Bangkit Dari Keterpurukan Kini Kuasai Bisnis Hospitality Sampai Jasa Pengamanan
Setiap insan manusia pasti pernah mencicipi pahit getirnya sebuah kegagalan. Hanya saja yang membedakan manusia satu dengan lainnya adalah seberapa cepat ia sadar dan bangkit dari keterpurukan. Bagi orang bermental baja, kegagalan merupakan sebuah proses alamiah dalam hidup untuk menempa pribadi ke arah yang lebih baik. Hal itulah kacamata persepsi dari seorang Gede Risky Pramana. Pengusaha yang sudah mengakrabi dunia entrepreneur ini sempat mencoba bangkit dari kehancuran bisnis hingga akhirnya ia mampu mengubah keadaan.
Gede Risky Pramana dikenal sebagai wirausahawan yang sukses di berbagai industri usaha. Pertama di industri hospitality (keramahtamahan), berupa akomodasi mewah bernama Beji Ubud Resort. Berkat tangan dinginnya dalam mengelola usaha, ia mampu membawa akomodasi ini sukses meraih The Best Resort Exceptional of Hospitality of The Year. Prestasi ini berlanjut hingga Risky mendapat kepercayaan dalam Komite Perhotelan Kadin Bali. Penginapan lainnya yang dimiliki pria kelahiran Bali, 13 November 1986 ini yaitu Beji Bay Resort yang terletak di Karangasem.
Kedua bisnis penyedia pelayanan keamanan yang ia rintis sejak 2010, kini usaha ini sudah berkembang di berbagai pulau di Indonesia. Ketiga, ia juga merambah pada sektor pertanian yaitu dengan mengelola perkebunan jeruk di wilayah Plaga, Badung. Hasil perkebunan tidak hanya dijual dalam bentuk mentah, juga diolah secara swadaya menjadi produk minuman. Di samping itu ia juga merintis agroturisme sehingga para wisatawan yang datang ke perkebunannya dapat melihat langsung proses menanam, memanen, hingga mengolah hasil panen. Ia juga menyediakan penginapan di lokasi tersebut sehingga wisatawan dapat menginap dan menikmati pengalaman bermalam dengan suasana perkebunan yang sejuk.
Bangkit
Apa yang diraih Gede Risky tidak serta merta muncul begitu saja. Ia sudah merintis karir bisnisnya sejak usia muda. Ia memiliki pandangan bahwa dunia usaha merupakan passionnya sejak dulu sehingga tidak terlintas dalam benaknya bekerja untuk orang lain. Usaha perdana yang dibuatnya adalah event organizer. Karena pengelolaan yang kurang serius, akhirnya bisnis ini mandeg.
Setelah itu Gede Risky mencoba merambah ke bisnis mebel yang dirintis ayahnya. Dalam perjalanannya, bisnis ini mengalami kemunduran. Sampai akhirnya ia berada pada titik nadir hingga usaha tersebut benar-benar telah gagal. Hal itu sempat membuat ayah Gede Risky kecewa hingga tidak menggubrisnya selama beberapa waktu.
Gede Risky yang berada di situasi terbawah dalam hidup, memulai semuanya dari nol di Kota Surabaya yang dikenal dengan persaingan hidup yang ketat. Ia mencoba bekerja pada seorang pengusaha tembakau ternama di Kota Surabaya di bidang keamanan. Di sinilah ia banyak belajar mengenai dunia pengamanan. Hingga akhirnya alumni Universitas Erlangga ini memutuskan untuk merintis penyedia pelayanan keamanan.
Dimulai dengan hanya 3 staf dan 3 security dari dengan modal yang terbatas pasca kegagalannya di usaha kayu membuat Risky harus memutar otak untuk mendanai usaha jasa keamanan ini. Berkat ketekunannya ia pun mampu mendapat kepercayaan sebagai provider jasa pengamanan dengan jumlah personil sebanyak 1200 orang. Perusahaan yang bernama PT. Garda Wirya Karya ini menyediakan SDM profesional dan berizin resmi dari Mabes Polri.
Pada tahun 2013 Risky mendapat amanah untuk mengelola perhotelan milik keluarga ini. Sekali lagi ia membuktikan, lewat ketekunannya mampu membuat usaha ini memenuhi okupansi yang tidak pernah diraih sebelumnya. Di tangannya usaha perhotelan ini pun mampu mengakuisisi hotel lain. Pada tahun 2014 ia mengakuisisi sebuah hotel di area Padang, Karangasem dan dijadikan second brand di bidang perhotelan yaitu Beji Bay Resort.
Satu persatu usaha yang dijalankan Gede Risky mulai berkembang. Perjuangannya kini telah membuahkan hasil. Suami dari Lia Popi Silviana ini mengakui bahwa keberadaan keluarga kecilnya merupakan motivasinya yang kuat. Ia melupakan segala kepahitan pasca kegagalan dengan segera bangkit demi bisa menafkahi istri dan putri pertamanya pada saat itu. Hal ini membuktikan bahwa motivasi bisa datang dari mana saja, termasuk dari lingkungan terdekat sekalipun.
Melebarkan Sayap Usaha
Selain beberapa usaha yang telah disebutkan di atas, Gede Risky juga mengembangkan bisnis di bidang food and beverage, yaitu restoran di Seminyak bernama Lodji Resto and Lounge.
Semangat melebarkan sayap usaha ini membuat Gede Risky semakin berambisi. Ia juga mencoba peruntungan menjadi pengusaha minyak dan start up di Jakarta. Karena kompetisi bisnis yang tidak sehat, akhirnya bisnis minyak itu mengalami kegagalan. Begitu pula dengan bisnis start up yang memang dirintis berbarengan dengan usaha minyak pada tahun 2015.
Pada kegagalan yang kedua kalinya ini, Gede Risky kembali memetik pelajaran yang sangat berharga. Bahwa ambisi itu diperlukan dalam berusaha, hanya saja harus dibarengi perencanaan yang matang dan penentuan keputusan yang tidak sembarangan. Menurutnya, modal developing bisnis baru semestinya tidak melebihi dari 30% aset yang dimiliki. Dengan demikian, dalam situasi terburuk, bisnis baru tersebut tidak mengusik aset lainnya secara keseluruhan.
Pengalaman demi pengalaman yang dilalui Gede Risky patutlah menjadi inspirasi bagi siapa pun. Terutama mereka yang baru merintis usaha maupun yang sudah melakoni karir sebagai entrepreneur. Ada hal lain yang menurut Gede Risky sangat penting dalam menjalankan bisnis yaitu konsisten. Dalam setiap keputusan strategis dibutuhkan konsistensi dalam pelaksanaan, monitoring serta evaluasi dan pelaporannya. Hal ini pula yang ia jadikan dasar untuk mendiferensiasikan produknya dengan produk pesaing.