Berinovasi, Langkah Strategi Pengusaha Oleh-Oleh Khas Bali – I Komang Manik Sumardika

Mendirikan suatu usaha hingga mampu berjaya, memang perkara yang tidak mudah. Namun mempertahankannya jauh lebih sulit. Diperlukan konsistensi dan presistensi agar usaha yang dijalankan tetap eksis. Selain dua hal itu, bagi enterpreneur muda asal Gianyar, I Komang Manik Sumardika, S.E, poin lainnya yang harus diupayakan jika ingin mengembangkan level sebuah usaha adalah inovasi.

Berinovasi merupakan suatu keniscayaan dalam menjalankan suatu usaha. Bila format suatu usaha bersifat stagnan atau itu-itu saja, maka tidak menutup kemungkinan akan menimbulkan kejenuhan di lingkup pasar. Sebab sudah menjadi suatu hal yang biasa apabila konsumen beralih ke produk atau jasa yang menawarkan hal-hal baru yang belum ada sebelumnya.

Inovasi pun diciptakan oleh I Komang Manik Sumardika, S.E tatkala mendapat kepercayaan melanjutkan estafet pengelolaan usaha milik keluarga. Mulai dari tata kelola keuangan hingga terobosan baru yaitu mengembangkan produk yang sebelumnya belum dipasarkan. Semua dilakukannya dengan tujuan memajukan usaha yang telah dipercayakan padanya.

Produk Baru

Bisnis dengan brand Cening Ayu tersebut sejatinya didirikan oleh orangtua Komang Manik, yaitu pasangan I Wayan Bendi dan Ni Nyoman Tilem. Usaha itu dimulai pada tahun 2008 dengan bentuk usaha berupa CV. Awalnya cening ayu merupakan salah satu tempat belanja oleh-oleh yang menawarkan berbagai produk retail yang selama ini menjadi ciri khas Bali mulai dari cemilan, baju barong, kain pantai, batik, handycraft, perak dan lain sebagainya. Pusat oleh-oleh ini berlokasi di Jl. Raya Celuk, Singapadu, Sukawati, Kabupaten Gianyar.

 

Pada tahun 2011, Komang Manik mulai terlibat dalam pengelolaan usaha. Saat itulah ia dibantu Sang Istri tercinta, I Gusti Ayu Pradnyadari, SE, mengembangkan produk baru berupa Kaos Lukis Bali Cening Ayu. Kaos lukis ini dibuat lantaran melihat kejenuhan dari para wisatawan dengan oleh-oleh dari bali khususnya kaos. Selama ini sebagian besar orang membuat kaos dengan sistem sablon, inovasi pun dilakukannya dengan memadukan kaos dengan unsur seni lukis.

Setahun kemudian, Komang Manik kembali memunculkan produk inovatif sebagai produk unggulan yaitu Pie Susu Cening Ayu. Produk panganan ini berbentuk lingkaran dengan pinggiran yang bermotif serta memiliki adonan fla susu di atasnya. Bahan dasarnya sangat sederhana, namun apabila tidak diolah dengan benar maka hasilnya tidak akan memuaskan. Karena itu, Komang Manik senantiasa menekankan proses produksi sesuai SOP. Produk ini diolah dengan cara yang higienis, tanpa menggunakan bahan pengawet dan pewarna , sehingga mutunya terjamin dan aman untuk dikonsumsi.

Panggilan Hati

Di usianya yang relatif muda, Komang Manik mampu membuktikan kemampuannya sebagai pebisnis yang berjaya di bidangnya. Pria kelahiran Gianyar 9 April 1987 ini secara langsung turut berpartisipasi dalam menggerakkan perokonomian khususnya di lingkungan sekitarnya. Salah satunya dengan memberikan kesempatan kerja bagi 30 orang karyawan yang berkarya di CV Cening Ayu Saat ini.

Selain sibuk dengan aktivitasnya sebagai seorang wirausahawan, Komang Manik juga aktif dalam kegiatan keorganisasian, yaitu HIPMI dan juga organisasi politik. Menurut pria lulusan Sarjana Ekonomi Unud ini, organisasi adalah lembaga pendidikan lanjutan setelah pendidikan di kampus yang telah didapatkannya.

 

Selain itu, Komang Manik juga aktif dalam kegiatan bermasyarakat. Dari sana ia melihat banyaknya permasalahan di tingkat desa, khususnya permasalahan ekonomi. Isu yang menjadi fokusnya yaitu soal larangan iuran warga pendatang karena diduga merupakan upaya pungutan liar dari oknum desa. Padahal sejatinya iuran itu adalah bentuk gontong royong antar sesama warga untuk memajukan desa. Tak hanya itu, ia juga sering memberikan sharing materi kepada entrepreneur, mahasiswa-mahasiswa dan para pensiunan.

“Berpijak dari permasalahan tersebut, sebaiknya desa mulai memikirkan suatu upaya lain untuk menjadi sumber pendapatan desa. Salah satu gagasan dari saya yaitu mengembangkan potensi lokal untuk meningkatkan taraf perokonomian,” ujar Komang Manik.

Keterpanggilan hati untuk ikut memajukan daerah membuatnya akhirnya yakin masuk ke organisasi politik. Menurutnya, politik merupakan wahana yang tepat untuk masuk ke dalam sistem pemerintahan dan melakukan langkah yang signifikan. Keterpanggilan hati pula yang membuatnya akhirnya yakin untuk berjuang untuk menjembatani aspirasi masyarakat kepada para pengampu kebijakan.

Politisi yang baru berusia 31 tahun itu tidak ciut nyali bersaing dengan politisi senior dan kawakan bahkan anggota Dewan incumbent atau petahana sekalipun. Ia mantap melangkah maju ke Pileg 2019 nanti sebagai caleg DPRD II Gianyar daerah pemilihan (dapil) 3 Sukawati dengan nomor urut 2 dari partai hanura nomor 13.

“Kreatif Muda Santun. Saatnya yang muda bergerak mengabdi untuk rakyat, menyuarakan suara rakyat,” demikian tagline yang diusung politisi muda asal Partai Hanura tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!