Afirmasi Melepaskan Pendidikan Spesialis Demi Menjadi Ibu Rumah Tangga yang Mandiri
‘Kebetulan-kebetulan’ di dunia ini, tak bisa dianggap sebagai kebetulan semata. Ada pengaruh atau alasan yang melatarbelakangi terjadinya suatu peristiwa. Ratih Astarida salah satunya, ia yang umumnya berprofesi sebagai dokter seperti ayahnya, kemudian memilih untuk berwirausaha. Hal ini tanpa sengaja setelah ‘mencontek’ karya ayahnya yang juga seorang pengusaha pendiri klinik kesehatan. Namun ada perbedaan yang mendasar, ia akhirnya lebih condong sebagai wirausaha, yakni melakoni pekerjaan paling mulia, sebagai ibu rumah tangga.
Ratih Astarida lahir sebagai wanita asli Bali dari ayah seorang dokter dan ibu bergerak di bidang kecantikan. Dalam perjalanan meniti karier, ayahnya menjadi wiraswasta dengan mendirikan klinik, sedangkan ibu memilih untuk fokus membantu ayah membangun karier bersama. Melihat kesuksesan ayahnya, anak pertama dari empat bersaudara ini, kemudian melanjutkan kuliah di fakultas kedokteran di daerah Jember.
Setelah lulus, Ratih sempat ikut mengelola klinik milik ayahnya untuk mengetahui secara langsung bagaimana jalan proses melayani pasien. Sebagai anak pemilik klinik, tak ada perlakukan berbeda yang ia dapatkan, justru ia lebih menghormati seluruh staf klinik, karena mereka lebih senior dalam ilmu maupun pengalaman di dunia kerja medis. Setelah setahun di klinik, Ratih Astarida kemudian magang di RS Wangaya.
Saat akan melanjutkan kuliah kembali, ia dan suami memutuskan untuk menikah, sehingga ia menunda pendidikan. Ditambah faktor kehamilan, membawanya kembali harus mundur dari kuliah. Di kelahiran anak pertama, saat memenuhi kebutuhan bayi di sebuah baby shop, Ratih Astarida mulai tertarik untuk memiliki sebuah toko perlengkapan bayi. Saat anak pertama berusia 2 tahun dan anak kedua lahir, keinginan tersebut menguat. Di tengah kebimbangan melanjutkan pendidikan dan membuka usaha, tanpa sengaja ia menemukan lokasi yang cocok untuk membuka usaha yang ingin ia dirikan. Kebetulan saat itu, ia dan suami masih memiliki tabungan, ia ambil saja kesempatan tersebut. Dirintislah toko perlengkapan bayi “Myka Baby & Kids”.
Berlokasi di Jl. Gunung Sanghyang No.197, Kerobokan Kaja, Kuta, Badung, Myka Baby & Kids menawarkan kebutuhan dan perlengkapan bayi seperti pakaian, peralatan makan dan minum, popok, pompa asi, teether, stroller serta vitamin dan perlengkapan untuk menjaga kebersihan dan kehigienisan buah hati di masa pandemi. Sebagai pengalaman perdananya dalam mendirikan usaha, Ratih Astarida merasa harus banyak belajar, salah satunya dalam menjaga kualitas produk yang dijual agar tetap dengan harga yang terjangkau bagi ibu-ibu muda masa kini. Ia secara mandiri mencari dan menentukan barang-barang yang akan ia pajang. Begitu pula hiasan dan dekorasi toko, ia padu padankan sesuai dengan pengetahuannya, tak kalah dengan baby shop yang ada di kota dan nyaman untuk lokasi perbelanjaan kebutuhan anak oleh orang tua.
Tantangan yang lebih serius adalah melengkapi dan menambah produk-produk di toko agar tetap bisa bersaing dengan baby shop lain di kota Denpasar dari segi kelengkapan dan harga yang terjangkau. Mengingat lokasi yang dipilih Ratih Astarida, memang sengaja mencari yang tidak di pusat kota Denpasar, karena toko serupa sudah begitu mudah dijumpai. Demi menghadap persaingan, Myka Baby & Kids tak hanya lewat jalur offline, ‘berkabar’ di media sosial pun gencar dilakukan, karena budaya masyarakat yang mulai tergeser dan tidak sedikit yang lebih menyukai belanja secara online. Ratih Astarida pun bekerja sama dengan beberapa marketplace yang sangat membantu dalam kondisi pandemi.
Jauh dari lubuk terdalam Ratih Astarida, ia mengungkapkan lebih terpanggil hatinya untuk menjadi ibu rumah tangga yang fokus mengurus suami dan anak-anak. Bisa jadi setelah melalui proses kegalauan soal pendidikan hingga akhirnya mendirikan usaha, adalah afirmasi positif yang tanpa sengaja mengalir dan terwujud begitu saja atas restu Sang Pencipta. Setidaknya ia bisa mengatur waktu lebih fleksibel dan bersyukur tentunya, karena apapun keputusan yang ia ambil, ia diberikan kebebasan dalam memilih dan dukungan dari keluarga pun tak pernah lepas untuk menjadi ibu rumah tangga yang mandiri.