Belajar Bersyukur di Tengah Kondisi Pandemi
Ayah yang dulu bekerja sebagai sopir di dunia pariwisata, dan terbilang sukses membawa I Made Budiarsa menapaki pendidikan hingga bangku kuliah, tak lantas membuatnya berpaling dari ketertarikannya di bidang teknik. Meski pariwisata yang terus merangkak naik di daerah kelahirannya, di Ungasan, ia tetap percaya diri atas pilihannya di bidang konstruksi yang akan turut menjadi bagian dari perkembangan pariwisata.
Seperti yang kita ketahui gambaran secara umum, daerah Ungasan lebih lambat perkembangannya dibandingkan daerah di Badung lainnya. Made Budiarsa pun sempat merasakan keterbatasan air, listrik dan jalan yang masih berbatu, baru menginjak tahun 1995, pergerakan akan kebutuhan tersebut semakin terpenuhi.
Dengan kondisi daerah tempat tinggal yang semakin mumpuni, juga semakin menaikan kesejahteraan masyarakatnya. Begitu pula dengan nasib keluarga Made Budiarsa. Ia yang sebelumnya hanya berjalan kaki untuk sekolah, sudah mulai bisa menaiki sepeda saat di bangku SMP. Kemudian memasuki bangku SMA, ia memilih berangkat ke Denpasar, tepatnya di SMAN 5 Denpasar dan melanjutkan kuliah di jurusan Teknik Arsitektur Universitas Udayana (UNUD).
Setelah lulus dari jurusan Teknik Arsitektur UNUD pada tahun 2004, Made Budiarsa tak lantas membangun usahanya. Ia bekerja di sebuah perusahaan terlebuh dahulu, demi memperdalam ilmu dan pengalamannya. Di masa properti tengah di atas angin saat itu, ia pun sempat bekerja di perusahaan tersebut, setelah mencoba mencicipi bekerja pengalaman di sebuah kontraktor. Karakter dari Made Budiarsa yang sulit bekerja sama dengan peraturan yang ada, mendorong untuk mengembangkan usaha sendiri dan tidak terikat dengan orang lain.
Memasuki bahtera rumah tangga, Made Budiarsa semakin mengencangkan ikat pinggangnya untuk membangun sebuah usaha. Istri pun memberi dukungannya, terlebih orang tua yang menjadi sumber inspirasinya dan memberikannya kebebasan untuk berkecimpung di bidang konstruksi.
Dalam mempromosikan perusahaan baru yang bergerak dalam bidang arsitektur dan kontraktor, Made Budiarsa mengungkapkan tak terlalu banyak memanfaatkan media sosial. Relasinya yang ia miliki sebelumnya yang masih terjalin dengan baik, semakin ia pererat demi membawa perkembangan usahanya yang terus ke arah positif. Dari pelayanan terbaik dan terpuaskan kepada relasi, ia percaya akan datang klien-klien baru selanjutnya.
Perkembangan dunia konstruksi yang pesat, menjadikan perusahan di bidang ini bisa dikatakan tak pernah sepi job. Sama halnya Bukit Konstruksi yng berlokasi di Jl. Raya Uluwatu, Kuta ini, selalu menerima pengerjaan proyek dari klien mulai dari perencanaan, pengurusan izin dan pembangunan berupa rumah tinggal, kantor, toko, vila dan bangunan tradisional. Namun kondisinya mulai berubah, setelah adanya pandemi, sektor yang menjadi komponen penting dalam agenda pembangunan nasional ini pun merasakan dampaknya, karena ada beberapa proyek yang berhenti dan tertunda sementara.
Pemerintah pun terus berupaya menerapkan kebijakan, agar sektor sebagai penggerak perekonomian negara ini tetap menjalankan aktivitasnya. Dengan mutlak mengikuti protokol Covid-19, untuk melindungi pekerja dan keluarga dari virus. Atas peraturan ini, Made Budiarsa bisa sedikit bernafas lega, setidaknya usahanya masih mampu berjalan, meski agak lambat dan mempertahankan tim pekerja di Bukit Konstruksi.
Tidak berhenti terus bersyukur, atas segala anugerah oleh Sang Pencipta yang ia terima saat ini adalah salah satu langkah bijak yang bagi Made Budiarsa harus diambil. Dari orang tua yang hanya lulusan SD, namun bisa mengantarkan ia hingga di bangku kuliah, hingga ia berhasil membangun usaha di atas kakinya sendiri. Serta orang tua, istri dan anak yang masih diberikan kesehatan, yang tak sedikit orang yang menginginkan posisinya saat ini. Jadi sudah sepatutnya, sebelum ia memohon kepada semesta akan hal-hal baik untuk masa-masa selanjutnya, ia mengawali hariharinya sebelum beraktivitas, dengan senantiasa memanjatkan terima kasih dan puji syukur kepada Sang Pencipta, terlebih di kondisi tidak stabil ini, jangan jadikan alasan kita untuk berhenti bersyukur, sekecil atau sesederhana apapun nikmat yang kita terima saat ini.