Akhir Pencarian Indra dalam Ikigai untuk Hidup yang Lebih Bermakna dan Memuaskan
Pada Maret 2020, Putu Indra Setiawan atau yang lebih dikenal dengan sapaan Ale, memutuskan untuk memulai usaha Ikigai Custom Furniture, meskipun dunia tengah terlibat dalam periode ketatnya regulasi akibat pandemi Covid-19, ditambah kurang dukungan dari orang-orang sekitar untuk berwirausaha. Sebelumnya ia telah terlibat dalam bidang ini, namun hanya sebatas desain dan pemasaran. Saat terjadi situasi tak terduga seperti pandemi, baginya saat yang tepat untuk sepenuhnya fokus pada industri furnitur. Pada saat yang sama, ia juga telah mengundurkan diri dari pekerjaan lamanya di kantor konsultan arsitektur yang telah ia geluti selama tiga tahun. Ia merasa tujuan hidupnya tidak bisa terpenuhi tanpa meninggalkan dunia kantor.
Setelah lulus dari SMAN 1 Tabanan, Indra berencana akan melanjutkan pendidikannya dengan mengambil program Diploma Desain Komunikasi Visual (DKV). Keputusan ini diambil demi mengurangi beban orang tua, karena adiknya yang juga akan melanjutkan ke SMA. Syukurnya adiknya mendapat beasiswa, sehingga ia bisa mendaftar ulang untuk menempuh pendidikan S1 Teknik Arsitektur di Universitas Udayana. Lepas S1, Indra segera mendapatkan pekerjaan di sebuah kantor konsultan di Nusa Dua sebagai Junior Architect. Pada awalnya, ia berpikir bahwa setelah lulus dan mulai bekerja, tekanan hidupnya akan berkurang. Namun, ia menyadari bahwa perjalanan hidupnya baru saja dimulai.
Pernah sekali, setelah pengalaman kerjanya di kantor konsultan yang pertama, ia memimpin kelompok untuk menjalakan event organizer. Namun, usaha event organizer yang ia coba jalankan hanya berjalan selama dua event saja sebelum berhenti. Setelah itu, Indra dan tiga rekannya memutuskan untuk bekerja sebagai freelancer di bidang arsitektur. Meskipun usaha ini berkembang dengan cukup wajar di tahun awal, atas alasan yang cukup mendesak Indra dengan berat hati memutuskan untuk mundur dan kembali bekerja sebagai karyawan di sebuah konsultan arsitekur dan interior di canggu.
Singkat cerita, seorang temannya (alm. Kadek Adi Sima Krisna) di Tabanan, memberi Indra kepercayaan untuk membuat sebuah lemari. Lemari tersebut menjadi produksi pertamanya dalam dunia furnitur. Sebuah pesanan yang menjadi kunci pembuka gerbang masuk impiannya. Sembari tak kuasa menahan haru, ia mengakui bahwa temannya tersebutlah yang membukakan jalan untuk terjun ke dunia wirausaha. Meski awalnya mengalami pasang-surut, pada tahun terakhir, ia mulai mendapatkan proyek yang lebih rutin. Pada saat itu, Indra masih mengerjakan semuanya sendirian menjadi tukang furnitur dari garasi rumahnya. Namun, sekitar Maret 2023, Ia mulai menambah satu persatu anggota tim agar bisa mengerjakan proyek Ikigai Custom Furniture yang telah memiliki antrian yang cukup panjang dan menjanjikan.
Kini, Indra yang awalnya kurang mendapat dukungan orang tua dalam berwirausaha karena dianggap penuh risiko, telah mulai meraih pengakuan atas jalur karier yang telah dipilihnya. Melihat kerja kerasnya yang tanpa henti, strategi yang cermat, serta tekad yang kuat untuk mengembangkan bisnisnya, akhirnya seluruh keluarga turut mendukung jalan yang ia pilih dengan sungguh-sungguh. Inilah alasan, mengapa ia menyandang nama “Ikigai” yang merupakan konsep dari Jepang yang merangkum makna dan tujuan hidup seseorang. Konsep ini menciptakan gambaran tentang apa yang membuat hidup seseorang bermakna, menggabungkan elemen-elemen seperti passion, misi, profesi dan hobi. Dengan masuk ke dalam konsep Ikigai tersebut, Indra berusaha mencari titik temu antara hal-hal yang dicintainya, yang dikuasainya, yang dibutuhkan oleh dunia, dan yang juga dapat memberikan penghasilan. Inilah akhir pencariannya untuk menggabungkan semua elemen tersebut sehingga hidup menjadi lebih bermakna dan memuaskan.