Belajar Memasak dengan Rasa Cinta secara Otodidak
Hal yang sederhana justru melahirkan sesuatu yang luar biasa, bila dalam penanganan orang yang tepat dan menjalankan dengan penuh cinta. Itulah yang menjadi keyakinan Warung Laota sejak awal berdiri hingga tersaji dalam menu masakan rumahan ala Hong Kong, yang terkenal dengan kuliner bubur dan specialist steamed seafoodnya.
Bubur mungkin bukan menjadi makanan favorit orang-orang pada umumnya, namun reaksi anda akan berubah bila mencicipi menu satu ini di Warung Laota yang kehadirannya spesial hanya ada di Bali dan Makasar, yakni Jalan Raya Tuban No. 530 Kuta, Jalan Sunset Road No. 88, Kuta, Jalan By Pass Ngurah Rai, Jimbaran, dan 1 cabang di Makasar, Jalan Sulawesi No. 26B, Makasar.
Di usia remaja, Laota, pemilik sekaligus suami dari Jernia Merry Salengko, memiliki aktivitas berlayar bersama teman-temannya. Dalam pelayarannya tersebut Laota bersama teman-temannya menangkap ikan dan memasak makanan untuk teman-temannya. Mencicipi hasil masakannya, teman-temannya pun memuji kelezatan dan menyarankan Laota untuk membuka sebuah rumah makan. Ia pun setuju dengan saran temannya tersebut dan membuka sebuah rumah makan. Laota pun membuka rumah makannya yang pertama, yang menyajikan masakan Eropa namun gagal, kemudian membuka sebuah café “Surya Coffee Beach & Bar” pada tahun 2000 di tepi pantai, namun tidak bertahan lama dan akhirnya gagal lagi.
Tabungan yang semakin menipis dan rasa percaya diri yang mulai menghilang, membuat Laota enggan untuk membuka usaha kembali. Namun berkat bujukan sang istri, Jernia Merry Salengko yang terus membesarkan hati sang suami, Laota kembali memiliki kepercayaan diri dan keberanian untuk membuka sebuah usaha. Namun ia bingung, untuk selanjutnya usaha apa yang akan ia kerjakan, ia pun kemudian berdiskusi lagi dengan sang istri, “Bagaimana bila kita menjual bubur khas Hong Kong yang belum dijual di Bali? Memiliki ide yang menarik, Laota dan sang istri kemudian mulai meracik bumbu dan mengolahnya hingga bubur tersebut siap disantap. Setelah dirasakan ternyata hasil masakan mereka, sungguh lezat, Akhirnya Laota memutuskan untuk mencoba membuka rumah makan lagi.
Laota sempat tidak percaya diri bila namanya yang disandang dalam usaha barunya tersebut, ia lebih memilih bila nama Merry atau anak-anaknya yang disematkan dalam usaha kulinernya tersebut. Namun Merry berkomentar bahwa nama “Laota” lebih unik dan cocok untuk dipergunakan dimana dalam Bahasa Mandarin, “Laota” adalah sebutan untuk orang yang dituakan/kakak tertua. Nama “Laota” akhirnya terpilih berdasarkan undian yang dilakukan Laota dan Merry, dengan menuliskan setiap nama dan memasukkan ke dalam sebuah wadah kaca. Setelah didapatkan hasilnya, ternyata nama “Laota”lah yang keluar dalam jumlah yang paling banyak. Hingga akhirnya Warung Laota resmi berdiri pada tahun 2002.
Warung Laota awalnya hanya memiliki 7 meja kecil dan 7 karyawan sekaligus Laota sendiri sebagai Chef. Walau masih minim karyawan dan menu yang ditawarkan belum selengkap sekarang, Warung Laota dapat membuktikan bahwa hanya dalam waktu 3 bulan, warung dengan makanan khas Hong Kong tersebut sudah dipenuhi oleh pengunjung karena kelezatan dan kemahiran Chef Laota dalam memasak. Ia pun kemudian memperluas warungnya dan menambah meja kursi untuk pengunjung. Warung Laota buka sekedar rumah makan biasa, menyediakan bahan-bahan terbaik, rempah-rempah alami, termasuk hidangan laut, semua berasal dari sumber makanan terbaik. Tak terhitung jumlah pengunjung yang sudah mencoba menu di Warung Laota, terpanggil untuk mencobanya lagi dan lagi. Salah satu pengunjung yang membuat Laota terkesan adalah seorang ibu yang sedang mengandung tengah menikmati bubur dan sayur di Warung Laota, datang kembali bersama anaknya yang telah lahir dan sudah berusia 6 tahun. Melihat hal tersebut, Laota begitu senang sekaligus puas karena hasil masakannya dihargai hingga sejauh itu.
Sudah 16 tahun Warung Laota hadir dengan menu andalan bubur dan seafood steam, waktu yang tidak terlalu singkat dan tidak terlalu lama untuk tetap mempertahankan cita rasa, pelayanan yang terbaik, kesegaran dan kealamian bahan yang digunakan agar Warung Laota tetap terus berjalan dan hal yang terpenting dan menjadi konsep utama dalam Warung Laota adalah “memasaklah dengan cinta, karena secara tidak langsung, kita pun akan memberikan cinta kepada tamu”.