Bekerja dari Hati Wujudkan Usaha Bengkel Secara Mandiri
Mengenali potensi diri sejak dini kemudian mengasah kemampuan tersebut akhirnya mengantarkan sosok I Nyoman Wira pada titik kesuksesan. Pria asli kelahiran Ubud ini, konsisten menggeluti bidang otomotif sejak usia muda dan kini berhasil mengembangkan usaha bengkel kendaraan roda empat. Berlandaskan pada prinsip bekerja dari hati dengan tujuan utama membantu orang lain lewat jasa yang ia tawarkan, I Nyoman Wira sukses mengibarkan bendera usaha CV Pipi Motor secara mandiri.
I Nyoman Wira lahir dan bertumbuh di lingkungan keluarga petani penggarap di Ubud. Selain berprofesi sebagai petani, orang tuanya juga berlatar belakang sebagai seniman. Hanya saja darah pegiat seni tersebut tidak menurun dalam diri Nyoman Wira. Berbeda dari orang Ubud yang kebanyakan memang berdarah seni, ia justru lebih tertarik berwirausaha di bidang ternak. Sewaktu duduk di bangku kelas 2 SD, ia mengikuti pamannya untuk berternak ayam dan berperan aktif dalam mengembangkan usaha tersebut.
Jiwa kewirausahaan Nyoman Wira tidaklah luntur tatkala ia telah bertumbuh sebagai remaja tanggung. Justru keinginan untuk bisa memajukan taraf ekonomi lewat berbisnis semakin menggelora. Pada saat memiliki kesempatan melanjutkan sekolah ke Sekolah Teknik Menengah di Denpasar, ia tinggal secara cuma-cuma di salah satu rumah kos. Sebagai ganti uang sewa, ia diberi tugas oleh pemilik kos untuk mengumpulkan secara kolektif uang sewa dari penghuni kos yang lain.
Nyoman Wira memilih menekuni jurusan otomotif karena ia berpandangan ke depannya mobil akan menjadi kendaraan yang paling diminati masyarakat. Memang pada masa itu pemilik kendaraan roda empat masih sangat jarang adanya. Nyoman Wira memiliki visi melampaui orang-orang pada zamannya itu yakin bahwa suatu saat usaha reparasi dan perawatan mobil akan menjadi bisnis yang paling cemerlang di masa depan.
Memasuki tahun kedua masa sekolah, Nyoman Wira mendapatkan beasiswa dari pemerintah saat itu. Melalui beasiswa tersebut ia dapat meringankan beban biaya sekolah. Juga dipergunakan untuk memodifikasi sepeda miliknya yang kerap mengantarkan ia pulang pergi dari Denpasar ke Ubud pada akhir pekan. Menjelang akhir masa sekolahnya, Nyoman Wira memutuskan untuk magang di sebuah perusahaan dealer mobil di Denpasar sampai menamatkan sekolah di tahun 1991. Masih di tahun yang sama, Nyoman Wira diterima sebagai karyawan pada perusahaan tempat ia magang dahulu. Lantaran kinerjanya yang memuaskan, ia pun mampu menapaki jenjang karier setahap demi setahap. Layaknya kehidupan manusia lainnya, perjalanan hidup yang dilalui Nyoman Wira pun tak selalu mulus. Kadang kala ia menemui cobaan hidup, seperti saat mengalami sakit atau pun kecelakaan saat bekerja. Namun semua itu ia anggap sebagai ujian yang harus dilalui untuk mencapai kehidupan lebih baik.
Selama bekerja sebagai karyawan itu pun, Nyoman Wira lagi-lagi berpikir mengenai nasib masa depannya. Ia yakin tidak akan bisa mengandalkan penghidupan hanya dari satu sumber pendapatan saja. Akhirnya, ia mantap memutuskan untuk merintis usaha secara mandiri masih terkait industri otomotif tepatnya di tahun 1994. Tanpa adanya keinginan meninggalkan kariernya, Nyoman Wira memilih untuk menggarap usahanya seusai bekerja di kantor. Di saat orang pada umumnya beristirahat di malam hari, pada waktu tersebut justru dipergunakan Nyoman Wira untuk melayani para pelanggannya. “Kalau biasanya bengkel buka pada siang hari dan tutup di saat malam, berbeda dengan saya yang bisa melayani customer malam hari. Hal ini menjadi keunggulan dari layanan jasa saya karena kebanyakan pelanggan saya baru bisa membawa kendaraannya ke bengkel di saat pulang bekerja yaitu dari sore sampai malam”, ungkap Nyoman Wira.
