Apotek Bersahabat yang Berlokasi Strategis di Kota Denpasar

Setelah tamat dari SLUA Saraswati, langkah selanjutnya yang ingin diambil Dewa Darma ialah berkarier di bank, padahal awalnya ia telah memilih jurusan IPA dalam kurikulum sekolah. Berbeloklah ia kemudian dengan memilih Fakultas Ekonomi Akuntansi di Universitas Warmadewa. Ternyata setelah lulus pada tahun 1998, bertepatan dengan adanya krisis moneter, kondisi tersebut kemudian membuat ia beralih dengan bekerja di pariwisata.

Setelah lulus, Dewa Darma mengikuti beberapa training, mulai dari daily worker, housekeeping, hingga accounting di sebuah hotel. Sertifikatsertifikat yang ia peroleh dari pekerjaan tersebut, kemudian ia gunakan untuk mengikuti training kerja ke Jakarta selama dua bulan, di perusahaan penyedia kerja di kapal pesiar.

Dua kali melakukan keberangkatan ke kapal pesiar, Dewa Darma memutuskan tidak melanjutkan keberangkatan yang ketiga kali, karena posisi pekerjaannya tidak kunjung naik ke posisi dengan penghasilan yang lebih tinggi. Ia sempat akan berangkat ke kapal pesiar lagi namun berbeda agensi, namun tak kunjung mendapat kabar, terlebih saat itu terjadi peristiwa bom Hotel Marriott, hingga bosan menjadi teman dalam penantian tersebut.

Dalam kondisi tersebut, Dewa Darma kemudian mendapat tawaran untuk mengelola apotek yang tengah dijual oleh pemilikya, di mana didirikan di atas tanah milik orangtua istri. Ia yang mengetahui bahwa usaha tersebut sebelumnya merupakan jerih payah orang lain, tak merasa tertantang untuk mengambil alih.

Membangkitkan Kembali Apotek yang Bangkrut

Mengangkat kembali bisnisnya yang telah kehilangan kepercayaan supplier dan customer, menjadi tantangan Dewa Darma selanjutnya. Mau tidak mau, ia harus mengisi kembali apotek dengan membeli produk secara cash kepada supplier dan meyakinkan customer kembali melalui pendekatan dari hati ke hati, bersama dua orang karyawan saat itu dan kadang diperbantu oleh istri.

Karena tidak memiliki ilmu dalam mengelola usaha, ia pun banyak belajar dari customer dan sales. Kegiatan ini pun mampu saling memberikan keuntungan pada pihak masing-masing, produk dari sales laku, Dewa Darma pun dapat memenuhi data produk apa yang paling dicari oleh customer. Secara perlahan Dewa Darma mulai mengisi kekosongan produk pada apotek yang berlabel “Apotek Sahabat” tersebut. Bersyukurnya para sales memberi keringanan dengan pembayaran secara kredit pada apotek yang beralamat di Jl. Hayam Wuruk No.56, Sumerta Kauh, Denpasar Timur.

Tak berhenti sampai di sana, Apotek Sahabat mulai mendapat kepercayaan sebagai penyuplai obat herbal dalam produk makanan, seperti susu kedelai dan jamu. Produk-produk tersebut eksklusif persembahan dari Apotek Sahabat yang ia promosikan melalui surat kabar saat itu. Demi semakin menarik pelanggan, Dewa Darma tetap membuka pelayanannya saat hari raya, meski sempat kewalahan bersama istri, namun omzet yang didapat bisa 2x lipat dari hari biasa.

Ke depannya sebagai pengusaha apotek, Dewa Darma berharap dari Dinas Kesehatan dan BPOM, agar melindungi sesama supplier dengan menetapkan kebijakan harga, karena sudah tidak sedikit yang fenomena para supplier saling menjatuhkan supplier lain karena persaingan harga. Beruntungnya, lokasi Apotek Sahabat yang dekat Apotek Kimia Farma bisa jadi salah satu kondisi yang membawa impact positif, karena Apotek Sahabat tidak perlu menurunkan jauh harga standar dari harga yang dipasang Kimia Farma, sebagai barometer pemilik usaha apotek lainnya. Terakhir Dewa Darma menambahkan, agar Apotek Sahabat yang berdelapan orang karyawan ini dapat lebih menjangkau masyarakat lebih luas, ia tengah memasang target akan membuka Apotek Sahabat di beberapa lokasi yang lebih strategis. Upaya itu telah ia serahkan dan ia percayakan kepada tim Apotek Sahabat yang telah berpengalaman di bidangnya dengan memilih target lokasi seperti dekat jalan pertigaan, pasar dan jaringan toko.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!