Dari Pekerja hingga Memiliki Mental sebagai Pengusaha

Siapa yang menyangka dari nama bisnis kuliner ini, ternyata pemiliknya adalah orang Bali asli, yakni asal Tabanan. Perjuangannya dalam membangun usaha, berangkat dari situasi yang begitu sederhana, hingga dunia pariwisata berhasil membawanya kepada jalan kesuksesan.

Lahir di Tabanan, orangtua Wayan Suardiasa bekerja sebagai petani penggarap sawah sudah dipastikan bukan milik keluarga. Namun ia beruntung dapat tetap menempuh pendidikan bersama saudaranya yang lain, di Kerambitan. Meski sepulang sekolah, ia harus ikut membantu bekerja di sawah.

Almarhum ayah yang gigih dalam memperjuangan kebutuhan keluarga, membuat Wayan Suardiasa tak mampu menutup harunya mengingat masa itu. Namun kasih sayang tulus yang ia dapatkan dari orangtua, seolah mampu memberikan kebahagiaan meski berasal dari keluarga tidak mampu.

Meninggalkan tanah kelahiran, Wayan Suardiasa melanjutkan pendidikan SMA di Denpasar. Sambil bersekolah, ia mendapat ajakan dari saudaranya untuk bekerja di wisata bahari Sari Merta Segara, di Tanjung Benoa pada tahun 1998. Dari pengalaman tersebut, ia mendapat kesempatan untuk belajar bahasa asing.

Perjalanan luar biasa dimulai Wayan Suardiasa, tak hanya di pantai, ia juga bekerja di sebuah restoran di Nusa Dua. Namun sejak peristiwa Bom Bali I, fasilitas pariwisata pun menjadi sepi, hal ini pun mendorong dirinya untuk terus bersemangat menyambung hidup. Berangkatlah ia ke Kalimantan, dengan modal penghasilan yang ia dapatkan. Hanya selama sebulan, Wayan Sudarsa mencari pengalaman di pulau tersebut, ia kemudian terpaksa pulang ke Bali karena kondisi ayah yang terserang stroke.

Di Bali, Wayan Suardiasa kembali bekerja, di sebuah café milik temannya di Kedonganan. Sejalan dengan pekerjaan di café pada malam hari, ia juga bekerja di pantai pada pagi harinya. Ia terus menekuni apa yang menjadi pekerjaannya, selagi pekerjaan itu mampu memberikan penghasilan. Tapi ia juga tidak mungkin mempertahankan pekerjaan yang tidak memberikan perubahan yang signifikan kepadanya, terlebih bila sudah saatnya ia berkeluarga nanti.

Kegelisahan dalam memenuhi kebutuhan keluarga pun sempat membuatnya ingin melanjutkan kuliah D1 untuk bekerja Kapal Pesiar. Namun tidak mendapat restu dari istri, dengan alasan lebih baik temukan hidup nyaman di Bali dengan keluarga.

Seiring dengan pembatalannya melanjutkan kuliah, Wayan Suardiasa mendapat tawaran untuk membuka usaha watersport. Perjuangan dalam membangun bisnis ini tidak main-main, mulai dari sangat sederahana, hanya memiliki tiga set alat diving dan tiga tangka. Ia pun harus mengorbankan waktunya bersama keluarga, dikarenakan hampir setiap hari, ia harus pulang larut malam, mencari tamu sendiri, menghandle tamu sendiri, berlangsung kurang lebih 5 tahun.

Selain usaha watersport, Wayan Suardiasa juga membangun bisnis kuliner dengan nama yang unik, Alkaimah Arabian Restaurant. Mungkin tidak sedikt yang mengira bahwa pemilik usaha ini adalah warga negara keturunan Arab atau India. Namun ternyata salah besar, berangkat dari perkenalannya pada dunia pariwisata sejak berkecimpung pada usaha watersport, dan banyak mengenal wisatawan mancanegara, salah satunya asal Arab, hal ini mendorongnya untuk membuka usaha kuliner yang masih sangat jarang di Bali.

Alkaimah Arabian Restaurant berlokasi di Jalan By Pass Ngurah No. 99, Pemogan, buka pk. 11:00 – 24:00. Menawarkan menu-menu Arab tentunya, seperti Matbi, Mixed Grills, Lamb Chop, Chicken Broasted, Charcoal Chicken, Muhalabiya, Cream Caramel dan Fruit Platter. Tak hanya makanan dengan sajian menarik dan lezat, Wayan Suardiasa memperhatikan setiap detil usaha kulinernya, mulai dari pelayanan staf, suasana yang nyaman dengan dekorasi khas negeri gurun pasir, sehingga tidak hanya didatangi oleh wisatawan lokal, tapi juga kedatangan wisatawan asal Arab yang diharapkan meningkat setiap tahunnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!