Bengkel perdana Nyoman Wira hanyalah sepetak ruang yang ada di rumahnya. Pelanggan yang awalnya merupakan kalangan teman maupun kerabat, lambat laun meluas menjadi orang-orang yang tidak ia kenal. Dengan menawarkan pelayanan berlandaskan keramahtamahan serta kejujuran, tak sedikit pelanggan di bengkelnya merasa puas dan merekomendasikannya ke orang lain. Begitulah pola pemasaran dari mulut ke mulut terjadi sehingga membuat nama Nyoman Wira semakin dikenal masyarakat.
Bertepatan dengan tahun kelahiran putri pertamanya yaitu tahun 1997, Nyoman Wira memutuskan untuk pindah ke tempat yang lebih luas dengan menyewa toko. Bengkel itu kemudian diberi nama Pipi Motor yang terinspirasi dari nama anak sulungnya. Nyoman Wira berharap melalui nama tersebut ia akan terus termotivasi dalam bekerja dan mengembangkan usaha. Sehingga kelak lewat bisnis bengkel yang ia kelola dapat menjadi sumber kesejahteraan untuk membahagiakan keluarga kecilnya.
Ternyata gagasan Nyoman Wira di masa lampau tentang prospek bisnis reparasi mobil terbukti nyata. Mulai dari tahun 1997 hingga tahun 2019, usaha bengkel Pipi Motor terus mengalami pertumbuhan. Hal itu didukung dengan pesatnya perkembangan pariwisata di mana jumlah pemilik kendaraan roda empat semakin meningkat. Secara bersamaan kebutuhan terhadap jasa reparasi mobil tak dapat terbendung lagi.
Beruntung Nyoman Wira bukan tipe individu yang mudah larut terhadap kesuksesan sehingga lupa untuk mempersiapkan diri untuk situasi tak terduga. Salah satu langkahnya yang ternyata berdampak positif di masa depan adalah keputusan berinvestasi dengan membeli sebuah lahan di tahun 2002. Di atas lahan tersebut ia membangun secara bertahap cikal bakal bengkel Pipi Motor seperti saat ini. Akhirnya pada tahun 2011 ia resmi menempati tempat usaha di atas lahan milik sendiri sehingga untuk selanjutnya ia tak perlu lagi memikirkan biaya sewa tempat.
Hebatnya, dari awal merintis usaha hingga sekarang, Nyoman Wira mewujudkan hal tersebut lewat dana tabungan sendiri. Ia tidak mau mencari bantuan permodalan di perbankan maupun lembaga keuangan lainnya karena sangat terorganisir dalam hal keuangan. Hasil kerja kerasnya sebagai karyawan ia kumpulkan untuk dialihkan ke usaha demi membangun aset untuk investasi masa depan. Selain itu ia pandai memanfaatkan jaringan relasi untuk mendukung usahanya, baik dalam hal kerja sama pembelian sparepart mesin maupun bidang kerja sama lainnya.
Di balik kisah kesuksesannya, Nyoman Wira mengakui ada peran istri dan anak-anak dalam membantunya mengelola usaha. Maklum saja selain memiliki usaha Nyoman Wira juga masih tercatat sebagai karyawan di perusahaan yang telah menaunginya selama 30 tahun. Ayah empat anak ini berharap Pipi Motor dapat menjadi bengkel mobil dengan pelayanan paling unggul dan terkemuka khususnya di seputaran kawasan pariwisata Ubud.
Selain itu sebagai pengusaha lokal, Nyoman Wira tentunya ingin membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menggeliatkan ekonomi daerah. Salah satunya dengan membuka lapangan kerja. Terbukti selama 27 tahun eksistensinya di dunia usaha, ia telah berhasil merekrut tenaga kerja, mulai dari satu asisten kemudian berkembang menjadi 10 orang karyawan. Diharapkan ke depannya akan terus bertambah dan semakin banyak SDM terampil yang dapat terserap.