat itu juga masa di mana ia mulai mengenal kegiatan kerja paruh waktu untuk mengisi waktu luang sepulang sekolah, sekaligus upaya untuk membantu orangtua mencari tambahan biaya sekolahnya.
Selepas SMP, Ngatiman sebenanya ingin melanjutkan ke Sekolah Menengah Ekonomi dan Akutansi (SMEA), hanya saja ia terlambat mendaftar ke sekolah tersebut. Akhirnya ia menyasar Sekolah Teknik Menengah yang masih membuka penerimaan siswa baru. Di antara beberapa jurusan yang ada, ia tertarik pada jurusan otomotif. Kisah lucu di balik itu, ia sendiri tidak betul-betul memahami apa sejatinya arti kata otomotif. Ia justru mengira jurusan tersebut berhubungan dengan perkereta-apian sebab mengira artinya sama dengan lokomotif.
Ternyata setelah mengikuti kegiatan pembelajaran di sekolah, ia dikagetkan oleh berbagai mata pelajaran yang berhubungan dengan mesin. Merasa salah memilih jurusan, ia nekat mendatangi sekolah yang ia ingin tuju sebelumnya untuk mendaftar sebagai siswa. Tentu saja kepala sekolah SMEA tidak bisa menerimanya lantaran tahun ajaran baru saja dimulai. Dengan langkah gontai, Ngatiman kembali ke STM dan melanjutkan kembali kegiatan belajar di sekolah.
Waktu tak terasa cepat berlalu, lama kelamaan ia sendiri menemukan minat tersendiri pada ilmu teknik mesin. Bahkan ia mulai menunjukkan bakat kreatifnya dalam memodifikasi benda mekanik di sekitarnya. Ketika kemampuannya telah mecapai pada level ahli dalam menangani kendala di mesin, ia sudah berani membongkar-bongkar kendaraan untuk direparasi.
Meski lahir dari keluarga sederhana, tidak membatasi usaha Ngatiman untuk meningkatkan prestasi akademik di sekolahnya. Berkat prestasinya pula ia mendapat kesempatan beasiswa di IKIP hanya saja kesempatan itu tidak bisa ia ambil karena keterbatasan orangtuanya dalam memberikan biaya hidup ditambah tanggungan setengah dari biaya pendidikan saat itu.
Dengan lapang dada, Ngatiman menerima keputusan tersebut. Ia pun ingin membuktikan bahwa ia tidak akan menyerah begitu saja pada takdir. Dirinya mencoba melihat celah peluang usaha yang sekiranya bisa ia tekuni dengan modal terbatas yang ia miliki. Saat itu ia melihat kebutuhan masyarakat di sekitarnya terhadap bensin kendaraan namun faktanya sangat sedikit penjual yang ada pada saat itu. Sehingga ia menawarkan jasa pengantaran bensin ke rumah-rumah dan mencari keuntungan dari selisih harga jual.
Setahun kemudian ia mendapat kabar dari wali kelasnya di STM dulu bahwa ada sebuah kesempatan tes seleksi untuk bekerja di perusahaan otomotif di Jakarta. Sebenarnya kesempatan itu hanya diperuntukkan bagi para siswa yang masih berstatus aktif di sekolahnya. Namun wali kelasnya tersebut mengetahui potensi yang dimiliki Ngatiman sehingga ada perasaan yakin bahwa ia akan diterima.
Benar saja, Ngatiman berhasil lolos dan mendapatkan kontrak kerja dengan perusahaan otomotif terkemuka. Sejak saat itu Ngatiman memiliki kesempatan untuk mengubah taraf hidup menuju lebih baik. Selama bekerja di perusahaan itu ia dikenal sebagai mekanik handal. Ia mampu menangani segala macam kendala teknik kendaraan, membuat kariernya cukup melesat di perusahaan.
Di perusahaan itu ia tidak hanya bisa mengisi pundi-pundi rezekinya namun juga dipertemukan pula dengan wanita pujaan hati bernama Rina Yanti yang bekerja di bagian front office. Perempuan asal Pulau Sumatera ini mampu menarik perhatian Ngatiman berkat sosoknya yang cerdas dan tangguh menangani keluhan pelanggan di perusahaan itu. Wanita yang akhirnya menjadi teman hidup menjalani bahtera rumah tangga hingga dikaruniai tiga anak itu sangat mendukung karier Ngatiman.
Sang istri juga yang selalu memotivasi Ngatiman untuk mampu berdikari, sebab istrinya itu yakin melalui keahlian yang dimiliki mereka mampu mengembangkan usaha bengkel sendiri. Bali menjadi daerah yang mereka tuju untuk merintis usaha lantaran merupakan daerah dengan mobilitas kendaraan mobil yang cukup tinggi. Demi mendukung usaha suaminya itu, Rina rela berkeliling untuk menawarkan jasa bengkel suaminya lewat selebaran yang ia selipkan di kendaraan-kendaraan yang terparkir.
Perjuangan suami istri itu pun mulai membuahkan hasil dengan semakin banyaknya klien yang mempercayakan reparasi dan perawatan mobil mereka di Bengkel Eurocar. Di tengah kompetisi usaha yang semakin ketat, Ngatiman berusaha menjaga kualitas pelayanan di tempatnya tanpa perlu ikut dalam kompetisi perang harga. Meski telah dibantu beberapa orang karyawan, ia kerap turun tangan menangani konsumen serta dengan senang hati memberikan solusi yang tepat sesuai dengan kendala yang ditemui.