Politisi Yang Sederhana Dan Berjiwa Sosial – I Kadek Era Sukadana

Sebelum memasuki dunia politik, Era Sukadana sibuk berbisnis, bahkan ia menolak untuk terjun ke dunia politik walaupun mendapat tawaran beberapa kali untuk bergabung. Tapi siapa yang bisa menebak garis tangan seseorang, sejak 2015 ia didaulat menjadi ketua fraksi Golkar hingga sekarang.

Profil Bapak I Kadek Era Sukadana

Era Sukadana merupakan sosok yang penuh semangat, sederhana dan berjiwa sosial. Sebelum menggeluti dunia politik, ia aktif berbisnis dan olahraga, salah satunya sepak takraw yang membawa namanya dan sang kakak hingga ke tingkat nasional. Tamat dari SGUN Denpasar tahun 1988, ia belum berkeinginan untuk melanjutkan kuliah, karena melihat peluang yang besar di bidang pariwisata, apalagi ia tidak perlu berguru terlalu jauh, karena ada sang paman yang juga bekerja di bidang yang sama.

Kesedihan tak bisa dihindari, Oktober 1995 Era kehilangan Ayah tercinta. Latar sang ayah yang seorang pemangku, maka wajib untuk dilakukan upacara ngaben. Sebagai bentuk bakti terakhirnya pada orangtua, ia mencurahkan seluruh tenaga dan materi untuk memenuhi semua banten upacara yang dibutuhkan, terlepas bantuan dari para warga sekitar.

Tidak ingin terlalu lama tenggelam dalam kesedihan, Suami dari Ni Ketut Suari ini, melakukan segala macam pekerjaan, dari membeli kendaraan secara kredit hingga ia memiliki 6 mobil dan beberapa motor untuk disewakan. Tanpa meninggalkan darah seni dalam dirinya, pria kelahiran Ubud 5 September 1968 ini, juga membuat lukisan barong yang dijual di art shopnya hingga ia memiliki penginapan yang berjumlah 4 kamar. Tidak hanya itu, ia juga bekerja sebagai guide yang mengantar turis dari pagi-pagi buta hingga malam hari.

Memasuki bangku perkuliahan di fakultas hukum, Universitas Ngurah Rai, Era yang memiliki sifat yang terbuka dan pergaulan yang luas, mendorongnya aktif sebagai ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). Sebelumnya, sejak menginjak bangku sekolah, ia selalu ditunjuk menjadi ketua kelas, itulah yang menjadi salah satu faktor mengapa, ayah dari dua orang anak ini sudah beberapa kali ditawarkan untuk bergabung dengan dunia politik, tapi ia menolaknya karena ketidakpahamannya dengan bidang tersebut.

Kiprah di Dunia Politik

Hingga saatnya ia mendapat tawaran untuk menjadi pengurus partai golkar, karena basicnya tamatan seorang pendidik, dan zaman itu seorang pendidik otomatis adalah seorang pegawai negeri sipil yang masuk ke Partai Golkar. Setelah masuk Golkar, ia dipilih Cok Ibah untuk menjadi pemimpin desa Ubud, sekaligus maju dalam pemilihan calon legislatif tahun 2009, tapi kalah dalam 1400 suara.

Setelah mengalami proses yang panjang, tanggal 3 Juli 2015 ia didaulat menjadi ketua fraksi golkar hingga sekarang. Kemenangannya tidak menjadikannya alasan untuk membuat perayaan yang berlebihan. Ia hanya menjamu teman dan kerabat yang datang sebagai rasa hormat, atas ucapan yang mereka sampaikan.

Walau sudah menjadi bagian dari dunia politik, ia masih menyatakan bahwa ia bukan orang politik, ia hanya seorang pekerja yang benar-benar ingin mengabdikan diri kepada masyarakat. Saat pemilihan pun, ia bersikap bersahaja dan tidak terlalu terobsesi, bila ia menang ia sangat bersyukur, kalah pun bukan masalah berarti baginya. Ia juga sangat berhati-hati di langkah yang ia ambil, karena sedikit saja melakukan kesalahan akan menjadi bumerang untuknya. Yang benar kadang dianggap salah, begitu pun sebaliknya, yang salah malah dianggap benar. Era pun megungkapkan, menjadi politisi bukan perkara mudah, bukan karena harus mengayomi masyarakat, karena itu sudah menjadi karakternya, tapi menguatkan pendiriannya dan mampu bersikap tegas ditengah persaingan politik.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!