Batu Alam Penggerak Perekonomian Keluarga, Membawa Dewa Ayu Mencapai Kesuksesan
Keindahan batu alam menjadi pilihan bagi sebagian besar masyarakat untuk mempercantik taman. Batu alam dengan berbagai jenis serta tidak memiliki batas kadaluarsa menjadi produk pilihan Dewa Ayu Made Putri dalam usahanya UD Primajaya Stone yang dirintis bersama almarhum suami. Kerja keras serta dedikasi Dewa Ayu dalam menghadapi tantangan hidup menjadi inspirasi, di mana tekad dan keyakinannya mampu membawa Dewa Ayu menuju kesuksesan.
Dewa Ayu memiliki kehidupan keluarga yang sederhana. Terlahir sebagai putri petani perkebunan tentunya membuat Dewa Ayu begitu akrab dengan suasana alam. Sejak duduk di bangku sekolah, Dewa Ayu terbiasa merantau dan tinggal jauh dari orang tua demi menempuh pendidikan. Sejak kecil dirinya kerap membantu orang tua di sawah, ikut serta terlibat dalam aktivitas pertanian seperti menanam padi dan melakukan pekerjaan di perkebunan. Waktu luang digunakannya untuk belajar dengan menggunakan lampu minyak tanah, karena pada saat itu listrik belum masuk desa.
Pada masa-masa sekolah, Dewa Ayu harus menempuh perjalanan menuju sekolah cukup jauh dengan berjalan kaki sejauh 1 km dari rumah ke sekolah bersama dengan temanteman kala itu. Berbekal uang jajan Rp500,- dan menahan lapar sepanjang hari hingga kembali pulang ke rumah. Masuk dalam 10 besar membuktikan Dewa Ayu adalah siswa yang cukup berprestasi. Memasuki jenjang SMP, Dewa Ayu memutuskan untuk tinggal bersama Bibi di Sumatera demi mendapatkan kesempatan untuk mengenyam pendidikan yang lebih tinggi sambil membantu Bibi melakukan pekerjaan rumah tangga. Menghabiskan masa SMA hanya 2 tahun di Sumatera, Dewa Ayu memutuskan untuk pindah ke Bali mengikuti Bibi pindah tugas. Ini adalah momen pertama kali Dewa Ayu menginjakan kaki di Bali.
Menjadi orang sukses dan mumpuni dalam segi ekonomi merupakan cita-cita Dewa Ayu semasa sekolah. Ketika membutuhkan sesuatu, dirinya berinisiatif untuk berjualan demi memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti menjual Jambu Air dan Buah Cokelat. Tidak butuh waktu lama untuk beradaptasi di Bali. Lulus sekolah, Dewa Ayu mengikuti kursus komputer dan kembali ke Bengkulu bekerja sebagai pramuniaga. Kembali ke Bali lalu menikah dengan suami yang bekerja di proyek. Demi memenuhi kebutuhan sehari-hari, setelah menikah Dewa Ayu tinggal di Padang Galak sambil menjual pulsa sementara suami bekerja di proyek.
Awal mula mendirikan usaha ini berangkat dari pekerjaan suami yang berkecimpung dalam proyek pembangunan kolam, yakni dalam proyek tersebut membutuhkan bahan-bahan yang cukup banyak sehingga mengharuskan mereka untuk menyewa sebuah gudang. Gudang yang cukup luas dimanfaatkan Dewa Ayu untuk membangun usaha tidak jauh dari pekerjaan suami yang banyak menggunakan material batu alam dalam proses pembuatan kolam. Dewa Ayu mulai menjalin relasi dengan beberapa tukang batu yang berada di Jawa dengan melakukan survei agar memperoleh batu alam berkualitas sesuai kebutuhan. Berbagai kendala yang dialami Dewa Ayu dilewati dengan baik, hingga pada saat itu ia belajar bagaimana menghadapi klien dan para kompetitor yang menantangnya untuk terus melakukan yang terbaik dari segi pelayanan dan membangun kepercayaan klien.
Sebagai seorang single parent dengan 4 anak, menjadi sebuah tantangan bagi Dewa Ayu dalam membangun usaha sambil mengurus keluarga. Dukungan besar keluarga pada saat menjalankan usaha menjadi momen Dewa Ayu menemukan keseimbangan hidup. Sederet inovasi telah dilakukannya demi memajukan dan mengembangkan usaha seperti menambah varian batu alam dan fokus pada pelayanan cepat dan responsif.
Dengan usaha dan kerja keras Dewa Ayu dalam membangun usahanya tersebut membawanya pada titik kesuksesan. Sukses dalam membangun usaha serta membina keluarga bersama keempat anaknya membuktikan bahwa Dewa Ayu mampu melewati berbagai tantangan hidup. Besar harapan Dewa Ayu kepada anak-anaknya kelak dapat melanjutkan perjuangannya dan mampu meraih kesuksesan yang lebih besar di masa mendatang.