BEBEK BENGIL YANG FENOMENAL “TERBANG” HINGGA KE KANCAH NASIONAL

Wanita selalu diidentikkan dengan kegiatan mengurus rumah tangga, terutama sekali dalam urusan memasak. Wanita memang dianggap memiliki kemampuan untuk meracik masakan di dapur entah didapat secara otodidak ataupun mempelajarinya secara khusus. Lantas bagaimana bila seorang wanita yang pandai mengolah masakan terjun ke dunia bisnis? Anak Agung Raka Sueni, seorang wanita asli Bali merupakan contoh nyata seorang perempuan yang mengaplikasikan kemampuannya ke dalam dunia usaha. Di bawah label ‘Bebek Bengil’ miliknya, nama Raka Sueni semakin bersinar sebagai salah satu pebisnis kuliner. Tengok saja restaurant yang berlokasi di kawasan Ubud, Gianyar, Bali yang senantiasa ramai dikunjungi tidak hanya oleh penikmat kuliner dari dalam negeri tapi juga diminati oleh wisatawan asing. Tidak hanya merajai pasar di Pulau Dewata, usahanya pun mulai merambah ke luar daerah persisnya di daerah Jakarta.

Anak Agung Raka Sueni OwnerRaka Sueni mengaku, langkahnya di dunia bisnis tidak langsung begitu saja diawali dengan membuka restaurant. Justru pada mulanya, perempuan kelahiran Bali tahun 1955 ini membuka usaha galeri lukisan di tahun 1987. Instingnya mengatakan bahwa ia tidak akan bisa terus berjalan di usaha galeri tersebut, sewaktu-waktu usaha yang dijalankan tersebut bisa saja kehilangan gairahnya. Ternyata memang benar, seiring berjalannya waktu semakin menurun jumlah pembelian karya seni pada galerinya membuat usahanya tersebut semakin layak untuk ditinggalkan. Untungnya ia telah bersiap dengan mengalihkan dananya pada investasi properti berupa lahan kosong. Raka Sueni berpikiran untuk memanfaatkan lahan tersebut sebagai sumber pendapatannya selanjutnya. Karena itu, sebuah hotel dan sebuah restauran dibangun demi mewujudkan rencananya tersebut.

Setelah restaurantnya rampung, selanjutnya Raka Sueni memikirkan ide untuk menu masakan yang akan menjadi menu andalan pada restaurantnya. Tercetuslah ide untuk membuat masakan dengan bahan baku bebek. Pada waktu itu, belum ada restaurant yang menyediakan bebek sebagai menu masakan. Bebek dikenal memiliki aroma daging yang sedikit amis lebih sering dijadikan sebagai sarana upacara oleh orang Bali. Namun di tangan Raka Sueni, bebek tidak hanya menjadi sarana persembahyangan semata melainkan menjadi sebuah sajian masakan dengan cita rasa yang khas. Menurutnya, keberhasilan mengolah bebek juga didukung oleh kemampuan meracik bumbu. “Yang penting dalam meramu bumbu dan mengolah daging bebeknya harus menggunakan teknik yang tepat,” ujarnya.

Bebek Bengil Menu

Hanya saja pada awal pendiriannya, Raka Sueni belum memberikan nama untuk restaurantnya.Suatu ketika hujan turun di kawasan Padang Tegal, Ubud, tempat restaurant milik Raka Sueni berdiri kokoh. Pada saat itu hanya ada hamparan sawah di sekeliling restaurant, tidak ada satu pun bangunan lain yang menyaingi restaurant tersebut. Di tengah derasnya hujan, beberapa ekor bebek yang basah kuyup dan berlumuran lumpur datang untuk berteduh di restaurantnya. Para unggas berjalan itu mengepak-ngepakkan sayap mereka sembari meninggalkan jejak kotor di sekitaran area restaurant. Muncul kemudian ide untuk memberi nama restaurant tersebut dengan nama ‘Bebek Bengil’. Kata “bengil” dalam Bahasa Bali memiliki makna basah kuyup.

Sepertinya keberuntungan selalu menyertai Raka Sueni sejak ia mendirikan bisnis Bebek Bengil tersebut. Kian hari pengunjung yang datang ke tempatnya semakin meningkat. Apalagi di tahun 90-an tersebut pariwisata di Ubud sedang mengalami masa kejayaannya. Nama Bebek Bengil pun menjadi fenomenal sebagai pelopor sajian olahan bebek di Bali.

Bebek Bengil Menu

Beragam menu ditawarkan di restaurant yang berpusat di Jalan Hanoman, Padang Tegal, Ubud ini yang tentunya memiliki cita rasa rempah-rempah yang kuat. Salah satunya menu Bebek Bengil ‘The Original Crispy Duck’ yang merupakan sajian berupa daging bebek yang garing dan gurih. Selain membuat racikan seperti Bebek garing, Raka Sueni juga menawarkan olahan bebek lainnya seperti bebek tutu, bebek, bebek sambal hijau, nasi goreng bebek, atau sup bebek. Tidak hanya menu berbahan dasar bebek, ada juga menu olahan dari daging ayam yang begitu nikmat ditemani nasi kuning khas Bali. Tak ketinggalan ia menyuguhkan masakan khas Eropa lainnya untuk menambah variasi menu di restaurant tersebut. “Ada beberapa menu khas Eropa yang kami kombinasikan dengan bumbu Bali sehingga menghasilkan cita rasa yang baru. Namun ada pula beberapa rempah khas Indonesia yang bertolak belakang dengan resep masakan Eropa tentu kami hilangkan agar tidak menimbulkan rasa yang aneh,” tutur Raka Sueni.

Kini, restaurant Bebek Bengil tidak hanya bisa ditemukan di daerah Ubud saja namun juga ada di kawasan wisata Bali lainnya yaitu di Kompleks BTDC Nusa Dua. Yang menarik adalah selain di Bali, Bebek Bengil juga “terbang” hingga keluar Bali. Di Jakarta, Raka Sueni bahkan berhasil membuka dua cabangnya. Yang satu berada di The Ubud Building – Jalan H. Agus Salim No: 132 Menteng dan satunya lagi ada di The Breeze BSD City.
Bebek Bengil Menu
Raka Sueni telah menjadi contoh bagi kaum wanita yang menanggalkan rasa takut bila ingin menekuni dunia bisnis. Kini kesuksesan diraihnya berkat kerja keras, ketekunan dan dipadukan dengan insting berbisnis yang kuat. Di tangan Raka Sueni, kini bebek menjelma menjadi sebuah sajian kuliner yang diminati kaum elit. Dari usaha ini pun, ia telah membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya terbukti jumlah karyawan yang saat ini bekerja di restaurantnya mencapai angka ratusan orang. Sebuah jumlah yang cukup fantastis untuk sebuah usaha rumah makan. Raka Sueni berharap usahanya ini dapat berkembang hingga ke mancanegara. Ia berkeinginan untuk mengepakkan sayap Bebek Bengil ke kancah Internasional. Demi mewujudkan harapan membawa nama Bebek Bengil hingga ke luar negeri, Raka Sueni pun tengah mempersiapkan anak-anaknya untuk melanjutkan usaha yang telah dirintisnya dari nol.

Raka Sueni berharap ke depannya fasilitas umum yang ada di Bali lebih ditingkatkan demi mendukung jalannya roda pariwisata di Bali. Terakhir, Raka Sueni menitipkan pesan untuk generasi muda. “Kalau bukan kita, siapa lagi yang akan merubah nasib kita,” ujarnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!