Bangun Branding Usaha Kayu Dengan Kualitas
Bergelut di industri kayu, Adi Miartha menjadi salah satu anak bangsa yang mampu mengangkat potensi produk kayu hingga menembus pasar mancanegara. Ia tidak hanya kompeten dalam hal pemasaran kayu lokal, namun juga mengantongi wawasan luas soal spesifikasi kayu di Bumi Nusantara. Pengetahuannya mengenai pengadaan kayu yang bertanggung jawab, pengolahan, serta legalitas kayu sehingga menjadikan ia sebagai “Spesialis Kayu” yang dipercaya banyak klien dari dalam dan luar negeri.
Potensi sumber daya kayu di Indonesia memang sudah lama dilirik sebagai komoditi yang menjanjikan. Ada beragam spesies kayu yang ada di Nusantara sehingga menjadikan Indonesia sebagai salah satu produsen kayu terbesar di dunia. Bahkan jenis-jenis kayu yang tumbuh di bumi pertiwi Indonesia dikenal memiliki kualitas unggul serta dapat dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan di antaranya material konstruksi, kerajinan, furnitur dan lain sebagainya.
Demikian besar potensi salah satu sumber daya alam tersebut disadari pula oleh seorang putra Bali bernama Adi Miartha. Pria yang pernah berkarier sebagai Area Manager wilayah Asia Tenggara di sebuah perusahaan Sertifikasi Legalitas Kayu asal Singapura ini, menjelaskan bahwa soal hasil hutan berupa kayu memang Indonesia terbukti unggul secara kualitas. Namun dalam hal nilai ekspor, masih kalah dari negara lain. Sebut saja negara tetangga yaitu Malaysia yang memiliki area hutan tak seluas di Indonesia. Halitu menurut Adi Miartha lantaran Negeri Jiran melakukan perhatian secara serius terhadap pengelolaan potensi kayu mereka.
“Di Malaysia terdapat lembaga khusus yang memiliki kewenangan mengatur regulasi seputar industri perkayuan. Juga memiliki pusat data jenis jenis kayu, bahkan banyak juga jenis kayu yang merupakan spesies yang ada di Indoensia. Banyak pengusaha kayu di seluruh dunia yang merujuk pada data yang dimiliki Malaysia”, ungkap Adi Miartha.
Ia pun mengungkapkan salah satu pengalaman saat masih bekerja sebagai karyawan perusahaan furnitur asing asal Spanyol. Di mana saat itu ia menemukan fakta mengenai perang harga antar sesama produsen produk kayu lokal. Sementara para ekspotir asing yang mempunyai usaha di Bali dapat menjual komoditi tersebut dengan keuntungan bisa mencapai 3 kali lipat bahkan bisa lebih di negara tujuan mereka.
“Peluang usaha kayu sangat menjanjikan mengingat luas hutan kayu kita yang cukup besar, sayangnya belum diimbangi dengan product knowledge yang kuat, sehingga masih cenderung berkutat pada perang harga. Sampai saat ini saya masih tetap berusaha dan berharap untuk bisa membangun komunitas dan kompetisi yang sehat untuk industri kayu baik berupa produk maupun untuk skala proyek lokal maupun internasional”, tegasnya.
Setelah beberapa tahun berkarier di perusahaan milik orang lain, ia pun memutuskan mendirikan perusahaan sendiri bernama CV Maitaru Dadi Jaya. Nama Maitaru sendiri artinya keseimbangan dalam pemanfaatan pohon. Sesuai dengan filosofi ini, Adi juga membuat produk turunan dari bahan limbah kayu sehingga tidak ada sisa potongan kayu yang harus dibakar yang bisa merusak lapisan ozon bumi. Melalui usaha ini Adi berharap perusahaannya dapat menjadi penyedia kebutuhan produk dan proyek kayu yang berkualitas tinggi dan tentunya bermanfaat bagi lingkungan.
“Jika kita dapat membangun branding bahwa produk kita memiliki kualitas yang terjamin, maka dengan sendirinya konsumen mendatangi kita tanpa perlu berkompetisi dari segi harga”, ujarnya.
Adi mengatakan dirinya juga memberikan layanan konsultasi kepada para klien mengenai jenis kayu terbaik yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Beberapa jenis kayu yang kerap digunakan adalah Jati, Bangkirai / Balau, Merbau, Kuku dan Kayu ulin. Adi juga memiliki tim profesional yang memiliki keahlian di bidang gambar desain dan struktur kayu, serta tukang kayu berpengalaman yang ditunjang dengan mesin perkayuan yang lengkap. Produk yang dikerjakan seperti furnitur, pintu, lantai kayu, rumah kayu, tangga, panel dinding dan produk custom dari kayu lainnya.
Kegiatan usaha CV Maitaru Dadi Jaya meliputi pengadaan kayu yang bertanggung jawab, hingga metode produksi inovatif dibarengi dengan keahlian dalam hal mendesain produk. Komitmen pengelola CV Maitaru Dadi Jaya adalah hanya menangani kayu legal dari sumber yang memiliki reputasi baik. Adi menegaskan bahwa unsur legalitas adalah poin penting dalam membangun reputasi baik perusahaan sekaligus mendukung ekosistem usaha industri perhutanan di negara ini. Produk-produk persembahan CV Maitaru Dadi Jaya tidak hanya dilirik pasar lokal maupun domestik, melainkan juga diminati oleh klien mereka di mancanegara. Beberapa negara yang menjadi tujuan ekspor CV Maitaru Dadi Jaya adalah Singapura, Korea, Perancis dan Selandia Baru. Adi mengatakan bahwa strategi pemasaran digital yang diterapkannya dapat menyasar pangsa pasar yang lebih luas dari metode penjualan konvensional. Calon konsumen hanya perlu menghubunginya untuk melakukan pesanan dan tinggal menunggu pesanan untuk siap diantarkan ke tujuan.
Terus Belajar
Adi Miartha sebelumnya tidak menyangka akan menjadi seorang spesialis di bidang perkayuan. Alumni SMA Negeri 1 Denpasar ini memilih melanjutkan kuliah ke Fakultas Ekonomi, Universitas Udayana. Setelah berhasil meraih gelar sarjana, ia mencoba melamar ke beberapa perusahaan perbankan. Hanya saja ia selalu menerima penolakan. Setelah mengalami beberapa kegagalan ia menemukan informasi lowongan di perusahaan furnitur kayu asal Spanyol yang tengah berekspansi usaha ke Bali. Ternyata ia diterima bekerja setelah melalui sederetan proses rekrutmen.
“Pekerjaan pertama yang saya terima betul-betul di luar ekspetasi saya. Saat itu saya membayangkan akan bekerja dengan pakaian rapi dan formal serta gaji yang tinggi. Nyatanya tak seperti itu”, kenang Adi Miartha.
Meski tidak sesuai harapan, Adi tetap melaksanakan tanggung jawabnya secara penuh. Ia melakukan berbagai macam pekerjaan mulai dari mengangkut barang dari supplier ke perusahaan pengiriman, hingga melakukan komunikasi dengan para atasan. Banyak hal yang ia pelajari khususnya seputar perkayuan. Bahkan Adi terbang ke Malaysia untuk belajar soal kayu dan berhasil mendapatkan Sertifikasi International Timber Grading.
“Jika ingin berhasil di suatu bidang, maka kita harus totalitas dalam menguasai bidang tersebut. Kuncinya adalah mau terus belajar untuk terus menambah skill dan wawasan”, pesannya.